Mohon tunggu...
Farhan Dwi Ristiyanto
Farhan Dwi Ristiyanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Dampak Nyata Pemanasan Global di Masa Kini

26 Oktober 2021   13:11 Diperbarui: 26 Oktober 2021   13:16 826
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PENGERTIAN DAN PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL

Perubahan iklim merupakan tantangan paling berat yang dihadapi dunia saat ini. Semakin banyak terjadinya penyimpangan cuaca seperti halnya badai, angin topan, hujan deras, dan perubahan musim tanam. Belum lagi ancaman badai tropis seperti tsunami, banjir,  kekeringan, kebakaran hutan, hingga punahnya berbagai ikan dan rusaknya terumbu karang, serta krisis air bersih. Sebagian besar ahli percaya bahwa peristiwa ini disebabkan oleh apa yang disebut pemanasan global (global warming), yang merupakan akibat dari peningkatan kadar gas rumah kaca.

Pemanasan global merupakan peningkatan suhu rata-rata atmosfer bumi, lautan, dan daratan. Para peneliti di Pusat Penelitian Kehutanan Internasional (CIFOR) menjelaskan bahwa pemanasan global adalah penangkapan radiasi matahari gelombang panjang (gelombang panas atau inframerah) yang dipancarkan ke bumi oleh gas rumah kaca.

Ada enam jenis gas rumah kaca, yaitu karbon dioksida (CO), metana (CH4), dinitrogen oksida (N2O), hidrogen perfluorokarbon (HFC), perfluorokarbon (CFC), dan sulfur heksafluorida (SF6). Gas-gas ini secara alami ada di udara (atmosfer). Efek rumah kaca adalah istilah yang mengacu pada panas yang terperangkap di atmosfer bumi dan tidak dapat ditransmisikan.

Penipisan lapisan ozon juga meningkatkan suhu bumi. Sebab, semakin tipis lapisan atas atmosfer, semakin bebas radiasi matahari gelombang pendek (termasuk ultraviolet) yang masuk ke bumi. Selain itu, radiasi gelombang pendek ini juga dapat diubah menjadi gelombang panjang atau gelombang panas matahari atau sinar infra merah, sehingga hal tersebut dapat meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca.

Dalam keadaan normal, efek rumah kaca alami diperlukan untuk mengurangi perbedaan suhu antara siang dan malam. Namun dengan meningkatnya gas rumah kaca (CO2), semakin banyak gelombang panas matahari atau infra merah yang dipantulkan dari permukaan bumi yang diserap oleh atmosfer, sehingga meningkatkan suhu permukaan bumi.

DAMPAK PEMANASAN GLOBAL

  • Cuaca

Salah satu tanda pemanasan global yang sangat jelas adalah perubahan iklim, misalnya hujan lebat masih sering terjadi, padahal kita sekarang memasuki bulan yang seharusnya dihitung sebagai musim kemarau. Contohnya di Indonesia, misalnya banjir Februari 2007 yang menenggelamkan lebih dari separuh wilayah DKI Jakarta. Menurut perkiraan, transisi dari musim kemarau ke musim hujan terus berlanjut dalam 30 tahun terakhir. Musim tanam akan lebih panjang di beberapa daerah. Suhu di musim dingin dan malam hari cenderung meningkat.

Karena lebih banyak air yang menguap dari laut, daerah yang lebih hangat akan menjadi lebih lembab. Kelembaban yang tinggi akan meningkatkan curah hujan. Badai akan menjadi lebih sering. Selain itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya, area tertentu akan menjadi lebih kering dari sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang, dan mungkin bertiup dengan arah yang berbeda.

  • Tinggi Permukaan Laut

Intensitas angin topan yang ditimbulkan oleh penguapan air akan menjadi lebih besar. Berlawanan dengan pemanasan yang terjadi, mungkin akan ada periode dingin yang ekstrem. Pola cuaca menjadi lebih tidak terduga dan ekstrim. Sekarang, terutama dalam 2-3 tahun terakhir, cuaca akan menjadi sulit untuk diprediksi.

