Dari ketiga PPLB, PPLB Entikong adalah yang paling kumuh sedangkan PPLB Aruk adalah yang paling megah walau terlihat kurang terawat dan paling lengang. PPLB Aruk terkesan lengang karena bangunannya yang jauh lebih besar dan megah dari PPLB Badau dan PPLB Entikong, sementara jumlah pelintas batas di PPLB Aruk sangat terbatas. Sepeda motor yang cukup sering melintasi PPLB Badau dan lokasi PPLB yang relatif dekat dengan pusat kota Lubok Antu, menyebabkan PPLB Badau terlihat lebih hidup dibandingkan PPLB Aruk.
[caption caption="Pintu Gerbang PPLB Entikong yang sebagian retak dan tanggal, berhadapan dengan PPLB Tebedu Sarawak"]
[caption caption="Pedagang rupiah dan kartu perdana di PPLB Entikong"]
 [caption caption="Papan informasi yang kumuh di PPLB Entikong "]
[caption caption="Halaman PPLB Aruk, Kecamatan Sajingan, Kabupaten Sambas"]
[caption caption="Halaman PPLB Aruk yang berhadapan langsung dengan PPLB Biawak Sarawak"]
[caption caption="PPLB Aruk, Kecamatan Sajingan, Kabupaten Sambas yang megah, kurang terawat dan lengang"]
 [caption caption="PPLB Badau, Kecamatan Nanga Badau, Kabupaten Kapuas Hulu"]
[caption caption="Jalan masuk ke PPLB Badau dari arah Sarawak"]
[caption caption="Pemeriksaan dokumen di PPLB Badau bagi penduduk yang keluar dari PPLB Lubok Antu Sarawak"]
Pembangunan di daerah perbatasan: Â Indonesia versus Malaysia