Saya juga tidak paham, tapi yang terlihat nyata adalah fasilitas bandara sangat terbatas, panjang landasan (runway) juga pendek (runway 900mx30m) sehingga tidak dapat dilandasi oleh pesawat yang lebih besar/panjang.
Kenapa landasan pesawat tidak diperpanjang? Kemungkinan lahannya terbatas. Semoga ada solusi untuk membuka jalur udara lebih lebar lagi menuju dan dari Banda Neira supaya pariwisata dan bisnis yang ujungnya bermuara ke perekonomian akan lebih berkembang, sehingga kehidupan masyarakat menjadi lebih baik. Lebih jauh dapat mampir di tautan :http://hubud.dephub.go.id/website/BandaraDetail.php?id=84
Lebih baik menyesuaikan waktu berkunjung dengan musim di Banda Neira. Musim terbaik menuju Banda Neira adalah Oktober dan awal November. Saat itu cuaca cerah di Kepulauan Banda dengan ombak tenang dan bersahabat. Bulan terburuk adalah Mei-Juli, saat ombak laut sedang tinggi.
Cerita belum berakhir...ketawa dulu aaaahhahahahaha... pertama kali naik pesawat Twin Otter  yang hanya dapat ditumpangi oleh maksimum 12 penumpang dengan bagasi terbatas, bahkan berat tubuh penumpang juga ditimbang di atas alat timbangan barang bagasi hahahahaha... Bagi sebagaian orang atau mungkin bagi penduduk Pulau Banda Neira hal itu sudah biasa, tapi bagi kami luaarrr biasa.Â
Saat masuk ke dalam pesawat, tercium bau bahan bakar... ngeri juga... tapi penumpang lain yang tampaknya penduduk setempat, teknisi, pramugara dan pilot serta co-pilot nya adem aja... ya sudahlah... Pramugara menjelaskan singkat tentang K3 di dalam pesawat, kami berdoa pribadi, lalu pilot dibantu co-pilot mulai menjalankan baling-baling dan menjalankan pesawat... tidak lama mengudara, pesawat mulai bergoyang2...berusaha tenang dan melihat pemandangan... pemandangan saat berada di atas Pulau Banda Neira sangaaat indah...cekidot foto amatiran nya ya.