Selanjutnya kami menuju ke Paguyangan untuk mengunjungi Waduk Penjalin yang cukup ramai dikunjungi warga sekitar bahkan di masa wabah ini. Menurut Wikipedia, Waduk Penjalin berada di Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, atau sekitar 12 Km dari Bumiayu. Penjalin dalam Bahasa Jawa berati rotan.Â
Waduk ini dibangun tahun 1930 oleh pemerintah kolonial Belanda bersamaan dengan Waduk Malahayu. Waduk Penjalin terletak perbatasan Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Brebes. Air waduk ini dipersiapkan untuk menyuplai irigasi Sungai Pemali bawah dan areal persawahan. Pemandangannya indah. Bila ada penataan, pengelolaan dan pendampingan berkesinambungan dari pemda bagi masyarakat sekitarnya, pasti waduk ini akan menjadi daya tarik wisata yang bermanfaat bagi pendapatan masyarakat dan pemda juga.Â
Dengan elevasi mencapai +328 m, stasiun paling selatan di Kabupaten Brebes ini merupakan stasiun kereta api tertinggi di Daerah Operasi V Purwokerto dengan topografi daerah yang terjal dan jalur berliku-liku yang mengakibatkan jalur ini dijuluki "jalur maut".Â
Sekitar 15 km dari stasiun ini terdapat jembatan rel Sakalimolas sepanjang 300 m, yang merupakan jembatan terpanjang di lintasan Prupuk-Kroya. Di barat stasiun ini terdapat Waduk Penjalin. Stasiun Patuguran hanya digunakan sebagai tempat penyusulan KA. Sejak Maret 2011 lalu dioperasikan rel ganda dari Stasiun Purwokerto dan berujung di Stasiun Kretek. Di sebelah selatan Stasiun Patuguran terdapat Stasiun Legok, namun stasiun ini sudah jadi stasiun mati karena sejak ada jalur ganda, stasiun ini sudah tidak digunakan untuk persilangan kereta api lagi.
Tidak terasa, hari sudah hampir gelap, kami kembali ke Kota Brebes untuk mencari penginapan dan bermalam di Hotel Salsa Dalila yang cukup baik.
Hari berikutnya, kami memulai hari dengan mengunjungi museum mini purbakala yang masih dimiliki dan dikelola secara perseorangan, yaitu Bapak Rizal, seorang pengusaha/penjual batik di Kota Brebes yang merelakan sebagian dari rumah nya untuk menyimpan dan memamerkan banyak benda-benda purbakala temua dari banyak pihak terutama masyarakat sekitar.Â
Berdasarkan penelitian, di Bumiayu ditemukan fosil manusia purba tertua di Indonesia yang berusia 1,8 juta tahun, dan museum ini sudah dibantu oleh cukup banyak organisasi serta orang-orang yang ahli di bidangnya, selengkapnya dapat dibaca di link: https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpsmpsangiran/museum-purbakala-buton-kini-dilengkapi-dengan-replika-manusia-purba-tertua/
Pak Rizal seorang yang ramah dan mau meluangkan waktu untuk mengantar kami ke Desa Galuh Timur, Kabupaten Brebes, di mana banyak ditemukan fosil dan benda purbakala lainnya oleh masyarakat, bahkan ada salah seorang Bapak yang sederhana juga merelakan sebagian dari rumah kecilnya untuk menyimpan banyak fosil binatang purbakala. Desa Galuh Timur juga menjadi tempat di mana sungai purba mengalir dan masih dapat dilihat hingga saat ini.Â