Artinya kami salah jalur karena kami dalam posisi turun tapi berada di jalur pendakian. Saat itu kami juga tidak tahu kalau dari 8th station untuk turun gunung harus mencapai titik tertentu dulu di 8th station di mana terdapat jalur lain untuk menuruni gunung. Saya bertanya dari mana mereka mendapatkan peta itu, katanya dari tourism office dan kami sama sekali tidak tahu kalau ada peta itu.
Kami memutuskan untuk terus turun di jalur yang salah karena sudah tidak kuat lagi untuk mendaki untuk pindah ke jalur turun. Akibatnya… kaki semakin sakit karena medannya memang sangat tidak mendukung untuk turun dan jalur sempit bergantian untuk mempersilahkan pendaki lain untuk naik dan banyak orang setempat yang bergumam bahkan ada yang berbicara dalam Bahasa Inggris untuk kami mendaki lagi ke 8th station dan turun dari jalur turun.
Tidak ada cara lain selain kami meminta maaaaaf yang sebesar-besarnya dan berdoa supaya TUHAN memudahkan kami turun.
Puji TUHAN kami akhirnya berhasil turun ke 5th station sekitar pukul 18.30 lewat, langsung mencari toilet untuk berganti baju yang basah oleh keringat dan hujan tapi semua sudah tutup, yang masih buka adalah Tourist Office, kami minta izin untuk berganti baju di ruangan kosong, saat hendak pamit mereka bertanya tentang pengalaman kami dan kami curcol dan mereka bersimpati dengan memberikan penjelasan mengenai pendakian, sayangnya peta pendakian seperti yang dimiliki si bule sudah tidak tersedia lagi.
Lalu kami beranjak menuju halte bus yang sudah kami pesan online untuk membawa kami kembali ke Tokyo. Tiba di Tokyo sudah larut malam, puji TUHAN masih ada MRT menuju ke apartemen anak kami di daerah Saitama. Walaupun ngga sampe puncak Gunung Fuji, tapi rute Yoshida dan medannya udah masuk dalam memory.
Thank you LORD JESUS buat semuanya 😇🙏🏻
Pengalaman yang dapat dijadikan pelajaran buat calon-calon pendaki Gunung Fuji :
- Karena kurang pengetahuan (tidak cukup mencari tahu), baju winter yang dibawa malah bikin panas di tubuh dan berat untuk dipakai saat mendaki. Sebaiknya setelah pakai kaos Jersey , pakai light jacket tahan air dan angin dan siapkan jas hujan celana dan baju (bukan yg terusan). Jangan bawa backpack yg berat.
- Bawa minuman sebotol kecil saja, snacks atau roti secukupnya karena sampai 8th Station banyak kedai kopi dan makanan hangat termasuk jualan tabung Oxygen seharga ¥1200-1500.
- Mimpi/cita2 itu dapat dicapai dengan well planned , well prepared, well constume, well excercise agar kehidupan bisa dijalani dengan lebih baik, benar dan memuliakan TUHAN.
Saran dari Staf Tourist Information Center di 5th station (dan cukup banyak diikuti para pendaki termasuk pendaki Indonesia yang menulis blog) :
- Tiba di 5th station (ketinggian sekitar 2000 m) sekitar jam 10.00 am untuk beradaptasi dengan ketinggian dan rental perlengkapan naik gunung seperti sepatu, jaket topi tongkat dsb sambil beradaptasi ketinggian sekitar 1-2 jam
- Mulai naik jam 13.00 sampai lodge / hut di 8th station (supaya kalau berubah pikiran dan memutuskan ngga naik sampai ke puncak, bisa langsung potong jalan di sini ke rute turun. Dari 5th ke 8th station tadi kami tempuh 5 jam dan petugas mengatakan itu memang rata2 waktu tempuh.
- Menginap di 8th station semalam, kalau mau lihat sun rise, mulai mendaki dari hut pukul 01.00 pagi, jika ngga mau ya, tidur aja dan pagi baru melanjutkan ke puncak sehingga ada cukup waktu untuk mengejar jadwal bus dari 5th station ke Kawaguchiko, dan seterusnya.
- Atau kalau anak muda dan sering olah raga, silahkan naik pukul 13.00 lalu trus ke puncak dingin2 malam ngga tidur, lalu pagi setelah sun rise turun gunung dan kembali ke Kawaguchiko dan balik ke Tokyo.
Persiapan :
Menyusun rencana yang matang akan mempermudah sebagian besar perjalanan. Sebuah keharusan untuk “search” data-data yang paling update.