Saat atmosfer menghangat, bagian utara belahan bumi utara akan lebih panas daripada bagian bumi lainnya, dan permukaan laut juga akan memanas, sehingga gunung es di kutub, terutama yang ada di sekitar Greenland, akan mencair. Menurut penelitian para ilmuwan dari anggota Antarctic Survey Institute (BIA), lebih dari 1 juta hektar gunung es di Antartika barat atau Cincin Antartika terancam mencair atau pecah.

Secara umum, kenaikan permukaan laut akan menyebabkan efek berikut:

  1. Frekuensi dan intensitas banjir turut meningkat
  2. Meluasnya kerusakan manggove (hutan bakau)
  3. Terjadinya perubahnya arus laut
  4. Intrusi air laut yang luas
  5. Berbagai kegiatan sosial-ekonomi masyarakat pesisir yang terancam
  • Pertanian

Orang mungkin berpikir bahwa pemanasan bumi ini akan menghasilkan lebih banyak makanan daripada sebelumnya, tetapi ini tidak terjadi di beberapa tempat. Misalnya, Kanada bagian selatan dapat memperoleh manfaat dari curah hujan yang lebih tinggi dan musim tanam yang lebih panjang. Di sisi lain, lahan pertanian tropis semi-kering bahkan di beberapa bagian Afrika mungkin tidak akan tumbuh. Jika salju musim dingin, yang merupakan reservoir alami, mencair sebelum periode puncak pertumbuhan, daerah pertanian gurun yang menggunakan air irigasi pegunungan terpencil mungkin akan terpengaruh. Seperti yang kita ketahui bersama, para petani menggunakan cuaca sebagai dasar untuk bercocok tanam, jika prakiraan cuaca salah, maka petani tidak bisa panen atau panennya tidak bagus, sehingga menderita kerugian.

  • Hewan dan Tumbuhan

Hewan dan tumbuhan menjadi organisme yang sulit untuk dihindarkan dari efek pemanasan ini, karena sebagian besar daratan telah dikuasai oleh manusia. Dalam pemanasan global, hewan cenderung bermigrasi ke daerah kutub atau daerah pegunungan. Namun, perkembangan manusia akan menghambat gerakan ini. Spesies yang terhalang oleh kota atau peternakan untuk bermigrasi ke utara atau selatan bisa mati. Beberapa spesies yang tidak bisa bergerak cepat ke kutub juga bisa punah. Pada saat yang sama, tanaman akan mengubah arah pertumbuhannya dan mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat.

  • Kesehatan Manusia

Wabah penyakit umum di daerah tropis, seperti yang disebabkan oleh nyamuk dan hewan pembawa penyakit lainnya, akan menjadi lebih umum karena dapat dipindahkan ke daerah yang sebelumnya terlalu dingin untuk mereka. Sebagai contoh, Plasmodium adalah vektor utama penularan penyakit malaria, dan diyakini hanya berkembang biak di daerah tropis yang suhunya tidak kurang dari 16 derajat Celcius dan ketinggian kurang dari 1.000 meter.

Perubahan suhu, kelembaban dan curah hujan yang ekstrim akan menyebabkan nyamuk lebih sering bertelur sehingga meningkatkan vektor penularan penyakit. Penyakit tropis lainnya yang dapat ditularkan oleh nyamuk antara lain malaria, demam berdarah dengue (DBD), demam kuning dan chikungunya.

  • BAGAIMANA DUNIA DAN INDONESIA MENYIKAPINYA

Isu pemanasan global bukanlah isu baru bagi dunia, sejak tahun 1979, gagasan dan rencana pengurangan emisi telah diimplementasikan dalam bentuk kesepakatan internasional yaitu United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCC) yang membahas tentang perubahan iklim. Konvensi tersebut dilaksanakan di Rio de Janeiro pada 14 Mei 1992 sebagai salah satu komitmen KTT Bumi, dan mulai berlaku pada 21 Maret 1994.

Pemerintah Indonesia menyetujuinya melalui UU No.  No. 6 Tahun 1994. Melalui konvensi tersebut, negara Annex I (Rusia dan negara eropa timur lainnya)  diharuskan bekerja untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dengan merumuskan rencana nasional dan inventarisasi gas rumah kaca.

Kemudian, pada Konferensi Inter-Parliamentary Union (IPU) ke-116 yang diadakan di Nusa Dua, Bali, pada tanggal 29 April hingga 4 Mei 2007, tema tersebut dimasukkan dalam tema Rapat Umum Debat "Pemanasan Global: Sepuluh Tahun Setelah Kyoto.". Isu ini juga menjadi isu utama dalam pembahasan isu-isu mendesak. Pada tahun 2007, Bali, dengan bantuan Japan International Cooperation Agency (JICA), merestorasi 250 hektar dari 4.000 hektar hutan bakau di lima wilayah: Denpasar, Padang, Jambrana, Burler, dan Klungkung. Mengingat mangrove sangat efektif dalam meredam tsunami, maka upaya ini dilakukan untuk memprediksi tsunami. Ini merupakan upaya nyata untuk mengurangi dampak pemanasan global, dan pemanasan global juga dapat memicu tsunami. Tri Hita Karana sebagai bentuk penerapan peran masyarakat dalam menjaga alam. Konsep Tri Hita Karana (hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan lingkungan alam) mengacu pada akar budaya Bali dan dapat dijadikan acuan untuk mengatasi kerusakan lingkungan yang menjadi penyebab global pemanasan hari ini.

Di wilayah kecil, masyarakat dapat berpartisipasi dalam mengurangi konsekuensi melalui cara-cara berikut:

  1. Hemat air
  2. Kurangi penggunaan mobil pribadi
  3. Gunakan pembersih dan sabun yang ramah lingkungan
  4. Kurangi pembakaran bahan yang tidak dapat didaur ulang
  5. Menanam pohon untuk menghijaukan lingkungan sekitar
  6. Memperhatikan kebersihan lingkungan sekitar
  7. Menggunakan dan membuat Kompos
  8. Mendorong kerajinan tangan yang menggunakan bahan daur ulang
  9. Gunakan lampu hemat energi

KESIMPULAN

Pemanasan global pada dasarnya disebabkan oleh efek rumah kaca yang disebabkan oleh meningkatnya karbondioksida (CO2), metana (CH4), nitrous oxide (N2O) dan CFC serta emisi gas lainnya.  Hal terseebut menyebabkan suhu global meningkat dari tahun ke tahun dikarenakan energi matahari terjebak di dalam atmosfer. Berbagai dokumen menunjukkan bahwa suhu global, termasuk Indonesia, naik 1,5-40 C pada akhir abad ke-21.

Pemanasan global memiliki dampak yang luas dan serius terhadap lingkungan biogeofisik (seperti mencairnya es di kutub, naiknya permukaan air laut, perluasan gurun, peningkatan curah hujan dan banjir, perubahan iklim, kepunahan flora dan fauna tertentu, migrasi flora dan fauna dan hama, dll). Sedangkan dampak terhadap kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat antara lain terganggunya fungsi wilayah pesisir dan kota pesisir, terganggunya fungsi prasarana dan sarana seperti jaringan jalan, pelabuhan dan bandar udara, terganggunya pemukiman penduduk, penurunan produktivitas lahan pertanian, serta peningkatan risiko kanker dan wabah penyakit parasit, dll.

Pemanasan global telah menjadi masalah yang harus kita hadapi atau selesaikan bersama. Mari kita mulai dengan gaya hidup ramah lingkungan dan mulai dari diri kita sendiri. Karena pada dasarnya penyebab terjadinya perubahan iklim (climate change) adalah ulah manusia selain faktor alam. Perlu juga mempertimbangkan hal-hal kecil yang berkontribusi terhadap pemanasan global, salah satunya adalah mengurangi penggunaan bahan bakar fosil di bumi dan melindungi hutan. Oleh karena itu, kita harus lebih memahami apa yang dimaksud dengan pemanasan global, sehingga kita dapat berperan dalam merespon dan bahkan membantu mengatasinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun