Pada pagi menjelang siang kala itu, sekitar pukul 09.30, siswa-siswi SMA penerima Beasiswa Indonesia Maju (BIM) program persiapan S1 Luar Negeri tiba di Panti Asuhan Tiara Putri, Lampung (23/11/22). Dersik angin sepoi-sepoi yang menyejukkan hati, sembahyang dhuha yang ditunaikan sebagian anak-anak panti, serta antrean mandi pagi yang silih berganti menggambarkan betapa harmonisnya hubungan antar anggota keluarga panti ini. Keabsenan seorang penatu menuntut mereka untuk mencuci pakaian sendiri, sehingga terbentuklah pribadi yang mandiri.
Sembari menunggu anak-anak yang lain, 4 awardee BIM yang tergabung dalam kelompok 75 yakni Muhammad Rafli Ramadhan (SMAQ Darul Fattah), Granata Van Ridho (MAN Insan Cendikia), Nadia Syahida (SMAQ Darul Fattah), dan Shafa Azzahra (SMAQ Darul Fattah) berbincang ringan dengan sebagian anak-anak panti yang tampak antusias dengan kedatangan mereka. Dengan rasa penasaran yang tinggi, mereka ingin berkenalan lebih dekat dengan para awardee. Pertanyaan-pertanyaan seperti, "Kakak dari sekolah mana?", "Wah, kakak keren yaa" seakan menggugah semangat para awardee untuk memberikan kontribusi terbaik bagi para generasi penerus bangsa ini.
Tiba saat dimana Rafli bertanya tentang pendapat mereka saat diminta untuk berbicara menggunakan bahasa inggris yang langsung dijawab oleh salah satu anak, "Susah," katanya, dibarengi anggukan dari anak-anak lain yang tampak setuju.
Setelah ditanya alasannya, kebanyakan menjawab karena pembelajaran bahasa inggris di sekolah masih sangat kurang dan hanya terpaku pada buku dibandingkan praktik, sehingga yang dipelajari hanya passive skills seperti reading dan writing. Selain itu, mindset mereka yang menganggap bahwa bahasa inggris itu sulit dan kurangnya motivasi membatasi diri mereka untuk bereksplorasi dan belajar. Padahal, kemampuan bahasa inggris merupakan skill yang harus dikuasai untuk menghadapi globalisasi di masa depan, terlepas dari status sosial yang dimiliki.
Masalah utama yang mereka hadapi adalah minimnya akses pembelajaran dan biaya yang terbatas. Melihat masalah tersebut, para awardee BIM yang tergabung dalam kelompok 75 ini berupaya untuk menyediakan pembelajaran bahasa inggris yang berfokus pada speaking skill secara gratis. Pembelajaran dilakukan secara interaktif dengan games, quiz, dan bernyanyi. Harapannya anak-anak dapat mengubah pola pikir mereka yang beranggapan bahwa bahasa inggris itu sulit menjadi sesuatu yang menyenangkan sekaligus memotivasi mereka untuk menanamkan kesadaran akan pentingnya kemampuan berbahasa inggris.
Setelah perbincangan dan diskusi yang cukup panjang, kelompok 75 resmi menggunakan nama 'You Can Speak' sebagai tittle proyek sosial mereka. 'You Can Speak' sendiri berasal dari bahasa inggris yang artinya kamu bisa berbicara dikarenakan proyek sosial yang dijalankan berfokus pada pengembangan skill speaking (berbicara) dalam bahasa inggris. Sejauh ini, pembelajaran telah terlaksana selama satu bulan dengan lima kali pertemuan pada setiap akhir pekan di hari sabtu atau minggu.
Pembelajaran di hari pertama berfokus pada pengenalan common expression atau ungkapan umum yang tergabung dalam 5 magic words dan dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari. Seperti cara meminta maaf dalam bahasa inggris (sorry/apologize), meminta bantuan (asking for help), berterima kasih (thank you), meminta izin (may I dan excuse me). Ungkapan-ungkapan tersebut merupakan hal dasar yang mesti dikuasai penggunaannya dalam hal bersosialisasi. Pembelajaran dimulai dengan penjabaran materi dan diakhiri dengan bermain games. Anak-anak tampak antusias mengisi kolom-kolom kosa kata sembari berpacu dengan waktu, karena 6 orang tercepat akan mendapatkan hadiah. Riuh tawa dan senyuman menghiasi keseruan pembelajaran di panti hari itu.
