Mohon tunggu...
Farhan Azhwin
Farhan Azhwin Mohon Tunggu... Pelajar/Mahasiswa -

A prospective Indonesian scientist | "Learning from your mistake makes you smart while learning from other people's mistake makes you genius, keep being beneficial for others who actually need it"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kisah Haruko Obokata dan Sikap yang Seharusnya Dimiliki Ilmuwan

12 November 2017   11:01 Diperbarui: 17 November 2017   18:37 6629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Haruko Obokata (Theguardian.com)

Sebuah Pelajaran

Disamping kurangnya integritas dan kerendahan hati  Haruko sebagai ilmuwan. Pribadi sendiri menilai hal ini dimulai dari adanya sebuah godaan, tak perlu dipungkiri bahwa setiap ilmuwan menginginkan hasil penelitian yang bagus, dapat dipublikasikan, dan mendapatkan penghargaan sekaligus pengakuan dari orang banyak. 

Ini merupakan hal yang wajar atas upaya, biaya, dan waktu yang dihabiskan untuk melakukan penelitian, ditambah dengan tingginya persaingan dari ilmuwan lain untuk menjadi yang terdepan dan tekanan yang begitu besar memicu masalah baru yang dihadapi oleh setiap ilmuwan, khususnya akan kegigihan, kejujuran dan kreativitas untuk meningkatkan kapabilitas dalam menjalankan riset sebaik mungkin, yang berujung menyerah di tengah jalan dan melakukan kecurangan yang sudah dijelaskan sebelumnya.

Selain itu, komunitas dan pihak institusi riset juga memiliki peran penting akan kesadaran bentuk penipuan dan pemalsuan data hasil riset sekaligus konsekuensinya. Pemberian pengawasan secara langsung maupun tidak langsung dengan tidak memihak dapat menjadi solusi meminimalisir adanya penipuan dan pemalsuan data riset, seperti contohnya memberikan penuntun atau panduan akan peraturan seorang praktisi ilmuan dan mengharapkan mereka untuk mematuhinya. 

Lebih jauh, bentuk pelanggaran yang dilakukan nantinya berdampak akan pemahaman ilmu itu sendiri dan mempengaruhi ketidakpercayan publik. Hal itu juga dapat menghancurkan kejujuran, keterbukaan, dan fondasi dimana sains modern itu berada. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun