Mohon tunggu...
Farhan Setiawan
Farhan Setiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Mahasiswa s1 UMB Fakultas Teknik Mesin 41320010050 Dosen : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak, CIFM, CIABV, CIBG

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

TB 2_Etika UMB_ Prof. Dr. Apollo_ FarhanSetiawan_41320010050

17 November 2023   13:45 Diperbarui: 17 November 2023   13:45 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendahuluan

Kepemimpinan memegang peranan penting dalam membentuk karakter suatu organisasi. Di tengah pemberantasan korupsi di Indonesia, model kepemimpinan Dewa Ruci Werkudara cukup menyita perhatian. Dewa Ruci merupakan tokoh dalam Mahabharata yang mewakili kebijaksanaan dan keadilan, sedangkan Werkudara dikenal sebagai pahlawan yang melawan kejahatan.Bagaimana penerapan nilai etika, integritas, dan keadilan dalam gaya kepemimpinan Dewa Ruci Werkudara dapat menjadi kunci dalam menjawab tantangan korupsi di Indonesia.

Wayang merupakan salah satu keanekaragaman budaya Jawa. Sampai saat ini pertunjukan wayang sangat populer di kalangan masyarakat Jawa.

Jadi apa itu wayang ?

Apa Asal Usul dan Fungsinya?

Berikut penjelasannya. Wayang biasanya disajikan dalam bentuk pertunjukan teatrikal dengan alur cerita yang menarik. Cerita wayang biasanya diawali dengan kisah hidup seseorang, mulai dari kelahiran hingga kembalinya kepada Sang Pencipta. Kesenian wayang juga diakui oleh UNESCO sebagai karya budaya besar dalam bidang penceritaan yang indah dan bernilai. UNESCO menganugerahkannya gelar "Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity" pada tanggal 7 November 2003. Di sisi lain, wayang juga mempunyai arti ayan ayan (bayangan). Karena yang dilihat hanyalah bayangan di layar, bayangan yang dimaknai sebagai angan-angan. Memiliki bentuk yang  sesuai dengan apa yang Anda bayangkan. Misalnya, tokoh dan tokoh besar digambarkan dengan tubuh langsing, mata tajam, dan lain-lain. Sebaliknya, mulut yang besar atau wajah yang lebar menandakan kepribadian atau orang yang buruk.

Wayang kulit adalah salah satu bentuk wayang yang paling populer, dan dikenal karena wayangnya yang rumit dan gaya musiknya yang rumit. Kisah-kisah yang digambarkan dalam pertunjukan wayang kulit seringkali diambil dari epos Hindu seperti Ramayana dan Mahabharata. Wayang kulit mempunyai sejarah yang panjang di Indonesia, setidaknya dimulai pada abad ke-10 pada masa pemerintahan Raja Airlangga. Seiring berjalannya waktu, wayang kulit berkembang dan menyebar ke daerah lain di Indonesia, antara lain Bali, Lombok, Kalimantan, dan Sumatera. Saat ini wayang kulit dianggap sebagai warisan budaya penting di Indonesia dan telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Kemanusiaan UNESCO.

Wayang Golek: Pertunjukan wayang golek menggunakan boneka kayu yang memiliki tubuh dan kepala yang dapat digerakkan. Boneka ini ditempatkan di panggung tanpa layar. Dalang juga berbicara dan menyanyi sambil menggerakkan boneka-boneka tersebut. Wayang golek umumnya memainkan cerita-cerita yang lebih beragam, termasuk cerita-cerita lokal atau yang berasal dari mitologi Jawa.

siapa dewa ruci werkudara?

Dewa Ruci adalah nama  dewa kerdil yang ditemui Bima atau Werkudara dalam perjalanannya mencari air kehidupan dalam cerita Wayang. Nama Dewa Ruci juga merupakan judul lakon atau  pertunjukan wayang tentang dewa ini, yang memuat ajaran moral dan falsafah hidup masyarakat Jawa. Karya-karya Wayan merupakan sisipan dari Mahabharata dan karenanya tidak ada dalam Mahabharata India asli. Lakon Dewa Rusi berkisah tentang ketaatan siswa terhadap gurunya, kemandirian dalam bertindak, dan perjuangan menemukan jati dirinya. Menurut filsafat Jawa, dengan mengenali jati diri seseorang, seseorang menyadari bahwa dirinya adalah ciptaan Tuhan. Dari pengetahuan tentang Tuhan inilah timbul keinginan untuk bertindak sesuai kehendak Tuhan bahkan untuk menyatu dengan Tuhan. Inilah yang disebut dengan Manungaling Kaula Gusti (Persatuan Hamba Gusti). Lakon "Dewa Ruci" bercerita tentang ketaatan siswa kepada gurunya, kemandirian dalam bertindak, dan perjuangan menemukan jati dirinya. Menurut filsafat Jawa, dengan mengenali jati diri seseorang, seseorang menyadari bahwa dirinya adalah ciptaan Tuhan. Kesadaran akan Tuhan ini menimbulkan keinginan untuk bertindak sesuai dengan kehendak Tuhan, untuk menyatu dengan Tuhan, yang disebut Manungaling Kaula Gusti (Hamba Seragam Gusti). Dalam kehidupan manusia, Werkdara merupakan simbol kemanusiaan, dan Dewa Ruci dapat diartikan sebagai simbol pencerahan atau pengalaman transpersonal manusia. Pengalaman yang berkontribusi terhadap perubahan perilaku seseorang. Dalam karya besarnya, The Verites of Religious Experience, William James berpendapat bahwa pengalaman transpersonal penting dalam membawa perubahan pada manusia. James berpendapat bahwa meskipun keimanan bukanlah bukti rasional (misalnya, adanya Tuhan), setidaknya keimanan efektif dalam memuaskan kerinduan akan Tuhan, keinginan akan kedekatan (dimensi spiritual), dan fokus pada peningkatan kualitas moral. Sama seperti Werkudara yang belum pernah memegang basic Kurama tiba-tiba berlutut dan menggunakan Basa Kurama. Mungkin mirip dengan kisah pertobatan manusia, pencerahan umat, pencerahan, dll.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun