Mohon tunggu...
Mochammad Farhan Maulana
Mochammad Farhan Maulana Mohon Tunggu... Freelancer - Farhan Maulana

Tulisan adalah abadi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Perempuan

5 Oktober 2019   18:10 Diperbarui: 5 Oktober 2019   18:23 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Rina sudah mengizinkan kamu berpoligami. Lantas apalagi masalahnya?" Tandas ibu mertuaku.

"Masalahnya aku gak mau menduakan istriku. Aku cinta sama dia. Kalaupun dia masih belum memberiku anak, aku tetap cinta sama dia."

"Halah, cinta palsu!"

Dan di sini aku hanya bisa menjadi penenang Satria. "Sudahlah, Mas. Turuti saja kemauanku. Aku mengizinkanmu untuk berpoligami."

"Nggak, sayang. Aku nggak mau."

"Please, Mas, aku ikhlas." Aku memohon dengan sangat kepada Satria.

Satria tidak menjawab apa-apa. Tapi ia langsung memelukku. Dan pelukan itu kubalas dengan hangat. Mungkin ini jawaban dari Satria, jawaban yang diungkapkan tapi aku tahu maksudnya. Tujuanku hanya ingin membuat suasana rumah ini menjadi tentram.

Ibu mertuaku tidak sinis padaku, dan Satria tidak bertengkar dengan ibunya sendiri hanya gara-gara aku. Mungkin dengan Satria menikah lagi dan memberi ibunya cucu, mungkin beliau menjadi senang. Jika suami dan ibu mertuaku bahagia, aku juga merasakan seperti itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun