Mohon tunggu...
Fariastuti Djafar
Fariastuti Djafar Mohon Tunggu... Dosen - Pembelajar

Pembelajar sepanjang hayat, Email:tutidjafar@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ramah Anak di Mesjid Nabi

24 Juli 2015   19:16 Diperbarui: 24 Juli 2015   19:16 663
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Kecapean, berapa kali dibangunkan ibunya si adek duduk bentar dan tidur lagi, Masjid Nabawi"]

[/caption]

Di mana ada ruang bermain, anak-anak akan memanfaatkannya. Kepadatan di dalam masjid berfluktuasi. Kepadatan tertinggi terjadi pada malam-malam ganjil dalam 10 hari terakhir Ramadhan dan menjelang sholat berjamaah. Pada hari terakhir Ramadhan di lantai dua Masjidil Haram ruangan tidak begitu padat. Dari pagi sampai menjelang sholat Zuhur, tempat ini menjadi seperti area bermain anak-anak. Kursi roda yang biasa digunakan orang-orang tua yang diletakkan di pinggir menjadi sasaran mainan mereka. Mereka gantian naik ke kursi roda dan mendorongnya. 

 

[caption caption="Anak-anak ini riang bermain dorongan kursi roda di Masjidil Haram"]

[/caption]
  
[caption caption="Si adek asyik memainkan kursi roda yang sedang di parkir, Masjidil Haram"]

[/caption]

[caption caption="Dua anak sedang bergaya duduk di kursi membaca Al Quran (ikut gaya orang-orang tua) dengan posisi membelakangi kiblat"]

[/caption]

Satu Syawal tiba. Anak-anak terutama yang dari Mekah menggunakan pakaian baru yang berbeda dengan yang terlihat sehari-hari. Kelihatannya anak-anak ini sudah biasa dan mengetahui banyak orang akan bersedekah di mesjid. Mereka berkeliling mencari orang yang akan bersedekah.  

 

 [caption caption="Dua anak (laki berpakaian putih dan perempuan berpakaian hitam) berkeliling mencari orang yang akan bersedekah, Satu Syawal Masjidil Haram"]

[/caption]

Ramah anak dan ibu, itulah kesan yang didapatkan di Masjidil Haram dan Mesjid Nabawi. Hal ini juga merupakan cermin dari betapa sayangnya nabi Muhammad SAW kepada anak-anak seperti yang telah diriwayatkan oleh para sahabat. Semoga anak-anak yang sudah dibawa ke masjid sejak dini akan menjadi ahli masjid dan jika orangtua mau menyumpahi anak yang nakal, sumpahlah dengan cara yang baik.

Seperti yang terjadi pada Abdul Rahman Al-Sudais, iman Masjidil Haram yang bersuara merdu yang sangat nakal ketika masih anak-anak dan disumpahi ibunya agar menjadi imam di Masjidil Haram. Jadilah beliau imam yang suaranya sangat dirindukan oleh banyak umat Islam yang pernah berkunjung ke tanah suci Mekah karena suara syahdunya ketika membaca Al Quran mengingatkan akan suasana di tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun