Buya Hamka adalah sosok ulama terkenal pada zamannya. Tak hanya itu, beliau juga merupakan sosok pahlawan kemerdekaan, wartawan, penulis roman, serta pengajar. Buya Hamka juga merupakan pengurus Muhammadiyah, dan menjadi ketua MUI pertama.Â
Sosoknya yang berperan besar pada majunya bangsa ini menjadikan Buya Hamka dikenal oleh banyak kalangan. Buku-bukunya masih sering dibaca hingga sekarang. Jangan lupa tulisan-tulisannya, baik itu buku tentang agama, novel, ataupun tentang negara, selalu berhasil menjadi bahan referensi serta sumber inspirasi bagi anak anak bangsa.
Berbicara mengenai sosok Buya Hamka, tentunya kita ingin mengenal lebih dalam. Siapa sosok Buya Hamka yang sebenarnya?
Jawabannya dapat kamu temukan dalam film Buya Hamka. Ya! Film Buya Hamka yang diproduksi oleh Falcon Pictures dan disutradarai oleh Fajar Bustomi ini menceritakan kehidupan Buya Hamka sejak muda hingga menjelang kematiannya. Perjalanan hidupnya yang panjang ini membuat filmnya berdurasi 7 jam, yang kemudian dibagi menjadi 3 bagian.
Saya diberi kesempatan oleh Cinemags dan KOMIK Kompasiana untuk mengikuti gala premiere film Buya Hamka Vol.1. Gala premiere-nya begitu megah, hingga digelar di 18 kota. Aktor dan aktris yang hadir dalam film ini juga merupakan aktor dan aktris yang terkenal dan sering bermain di film-film.
Volume 1 dari film Buya Hamka fokus pada perjalanan hidupnya saat menjadi pengurus Muhammadiyah di Makassar, di mana ia berhasil memberikan pengaruh besar pada organisasi tersebut. Selain itu, Hamka juga menjadi penulis sastra koran dan cerita roman yang disukai banyak pembaca.
Ketika diberikan tawaran untuk menjadi pemimpin redaksi majalah Pedoman Masyarakat, Buya Hamka dan keluarganya memutuskan untuk pindah dan menerima tawaran tersebut. Majalah tersebut sukses besar dan tulisan Hamka terkenal di kalangan masyarakat.
Namun, keberhasilan Hamka juga membuatnya berbenturan dengan Jepang karena dianggap sebagai ancaman. Namun, Buya Hamka berhasil melakukan negosiasi dengan pihak Jepang terkait aturan yang memberatkan umat Islam saat itu.
Sayangnya, negosiasi yang dilakukan oleh Buya Hamka membuat banyak orang salah paham dan menuduhnya sebagai penjilat dan pengkhianat. Hal ini membuat Buya Hamka diminta untuk mundur dari jabatannya sebagai pengurus Muhammadiyah.
Lantas, apa yang terjadi dengan hidupnya? Bagaimana perjalanan seorang Buya Hamka dalam menjadi ulama, sastrawan, sekaligus tokoh nasional?
Jawabannya dapat kamu temukan di film ini. Tayang pada 19 April 2023, film Buya Hamka Vol.1 berhasil merangkum kisah Buya Hamka dengan baik, dengan menunjukkan momen-momen penting yang dialami oleh Buya Hamka, yang juga berhasil memainkan emosi penontonnya.
Tak hanya menjadi film biopik yang penuh dengan nilai-nilai sejarah, film Buya Hamka Vol.1 juga memiliki banyak nilai-nilai kehidupan, terutama nilai-nilai islam yang masih relevan hingga saat ini.
Melalui artikel ini saya ingin menulis mengenai 3 pelajaran hidup yang didapat setelah menonton film Buya Hamka Vol.1.
Dibalik suksesnya suami, ada perjuangan dan dukungan seorang istri
Dalam film Buya Hamka Vol.1, kita tak hanya diperlihatkan perjuangan seorang Buya Hamka seorang diri, melainkan juga berkat dukungan dari istrinya, Siti Raham. Ketika Buya Hamka sedang kesulitan, kebingungan, dan butuh solusi dari permasalahan hidupnya, istrinya selalu ada di sisinya dan menemani serta memberikan dukungan untuknya.
Film ini membuktikan bahwa di balik kesuksesan seorang pria, ada peran besar wanita yang mendukung dan membantunya. Dengan demikian, film ini memberikan gambaran tentang betapa pentingnya peran wanita dalam kesuksesan seorang pria dan menghargai kontribusi mereka dalam kehidupan sehari-hari.
Berlaku adil dalam poligami bukanlah hal yang mudah
Salah satu adegan favorit saya adalah ketika ada seorang anak gadis mendatangi Buya Hamka, lalu perempuan tersebut menawarkan diri untuk menjadi istri kedua-nya. Buya Hamka berpura-pura mencari tasnya, dan pergi meninggalkan gadis tersebut.
Alih-alih berhasil pergi, justru gadis tersebut yang menemukan tas Buya Hamka dan memberikannya ke beliau. Ketika ditanya, mengapa ia menghindar dan tidak mau meresponnya, dan membawakan dalil berupa ayat pada surat An-Nisa ayat 3. Buya Hamka dengan tenang menjawab.
"Perhatikan ayat selanjutnya, dimana laki-laki harus bisa berlaku adil." dan beliau juga menjelaskan bahwasannya sulit untuk berlaku adil. Jika berlaku adil pada diri sendiri dan sekitar saja sulit, apalagi berlaku adil pada banyak perempuan?Â
Jawaban Buya Hamka seharusnya menyadarkan pihak-pihak yang seringkali memberikan statement mengenai keutamaan poligami, dan keuntungan-keuntungannya, tanpa memberi tahu bahwa perlu ada tanggung jawab yang besar serta kewajiban berlaku adil. Tentu, poligami tidak semudah itu.
Buya Hamka tidak menyalahkan poligami, tetapi ia juga tidak bermudah-mudahan dalam menganjurkan praktek tersebut. Ia mampu menjelaskan bahwa poligami memerlukan tanggung jawab yang besar dan kewajiban untuk berlaku adil kepada semua istri. Oleh karena itu, pembahasan mengenai poligami tidak dapat dilepaskan dari kewajiban dan tanggung jawab yang harus diemban oleh seorang suami.
Dakwah bisa melalui cara-cara yang sederhana
Di film Buya Hamka Vol.1Â juga diperlihatkan bagaimana perjuangan seorang Buya Hamka dalam berdakwah. Ia tak hanya menulis koran dan berdakwah lewat mimbar. Ia juga berdakwah melalui cara yang dekat dengan keseharian, yakni menulis cerita roman.
Sebagaimana yang ia sebutkan dalam filmnya, bahwa menulis cerita roman bisa menjadi media dakwah yang efektif, karena akan lebih mengena di hati para pembacanya.Â
Selain itu, beliau juga berhasil menjadi contoh. Bagaimana perjuangannya dan kasih sayangnya untuk keluarga, Pers, agama, dan bangsanya berhasil membuat orang-orang disekitarnya mencontoh dirinya. Sebagaimana yang Siti Raham katakan pada Buya Hamka:
"Jadikanlah diri Engku contoh bagi mereka. Sebagaimana ambo mencontoh perilaku Engku. Berjuang setiap harinya, menegakkan jiwa tauhid yang sebenarnya."
Itulah beberapa pelajaran hidup yang saya dapatkan dari film Buya Hamka Vol.1. Sejatinya masih ada pelajaran hidup lain, khususnya nilai-nilai keislaman dan nilai parenting yang ditunjukkan dalam film ini.Â
Seperti pentingnya berpegang teguh pada tauhid, butuhnya proses yang panjang untuk menjadi orang yang hebat, tentang penerimaan diri, dan arti dari pulang yang sebenarnya.Â
Buya Hamka Vol. 1 sukses menjadi film biopik yang penuh nilai sejarah dan pesan moral. Cocok sekali ditonton bersama keluarga, teman, ataupun pasangan. Penuh dengan pesan-pesan yang masih relatable dengan kondisi saat ini, film Buya Hamka Vol. 1Â siap menginspirasi para penontonnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI