Mohon tunggu...
Fariastuti Djafar
Fariastuti Djafar Mohon Tunggu... Dosen - Pembelajar

Pembelajar sepanjang hayat, Email:tutidjafar@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Sungai Merana di Kota Singkawang

31 Desember 2015   08:56 Diperbarui: 31 Desember 2015   18:57 825
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Taman Burung yang tanpa burung, di tepian sungai yang dangkal dan kotor"]

[/caption]

 [caption caption="Jalan setapak di taman dengan pepohonan yang rindang"]

[/caption]

[caption caption="Jalan setapak di antara pepohonan yang rindang dan sungai yang kotor. "]

[/caption]

[caption caption="Taman Burung yang ramai dikunjungi anak muda pada waktu malam, kurang rapi dan terkesan kumuh"]

[/caption]

Sungai Singkawang juga melalui pasar Beringin, pasar tertua dan terbesar di Singkawang. Sama seperti bagian sungai di pinggiran Taman Burung, bagian sungai ini dipenuhi tumbuhan dan sampah. 

 [caption caption="Sungai Singkawang di samping Pasar Beringin"]

[/caption]

 [caption caption="Bagian belakang Pasar Beringin menghadap ke jalan raya "]

[/caption]

Sungai Singkawang sudah sangat parah dan bahkan bisa menjadi sumber penyakit jika tidak diselamatkan. Air sungai pernah berwarna merah ketika musim kemarau yang sampai kini belum diketahui penyebabnya. Rekayasa sosial oleh pemerintah menjadi sangat penting karena mereka memiliki otoritas membuat peraturan dan menegakkannya serta mengalokasikan dan membelanjakan anggaran.

[caption caption="Sungai yang memerah dan jajaran gerai makanan (sebelum dipindah). Ramai pengunjung di malam hari dan mereka tidak peduli dengan kebersihan."]

[/caption]

[caption caption="Sungai di sekitar taman ketika musim kemarau"]

[/caption]

[caption caption="Sungai yang memerah dengan sampah karung yang dikerubungi lalat"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun