Dalam rangka persiapan melaksanakan ibadah haji, sejak Januari, teman saya telah mengikuti 3 dari 4 tahapan kursus yang diselenggarakan oleh LTH. Kursus pertama merupakan kursus dasar haji yang diselenggarakan setiap Sabtu dan Minggu dari bulan Januari sampai Maret.
Kursus kedua berupa kursus intensif haji selama 2 hari. Selanjutnya kursus ketiga yang diperuntukkan khusus untuk warga emas (orang tua) yang buta huruf. Kursus ini seluruhnya berupa praktek. Kursus keempat merupakan kursus terakhir atau kursus perdana yang merupakan praktek ibadah haji.
Menjelang acara kenduri
Teman saya tinggal di suatu kampung di Sarawak yang terletak di pusat kota Samarahan, sekitar 25 kilometer dari Kuching, ibukota Sarawak. Di kota ini terletak Perguruan Tinggi Negeri terbesar di Sarawak (Universiti Malaysia Sarawak). Kampung ini diartikan sebagai "halaman" Kota Samarahan dengan taman publik yang cukup luas, rapi dan indah serta Jumlah penduduk kampung sekitar 1.100 jiwa (Kampung).
Pelayanan yang terkait dengan sajian untuk tamu harus dilakukan dengan cepat. Kecepatan diperlukan untuk menghindarkan antrian tamu yang menunggu giliran untuk duduk dan mendapat sajian makanan. Makanan diusahakan sudah siap saji di meja tamu sebelum tamu datang sehingga tidak perlu lagi mengantri untuk duduk dan makan. Begitu tamu beranjak dari meja makan, ada petugas yang mengemaskan bekas makanan serta merapikan meja. Selanjutnya ada petugas lain yang meletakkan sajian baru di atas meja. Begitu seterusnya selagi tamu terus berdatangan.
Untuk kecepatan pelayanan, makanan per sajian sudah ditata di meja persiapan sajian di samping rumah sehingga memudahkan bagi pengantar sajian untuk membawanya ke meja sajian untuk tamu. Peralatan makan dan minum beserta tempat air minum diletakkan di depan rumah demikian juga tempat mencuci peralatan makan dan minum.
Acara dimulai sekitar pukul 8.30 dengan mengarak 8 orang anak yang akan berkhatam dari rumah orangtua teman saya sampai ke rumahnya sebagai tempat acara, yang berjarak sekitar 4 rumah. Kelompok zikir yang beranggotakan sejumlah orang di kampung mulai berdatangan. Tak lama kemudian, acara khatam Al Quran dimulai yang diselingi oleh zikir setiap selesai pembacaan satu surah.
Khataman selesai, dilanjutkan dengan acara “tepung tawar”. Adik teman saya mengiringi istrinya yang menggendong si bayi dan mendekatkannya kepada setiap anggota kelompok zikir yang menyapukan “tepung tawar” pada kening si bayi sambil membaca doa.