Di beberapa bagian kolam, terdapat lubang yang diyakini oleh penduduk setempat, terhubung ke laut dan dihuni oleh morea (belut raksasa) yang panjangnya sekitar 1 meter yang dapat dilihat bila dipanggil oleh pawang yang memberi makan telor ayam dengan biaya sekitar RP. 40.000,-
Selanjutnya melihat Pemandian air panas di Hatuasa Tulehu yang terletak di Desa Tulehu Kota Ambon yang berjarak sekitar 30 km di sebelah timur Ambon, di Kabupaten Maluku Tengah, sebelah kota Ambon. Saat berkunjung ke sana, tempatnya masih diusahakan oleh warga secara sederhana dan kurang terawat, kurang bersih ditandai dengan bau pesing dan sampah yang dibuang sembarangan.
10 Agustus 2017Â
Petualangan baru lagi buat kami yang juga untuk pertama kali berkunjung ke Pulau Saparua. Dari Pulau Ambon melalui Pelabuhan Tulehu, kami menumpang kapal kapal cepat ke Pulau Saparua selama satu jam saja, yang berangkat sekitar pukul 08.00 pagi setiap hari.
Tiba di Pulau Saparua, kami menyewa mobil berikut pengemudi sekaligus menjadi pemandu wisata yang merupakan warga setempat untuk berkunjung ke beberapa tempat wisata dan sejarah termasuk Benteng Duurstede yang menjadi saksi kejayaan Maluku di zalam kolonial.
Mengutip Wikipedia, Benteng Duurstede dibangun pertama kali pada tahun 1676 oleh Arnold De Vlaming Van Duds Hoorn, dan dibangun kembali oleh Gubernur Ambon saat itu, Mr. Nicolaas Schaghen pada tahun 1691. Benteng Duurstede berfungsi sebagai bangunan pertahanan serta pusat pemerintahan Perusahaan Hindia Timur Belanda (Vereenigde Oostindische Compagnie; VOC) selama menguasai wilayah Saparua.Â