Mohon tunggu...
Farianty Gunawan
Farianty Gunawan Mohon Tunggu... Lainnya - Smart Traveller, Travel Consultant, Christian-Holyland Expert, Happy Baking Learner,

A wife for best husband and a mother of wonderful best two grown up daugther and son. Being in Travel Industry since 1992. Love to learn the new right things. Pray first and do the best

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Perjuangan Naik Turun yang Sepadan dengan Keindahan Pemandangan Gunung Kerenceng

3 Mei 2021   20:30 Diperbarui: 4 Mei 2021   13:00 2864
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hemat tenaga dan waktu dari parkir mobil ke kebun terakhir penduduk (kurleb 150 m sebelum Pos 1). Sumber : koleksi pribadi

Gaya dulu deh... supaya semangaddd. Sumber : koleksi pribadi
Gaya dulu deh... supaya semangaddd. Sumber : koleksi pribadi

Pukul 13.38, kami tiba di Pos 3, tetap masih berfoto ria sambil mengumpulkan nafas dan tenaga. Mengingat waktu semakin sempit karena kami harus kembali ke Jakarta pada hari yang sama dan tidak ingin menuruni gunung dalam keadaan hujan atau gelap, maka perjalanan dilanjutkan menuju Pos 4. 

Medan nya menanjak terus dengan jalan setapak yang semakin kecil dan terlihat hanya dijalani sesekali oleh pengunjung (bukan jalur penduduk), salah satunya adalah ada bagian tanah yang berbahaya untuk dipijak (lihat foto di bawah ini), jika hujan turun atau hari mulai gelap, pasti sangat berbahaya dijalani. Waspada ya temans.

Puji TUHAN tiba di Pos 4, udah senang banget, tapi ini bukan akhir yaaaa. Sumber : koleksi pribadi
Puji TUHAN tiba di Pos 4, udah senang banget, tapi ini bukan akhir yaaaa. Sumber : koleksi pribadi

Puji TUHAN, pukul 13.50 tibalah di Pos 4. Tarik napaaaaasss.... And cekrekkkk.... Ayooo lanjutkannn, pukul 13.57 kami beranjak mendaki lagi... medan semakin curam, jalan setapak semakin menyempit dan kiri kanan adalah jurang berpepohonan. Hingga di suatu titik pukul 13.59 ada jalur longsor yang hanya dapat memuat satu kaki dan kondisi tanah lunak, untuk laki-laki biasanya dapat dijalani dengan satu langkah tapi untuk perempuan lebih baik memegang tracking pole yang diberikan oleh orang yang berada di depannya karena harus menapaki tanah itu sebanyak 2 langkah.

Setelah Pos 4, ada bagian jalan setapak yang tanah nya lunak dan longsor, waspada ya Temans. Sumber : koleksi pribadi
Setelah Pos 4, ada bagian jalan setapak yang tanah nya lunak dan longsor, waspada ya Temans. Sumber : koleksi pribadi

Ternyata dari Pos 4 menuju ke puncak, kami harus mendaki Tanjakkan Barul (tertulis di papan petunjuk arah) , di pukul 14.00 tarik napaaassss... buang napaaaasss....matahari cukup terik tapi pendakian ini menguras keringat dengan tanjakannya yang cukup curam.

Nikmati
Nikmati "Tanjakan Barul" sebelum menuju kaki Puncak Gn. Kerenceng nan terjal. Sumber : koleksi pribadi

Pukul 14.20 kami tiba di sebuah tempat sempit dengan papan peringatan "Puncak Gn. Kerenceng 1754 Mdpl Bawa pulang sampah" yang berada tepat di "kaki" (di bawah) puncak paling terjal Gunung Kerenceng. Di sini setiap pendaki dapat memilih "lanjut" atau "cukup" di sini ajaaah J Setelah berfoto kilat karena awan abu2 serta kabut mulai turun... berpacu dengan waktu...

Titik pertimbangan... naik atau sampai di sini saja... di ketinggian 1709 Mdpl tepat di kaki Puncak Gn. Kerenceng. Sumber : koleksi temans
Titik pertimbangan... naik atau sampai di sini saja... di ketinggian 1709 Mdpl tepat di kaki Puncak Gn. Kerenceng. Sumber : koleksi temans

Kami ber-8 memutuskan untuk melanjutkan perjalanan mendaki menuju puncak nan terjal. Pukul 14.25 satu per satu (ngga bisa jalan berdampingan karena jalan setapak sangat sempit dengan jurang terjalan di kiri kanan jalan jelas terlihat, sementara bebatuan besar harus kami pijak dan daki untuk menuju puncak dengan tanda tiang bendera tertancap di puncak nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun