"umat muslim telah menulis salah satu bab yang paling cerdas dalam sejarah intelektual Eropa abad pertengahan antara pertengahan abad VIII dan permulaan abad X.  seperti telah saya uraikan sebelumnya orang-orang yang berbahasa Arab adalah para pembawa obor kebudayaan dan peradaban ke seluruh dunia lebih dari itu, kebudayaan dan peradaban tersebut diperbarui dilengkapi dan disebarkan dengan cara yang melahirkan renaisans Eropa Barat. Dalam semua hal ini bangsa Arab memiliki andil yang besar " (Hitty, 1974).Â
Segala prestasi dan sumbangan tersebut menjadi mungkin diberikan lantaran luasnya muatan universitas Islam universitas Cordova memiliki program studi astronomi matematika dan kedokteran selain teologi dan hukum kurikulum universitas Granada mencakup teologi,hukum, kedokteran falsafah, dan astronomi (Hitty, 1974).
Kondisi yang sama juga meliputi lembaga pendidikan tinggi (al-jami'ah, Bayt al-hikmah, madrasah)Â di wilayah dinasti Abbasiyah. Seluruh lembaga menawarkan pendidikan universitas dalam cakupan yang lebih luas seperti bahasa Arab,astronomi,kedokteran, hukum, logika, metafisika, aritmatika, pertanian, dan lain-lain. Sementara itu, beberapa madaris menawarkan program Studi khusus seperti ulum Al-quran, ulum al-hadist, dan lain-lain. Kekhususan tersebut dapat dilihat dari nama sekolahnya jadi madrasah nahwiyah misalnya adalah lembaga yang mengkhususkan diri dalam studi Islam tentang tata bahasa Arab atau (Nahwu).
kurikulum madrasah  memang liberal walaupun kadang masih menekankan mata kuliah teologi bentuk kurikulum madrasah pada abad pertengahan merupakan pelopor pendidikan liberal, yang kemudian dilaksanakan di lembaga-lembaga Barat. Khalil Totah menyatakan:
 "dibandingkan dengan kurikulum sekarang, mata kuliah ini sangat mirip dengan silabus ilmu humaniora yang sekarang diterapkan di lembaga-lembaga Gymnasium Jerman, Lycre Perancis dan "College" Inggris, yang merupakan hasil renaissans dan an karena itu digabungkan dengan sekolah-sekolah tinggi Arab dengan demikian sehingga Perancis atau sekolah tingginya dan dalam beberapa hal sekolah tinggi Amerika yang lama mempunyai hubungan dengan landasan meliputi dasar pemikiran bersama aslinya saat ini menjadi syarat bagi baccalaureate Eropa (Total, 1976).
Selama beberapa abad, universitas-universitas Islam memimpin kegiatan-kegiatan intelektual dan ilmu pengetahuan, yang menghasilkan prestasi terbaik muslim klasik. Prestasi tersebut sangat mempengaruhi Eropa abad pertengahan. Watt menjelaskan:Â
"...telah jelas bahwa pengaruh Islam terhadap Kristen barat lebih besar daripada yang umum disadari. Islam tidak sekedar telah memberikan Eropa Barat berbagai produk material dan penemuan teknologi: tidak sekedar mendorongnya eropa secara intelektual dalam bidang ilmu pengetahuan dan falsafah: tetapi juga mendorong Eropa untuk membentuk pandangan mereka tentang eksistensinya sendiri titik jadi, saat ini tugas Eropa tugas penting bagi Eropa Barat ketika kita memasuki wilayah dunia yang satu, adalah memperbaiki penekanan yang salah ini dan secara utuh mengakui hutang kita kepada dunia Arab dan Islam (Watt, 1972).
pengaruh peradaban Islam terhadap Eropa juga dimungkinkan oleh sistem penerimaan universitas Islam. Al jami'ah atau madrasah dibuka untuk umum tanpa memandang agama atau kebangsaan mereka, maka, madrasah menjadi pusat pendidikan internasional. Lebih dari itu pengawasan tertinggi madrasah dipegang oleh ulama (dan cendekiawan muslim lainnya) yang memberikan lingkungan belajar secara individual dan personal."itulah contoh desentralisasi dalam pendidikan tanpa campur tangan negara"(Anees dan Athar, 1980).
Pada pertengahan kedua abad XIII, kekuasaan Islam mengalami disintegrasi setelah tentara Mongol menyerang pusat wilayah Islam Timur Tengah situasi yang sama terjadi di wilayah muslim Spanyol di mana dinasti Islam ditaklukan kekuatan bangsa Eropa. Bencana yang disebabkan tentara-tentara asing itu menandai masa kemerosotan umat Islam.
Selanjutnya, kekuatan kolonial Barat mulai memasuki dan menjajah hampir semua negara-negara muslim yang terbentang dari wilayah Maroko di Afrika utara sampai Merauke di kepulauan Indonesia selama beberapa abad secara umum pendidikan muslim mengalami kemerosotan pada periode disintegrasi muslim pasca klasik dan selanjutnya berhadapan dengan hegemoni Barat di bidang politik ekonomi dan intelektual.Â
Lebih dari itu menurut Mackeen( 1969) keterbelakangan pendidikan Islam, wawasan intelektual menjadi semakin sempit sehingga dibatasi pada pengertian teologis, di mana studi mata kuliah asing dihilangkan dan, bahkan, sangat dicurigai. Lebih lanjut pendidikan Islam hanya membahas tema-tema keagamaan tradisional dan hanya memenuhi kebutuhan praktis keagamaan dan kehidupan keluarga.