Pada pertemuan kedua, pembelajaran dimulai dengan menyanyikan alphabet song, anak-anak belajar tentang cara mengeja dalam bahasa inggris, dilanjutkan dengan materi nama-nama bulan (months), hari (days) dan cuaca (weather). Cuaca siang yang cukup terik tidak menyurutkan semangat mereka untuk menuntut ilmu, dengan sigap mereka mencatat setiap materi di papan tulis dan aktif bertanya jika tidak paham. Menariknya lagi, saat salah satu anak berkebutuhan khusus ada yang kesulitan saat diminta mengeja nama, teman-temannya dengan sigap membantunya dengan sabar, menjadi sebuah momen tersendiri dalam perjalanan proyek sosial ini.
Semakin hari, materi pembelajaran yang diajarkan pun semakin naik tingkat kesulitannya, di pertemuan ketiga, anak-anak mendapatkan materi tentang waktu (time) dan kata depan (preposition), materi yang terbilang cukup ekstra untuk dipahami, para awardee awalnya sedikit khawatir jika materi yang disampaikan akan monoton dan sulit diterima anak-anak. Namun, prasangka tersebut berbuah manis, 90 menit ternyata cukup membuat mereka memahami konsep dasar dan pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari.
Tiba hari dimana acara puncak akan dilaksanakan. 'You Can Speak' berkolaborasi dengan Hibahin Indonesia yakni sebuah gerakan hibah dari mahasiswa ITERA (Institut Teknologi Sumatera) yang aktif memberikan bantuan dan edukasi kepada anak-anak panti asuhan di Lampung.Â
Bersama-sama menyukseskan acara dengan tajuk Aeroponic (active English learning through hydroponic), acara tersebut dimulai dengan pemaparan materi tentang procedure text mengenai langkah-langkah pembuatan hidroponik lalu dilanjutkan dengan praktek menanam sayuran secara hidroponik yang dipandu oleh Bapak Rudi Setiawan, S.T M.T selaku pendiri Hibahin dan pakar kelompok 75. Anak-anak terlihat antusias melubangi kotak-kotak styrofoam yang nantinya akan dijadikan tempat untuk meletakkan wadah bibit tanaman.
Sebelum menaruh bibit pada wadah masing-masing, Pak Rudi membagikan jenis-jenis bibit yang berbeda kepada tiap anak. Beberapa dari mereka tampak bertanya-tanya, senang, bahkan kebingungan. "Ini bibit apa ya Pak?", "Wah, ini bibit tanaman A kan Pak?", ucap sebagian dari mereka.Â
Selanjutnya, Pak Rudi mencontohkan tata cara meletakkan bibit yang benar, diikuti oleh anak-anak yang sibuk berebut giliran untuk lebih dulu menaruh bibit mereka masing-masing. Lalu, bibit disemprot dengan air secara bertahap dan diletakkan di rak tanaman yang sudah dirangkai dengan kokoh oleh beberapa anak laki-laki yang bertugas.
Meskipun acara puncak telah terlaksana, kegiatan You Can Speak tidak berhenti sampai disitu. Proyek sosial ini akan tetap dilanjutkan secara offline di panti-panti asuhan sekitaran Bandar Lampung dan online melalui konten edukatif di platform instagram. Besar harapan para awardee agar You Can Speak nantinya dapat berkontribusi dalam mengembangkan soft skill speaking anak-anak Panti Asuhan di Bandar Lampung.
Sebagai informasi, proyek sosial yang dilakukan oleh tim You Can Speak merupakan salah satu program untuk memperkuat portofolio pengalaman peserta didik penerima Beasiswa Indonesia Maju (BIM) Program Program Persiapan S1 Luar Negeri Angkatan 2. BIM Program Persiapan S1 Luar Negeri sendiri merupakan program beasiswa berbentuk program pembinaan yang diberikan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) untuk mempersiapkan peserta didik untuk memperoleh kesempatan pendidikan S1 di luar negeri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H