Festival perahu naga di Tiongkok sudah berumur lebih dari 2000 tahun dan dilaksanakan setiap tanggal 5 bulan 5 kalender Lunar.  Lomba perahu naga pertama kali dilaksanakan di Yueyang Tiongkok pada 1995. Lomba perahu naga tidak hanya diselenggarakan di negara asalnya tetapi juga di negara baik  yang banyak dihuni penduduk keturunan Tionghoa maupun yang tidak seperti Eropa.Â
Beberapa organisasi perahu naga pada tingkat internasional adalah International Dragon Boat Federation (IDBF), ASEAN Dragon Boat Federation (ADBF) dan European Dragon Boat Federation (EDBF) (Sejarah Perahu Naga, Sejarah Perahu Naga). Pada beberapa negara seperti Singapura, lomba perahu naga sudah menjadi obyek wisata dunia dan menarik banyak wisatawan asing (Perahu Naga Di Singapura).Â
Tradisi perahu naga di Tiongkok dilakukan untuk mengenang Qu Yuan (340-278 SM). Qu Yan adalah seorang menteri yang jujur dan setia pada jaman Kerajaan Chu, yang dipecat karena intrik politik. Beliau  kemudian menjadi penyair yang terkenal di Tiongkok. Kerajaan Chu akhirnya kalah perang akibat perilaku pejabat lainnya. Sebagai bentuk protes, Qu Yan akhirnya bunuh diri dengan terjun ke sungai Miluo di Provinsi Hunan (Sejarah Perahu Naga, Sejarah Perahu Naga ).
Rakyat yang sangat mencintai mantan menteri tersebut mencari jasadnya dengan menggunakan perahu. Agar jasad Qu Yan tidak dimakan ikan, genderang pun dibunyikan dan nasi ketan berbentuk segitiga yang dibungkus daun pandan yang dikenal dengan  bak cang dilempar ke sungai. Dalam perkembangan selanjutnya, perahu naga digunakan untuk mengalahkan naga di sungai dan berkembang menjadi olahraga pada jaman dinasti Han ((Sejarah Perahu Naga, Sejarah Perahu Naga ).
Penduduk keturunan Tionghoa yang banyak di Kalimantan Barat, demikian juga sungai, tepat untuk mengembangkan lomba perahu naga di Pontianak. Sampai saat ini, lomba perahu naga dan bidar masih bersifat lokal. Peserta tidak hanya berasal dari Kota Pontianak tetapi juga daerah lainnya di Kalimantan Barat seperti Kabupaten Sambas, Landak dan Kubu Raya.Â
Walau sudah lima kali dilaksanakan sejak 2012, lomba dayung masih kurang juga gaungnya.  Pada peresmian lomba dayung 13 Mei 2017 Walikota Kota Pontianak, Sutarmidji menyatakan akan menjadikan lomba tersebut sebagai agenda wisata nasional. Jumlah peserta tahun ini cukup banyak yaitu 48 regu.  Terdapat 4 kategori lomba yaitu Sampan Bidar 8 pendayung (20 regu), Perahu Naga dengan 22 anggota (11 regu) dan 12 anggota (14 regu) yang masing-masing terdiri dari satu penabuh genderang dan satu penunjuk arah sedangkan lainnya adalah pendayung serta Perahu Naga dengan 22 anggota untuk Ekbisi yang diikuti 3 regu.  Jarak yang ditempuh oleh peserta lomba dari 500 sampai dengan 1.000 meter (Sumber: Panitia Pelaksana Dragon Boat and Bidar Race Untan).Â