Perubahan Tingkat Kebersihan Air pada Musim Kemarau dan Hujan
Indonesia berada di wilayah iklim tropis yang hanya memiliki dua musim yaitu musim hujan dan kemarau. Pada musim hujan air cenderung lebih keruh. Pada musim hujan Air hujan yang tidak terserap oleh tanah, akan terus mengalir menjadi air permukaan. Lalu, air itu menuju tempat yang lebih rendah seperti sungai, danau, dan laut. sehingga mengalir di atas permukaan tanah dan kemudian menguap kembali. Air ini biasanya lebih kotor, karena mengandung lumpur. Air ini juga biasanya membawa berbagai macam material dari proses erosi. Erosi adalah proses hilangnya atau terkikisnya tanah atau bagian-bagian tanah dari suatu tempat yang terangkut oleh air atau angin ke tempat lain. Tanah yang tererosi diangkut oleh aliran permukaan akan diendapkan di tempat-tempat aliran air melambat seperti sungai, saluran-saluran irigasi, waduk, danau atau muara sungai. Hal ini berdampak pada mendangkalnya sungai sehingga mengakibatkan semakin seringnya terjadi banjir pada musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau (Arsyad, 2010).
Sedangkan Pada musim kemarau, air hujan yang turun menjadi berkurang pada musim kemarau, laju penguapan semakin meningkat. Hal ini karena pengaruh suhu atau temperatur yang tinggi, juga intensitas cahaya matahari yang cukup banyak, yang memengaruhi kecepatan penguapan. Karena tingginya laju penguapan, air permukaan pun perlahan menyusut. Apalagi jika terjadi kemarau panjang, cadangan air permukaan bisa sangat berkurang, bahkan di beberapa daerah bisa mengalami kekeringan. Di saat inilah biasanya terjadi kelangkaan air bersih. Jika kelangkaan air bersih terjadi dalam waktu yang panjang, bencana kekeringan akan terjadi.
Kondisi Air di Indonesia
Indonesia tercatat mewakili sekitar 6% dari sumber daya air yang ada di dunia. Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya Indonesia memiliki sumber daya air yang cukup melimpah. Namun kenyataan menunjukkan bahwa sebagian besar daerah di Indonesia seperti Nusa Tenggara Timur, Jawa, Bali,Sulawesi, justru mengalami kekurangan pasokan air bersih. Berdasarkan laporan dari Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di tahun 2015 yang dikutip oleh National Geographic Indonesia (2016), hampir  65% air sungai di Indonesia dalam keadaan tercemar berat (Hasuki: 2016). Lemahnya pengelolaan lingkungan di Indonesia, memberikan dampak negatif terhadap sektor air bersih dan sanitasi. Salah satu masalah yang dihadapi dalam penyediaan layanan air bersih diIndonesia adalah terbatasnya air baku (Kementerian Pekerjaan Umum, 2012).
Air bersih dan sanitasi merupakan salah satu permasalahan klasik yang tak kunjung tuntas di Indonesia. Target capaian sanitasi baik dalam Millennium Development Goals (MDGs) yang berakhir tahun 2015 lalu, maupun dalam Sustainable Development Goals (SDGs) yang masih berlangsung hingga kini, belum dapat tercapai secara optimal. Menurut data WHO pada tahun 2017 Indonesia memiliki sanitasi terburuk/tidak layak ketiga di dunia, setelah India dan Tiongkok (Damashinta, 2018: 26). Bahkan berdasarkan data United States Agency for International Development (USAID) dan Indonesia Urban Water Sanitation and Hygiene (IUWASH) Indonesia berada di peringkat akhir di antara negara-negara ASEAN dalam masalah akses air dan sanitasi perkotaan. Dengan jumlah populasi masyarakat di perkotaan sebanyak 137.400.000 penduduk, yang terlayani sanitasi melalui air perpipaan perkotaan di Indonesia baru mencapai 33% (Badan Pusat Statistik,2018 dalam Alaydrus, 2019).
Â
Kesadaran dan Gotong Royong
      Permasalahan paling umum yang mengakibatkan tercemar dan kotor nya air pada sungai dan mata air adalah akibat limbah dari pabrik dan limbah dari masyarakat itu sendiri. Sampah juga menjadi hal yang terus harus diutamakan penanganannya. Sampah tersebut selain berasal dari wisatawan  juga berasal dari masyarakat lokal.  Permasalahan sampah ini sangat mengganggu bagi masyarakat karena sampah tersebut mencemarkan air di mata air dan sungai, sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap serta terkadang menyerap ke sumur masyarakat.  Pemerintah juga harus menyediakan solusi terkait sampah yang menjadi akar dari penyebab kotor nya pada air. Pemerintah dapat menyediakan fasilitas tempat pembuangan sampah  daur ulang, hal ini bertujuan agar sampah yang ada dapat langsung dihabiskan ditempat tanpa harus di bawa keluar pulau atau TPSP Bantar Gerbang.
Pemerintah sebaiknya dapat bisa bekerja sama dengan masyarakat dalam menjaga kebersihan dan dalam mensanitasi air sungai dan mata air yang ada. Cara yang di lakukan ada berbagai cara mulai dari mengurangi pembuangan sampah dan limbah cair yang dapat membuat kualitas air sungai menjadi tidak sehat untuk di gunakan. Dan Pemerintah juga bisa melakukan cara penyaringan di sepanjang aliran sungai yang di gunakan oleh masyarakat untuk mengangkat sampah padat berupa daun, kertas, kain, dan plastik. Pengguna jenis air PDAM dan mata air juga harus tetap memperhatikan tingkat kebersihan air dengan menjaga lingkungan nya untuk tetap bersih dan sumber mata air harus di lindungi dari bahan pencemar.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI