Mohon tunggu...
Farhan Muhammad
Farhan Muhammad Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Satya Terra Bhinneka

Saya adalah salah satu mahasiswa dari universitas satya terra bhinneka dengan jurusan informatika. Disini saya ingin membagikan hasil dari beberapa penelitian kami yang kami lakukan guna membantu memberikan informasi ke masyarakat dan pemerintahan untuk pembangunan keberlanjutan yang lebih baik lagi kedepan nya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pentingnya Sanitasi Air Bersih dalam Mencegah Datangnya Penyakit dan Virus untuk Dikonsumsi dan Digunakan: Kontribusi terhadap Tujuan SDGs 6

6 Juli 2024   11:17 Diperbarui: 6 Juli 2024   11:30 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Medan, 7 Juli 2024

Penggunaan air bersih adalah salah satu target dari tujuan goal SDGs 6 yaitu menjamin ketersediaan serta pengelolan air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan untuk semua. Dibawah  target Sustainable Development   Goals(SDGs)   yakni   sebesar   100%.   Air   untuk Keperluan Higiene  Sanitasi adalah  air  dengan  kualitas  tertentu yang   digunakan   untuk   keperluan   sehari-hari   yang   kualitasnya berbeda  dengan  kualitas  air  minum.  Masyarakat desa Sayum Sabah sebagian besar menggunakan sumber air yang berasal dari mata air, air sungai, dan air PDAM. Air PDAM sebagian besar mengambil air dari mata air dan sungai untuk di saring dan disanitasi terlebih dahulu lalu di sebarkan ke masyarakat, namun bagaimana dengan masyarakat yang menkonsumsi dan menggunakan air sungai dan mata air langsung tanpa adanya proses sanitasi air terlebih dahulu? Tentu hal ini dapat mengakibatkan virus dan berbagai penyakit lainnya masuk dan menyerang anggota tubuh manusia dengan mudah. Maka dari itu sebuah sanitasi air sangat penting untuk di lakukan guna mencegah masuknya virus dan penyakit ke masyarakat yang mengkonsumsi air tersebut.

 

Pentingnya Air Bersih dan Sanitasi Air Bersih

Air bersih adalah salah satu komoditas paling penting untuk kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari kita membutuhkan air untuk minum, mandi, memasak, mencuci, dll. Karena itu, Air harus bisa dikelola sebagaimana semestinya. Kurangnya akses air bersih sudah menunjukkan indikator adanya potensi ancaman dari kekeringan akibat faktor Pemanasan Global. Selain pentingnya air bersih bagi manusia, Sanitasi yang baik dan layak pun diperlukan. Karena kondisi sanitasi yang butuk dapat berpengaruh terhadap kesehatan seperti ganguan saluran pencernaan dan menyebabkan potensi stunting terhadap anak.

Sanitasi air bersih berperan besar dalam upaya meningkatkan derajat kehidupan dan kesehatan masyarakat, terutama pada masyarakat lapisan bawah. Sanitasi terkait dengan peningkatan kebersihan, higienis, dan pencegahan berjangkitnya penyakit yang berhubungan dengan faktor-faktor lingkungan. Beberapa faktor yang berhubungan dengan santasi tersebut termasuk penanganan air limbah rumah tangga yang berasal dari mandi, cuci, dan limbah tinja dari kakus/water closet (WC) serta ketersediaan sarana sanitasi. Apabila kedua hal tersebut dengan adanya air bersih dan sanitasi air bersih tidak terpenuhi maka akan dapat berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup masyarakat ketika bencana kekeringan akibat perubahan iklim tiba.

Dampak Penggunaan Air Tanpa Melakukan Sanitasi Air

Studi-studi yang dilakukan oleh badan internasional seperti UNICEF melaporkan bahwa kualitas air minum  yang rendah dapat menjadi sumber berkembangnya beragam penyakit.Virus yang berkembang dalam air minum yang tidak sehat dilaporkan berkaitan dengan berbagai macam penyakit seperti diare, kolera dan gangguan pencernaan lainnya. Menurut laporan United Nation for Cildren Funds (UNICEF) tahun 2012, secara global, rendahnya kualitas air minum telah menyebabkan peningkatan probabilitas meninggalnya bayi usia di bawah umur 6 tahun hamper 1,3  jiwa per tahun (UNICEF 2012). ). Dari segi kesehatan, buruknya sanitasi telah menyebabkan kematian 31% anak usia di bawah lima tahun akibat diare. Tidak hanya pada bayi, sanitasi buruk juga menyebabkan kematian ibu semakin tinggi (Kementerian Kesehatan, 2011: 3).

Kemudian air bersih dan sanitasi juga berperan dalam menghadapi dampak perubahan iklim. Perubahan iklim membawa dampak signifikan terhadap ketersediaan air bersih dan sanitasi, seperti kekeringan, banjir, dan intrusi air laut. Dampak ini dapat memperburuk krisis air dan memperparah masalah kesehatan masyarakat. Dengan adanya sanitasi air maka masyarakat dapat lebih aman untuk mengkonsumsi air yang kotor akibat kekeringan dan banjir.

