Pukul 13.38, kami tiba di Pos 3, tetap masih berfoto ria sambil mengumpulkan nafas dan tenaga. Mengingat waktu semakin sempit karena kami harus kembali ke Jakarta pada hari yang sama dan tidak ingin menuruni gunung dalam keadaan hujan atau gelap, maka perjalanan dilanjutkan menuju Pos 4.Â
Medan nya menanjak terus dengan jalan setapak yang semakin kecil dan terlihat hanya dijalani sesekali oleh pengunjung (bukan jalur penduduk), salah satunya adalah ada bagian tanah yang berbahaya untuk dipijak (lihat foto di bawah ini), jika hujan turun atau hari mulai gelap, pasti sangat berbahaya dijalani. Waspada ya temans.
Puji TUHAN, pukul 13.50 tibalah di Pos 4. Tarik napaaaaasss.... And cekrekkkk.... Ayooo lanjutkannn, pukul 13.57 kami beranjak mendaki lagi... medan semakin curam, jalan setapak semakin menyempit dan kiri kanan adalah jurang berpepohonan. Hingga di suatu titik pukul 13.59 ada jalur longsor yang hanya dapat memuat satu kaki dan kondisi tanah lunak, untuk laki-laki biasanya dapat dijalani dengan satu langkah tapi untuk perempuan lebih baik memegang tracking pole yang diberikan oleh orang yang berada di depannya karena harus menapaki tanah itu sebanyak 2 langkah.
Ternyata dari Pos 4 menuju ke puncak, kami harus mendaki Tanjakkan Barul (tertulis di papan petunjuk arah) , di pukul 14.00 tarik napaaassss... buang napaaaasss....matahari cukup terik tapi pendakian ini menguras keringat dengan tanjakannya yang cukup curam.
Pukul 14.20 kami tiba di sebuah tempat sempit dengan papan peringatan "Puncak Gn. Kerenceng 1754 Mdpl Bawa pulang sampah" yang berada tepat di "kaki" (di bawah) puncak paling terjal Gunung Kerenceng. Di sini setiap pendaki dapat memilih "lanjut" atau "cukup" di sini ajaaah J Setelah berfoto kilat karena awan abu2 serta kabut mulai turun... berpacu dengan waktu...
Kami ber-8 memutuskan untuk melanjutkan perjalanan mendaki menuju puncak nan terjal. Pukul 14.25 satu per satu (ngga bisa jalan berdampingan karena jalan setapak sangat sempit dengan jurang terjalan di kiri kanan jalan jelas terlihat, sementara bebatuan besar harus kami pijak dan daki untuk menuju puncak dengan tanda tiang bendera tertancap di puncak nya.