 

Perubahan Tingkat Kebersihan Air pada Musim Kemarau dan Hujan

Indonesia berada di wilayah iklim tropis yang hanya memiliki dua musim yaitu musim hujan dan kemarau. Pada musim hujan air cenderung lebih keruh. Pada musim hujan Air hujan yang tidak terserap oleh tanah, akan terus mengalir menjadi air permukaan. Lalu, air itu menuju tempat yang lebih rendah seperti sungai, danau, dan laut. sehingga mengalir di atas permukaan tanah dan kemudian menguap kembali. Air ini biasanya lebih kotor, karena mengandung lumpur. Air ini juga biasanya membawa berbagai macam material dari proses erosi. Erosi adalah proses hilangnya atau terkikisnya tanah atau bagian-bagian tanah dari suatu tempat yang terangkut oleh air atau angin ke tempat lain. Tanah yang tererosi diangkut oleh aliran permukaan akan diendapkan di tempat-tempat aliran air melambat seperti sungai, saluran-saluran irigasi, waduk, danau atau muara sungai. Hal ini berdampak pada mendangkalnya sungai sehingga mengakibatkan semakin seringnya terjadi banjir pada musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau (Arsyad, 2010).

Sedangkan Pada musim kemarau, air hujan yang turun menjadi berkurang pada musim kemarau, laju penguapan semakin meningkat. Hal ini karena pengaruh suhu atau temperatur yang tinggi, juga intensitas cahaya matahari yang cukup banyak, yang memengaruhi kecepatan penguapan. Karena tingginya laju penguapan, air permukaan pun perlahan menyusut. Apalagi jika terjadi kemarau panjang, cadangan air permukaan bisa sangat berkurang, bahkan di beberapa daerah bisa mengalami kekeringan. Di saat inilah biasanya terjadi kelangkaan air bersih. Jika kelangkaan air bersih terjadi dalam waktu yang panjang, bencana kekeringan akan terjadi.

Kondisi Air di Indonesia

Indonesia tercatat mewakili sekitar 6% dari sumber daya air yang ada di dunia. Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya Indonesia memiliki sumber daya air yang cukup melimpah. Namun kenyataan menunjukkan bahwa sebagian besar daerah di Indonesia seperti Nusa Tenggara Timur, Jawa, Bali,Sulawesi, justru mengalami kekurangan pasokan air bersih. Berdasarkan laporan dari Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di tahun 2015 yang dikutip oleh National Geographic Indonesia (2016), hampir  65% air sungai di Indonesia dalam keadaan tercemar berat (Hasuki: 2016). Lemahnya pengelolaan lingkungan di Indonesia, memberikan dampak negatif terhadap sektor air bersih dan sanitasi. Salah satu masalah yang dihadapi dalam penyediaan layanan air bersih diIndonesia adalah terbatasnya air baku (Kementerian Pekerjaan Umum, 2012).

Air bersih dan sanitasi merupakan salah satu permasalahan klasik yang tak kunjung tuntas di Indonesia. Target capaian sanitasi baik dalam Millennium Development Goals (MDGs) yang berakhir tahun 2015 lalu, maupun dalam Sustainable Development Goals (SDGs) yang masih berlangsung hingga kini, belum dapat tercapai secara optimal. Menurut data WHO pada tahun 2017 Indonesia memiliki sanitasi terburuk/tidak layak ketiga di dunia, setelah India dan Tiongkok (Damashinta, 2018: 26). Bahkan berdasarkan data United States Agency for International Development (USAID) dan Indonesia Urban Water Sanitation and Hygiene (IUWASH) Indonesia berada di peringkat akhir di antara negara-negara ASEAN dalam masalah akses air dan sanitasi perkotaan. Dengan jumlah populasi masyarakat di perkotaan sebanyak 137.400.000 penduduk, yang terlayani sanitasi melalui air perpipaan perkotaan di Indonesia baru mencapai 33% (Badan Pusat Statistik,2018 dalam Alaydrus, 2019).

 

Kesadaran dan Gotong Royong

            Permasalahan paling umum yang mengakibatkan tercemar dan kotor nya air pada sungai dan mata air adalah akibat limbah dari pabrik dan limbah dari masyarakat itu sendiri. Sampah juga menjadi hal yang terus harus diutamakan penanganannya. Sampah tersebut selain berasal dari wisatawan  juga berasal dari masyarakat lokal.   Permasalahan sampah ini sangat mengganggu bagi masyarakat karena sampah tersebut mencemarkan air di mata air dan sungai, sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap serta terkadang menyerap ke sumur masyarakat.   Pemerintah juga harus menyediakan solusi terkait sampah yang menjadi akar dari penyebab kotor nya pada air. Pemerintah dapat menyediakan fasilitas tempat pembuangan sampah  daur ulang, hal ini bertujuan agar sampah yang ada dapat langsung dihabiskan ditempat tanpa harus di bawa keluar pulau atau TPSP Bantar Gerbang.

Pemerintah sebaiknya dapat bisa bekerja sama dengan masyarakat dalam menjaga kebersihan dan dalam mensanitasi air sungai dan mata air yang ada. Cara yang di lakukan ada berbagai cara mulai dari mengurangi pembuangan sampah dan limbah cair yang dapat membuat kualitas air sungai menjadi tidak sehat untuk di gunakan. Dan Pemerintah juga bisa melakukan cara penyaringan di sepanjang aliran sungai yang di gunakan oleh masyarakat untuk mengangkat sampah padat berupa daun, kertas, kain, dan plastik. Pengguna jenis air PDAM dan mata air juga harus tetap memperhatikan tingkat kebersihan air dengan menjaga lingkungan nya untuk tetap bersih dan sumber mata air harus di lindungi dari bahan pencemar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun