Tradisi Budaya Dan Pariwisata
Perayaan dan bentuk tabuik itu sendiri menyimpan banyak makna tersirat. Pada bagian bawah bangunan Tabuik terdapat sebuah patung yang dianggap sebagai perwujudan burak, yaitu kuda yang memiliki sayap dan ekor yang lebar tapi berkepala manusia dengan peti berwarna-warni di punggungnya. Burak dan peti itu adalah simbol ketika burak menjemput jenazah Hussein bin Ali yang tewas di Padang Karbala.
Secara total, sebuah tabuik bisa mencapai tinggi sekitar 12 meter. Menurut cerita, setelah burak menjemput jenazah Hussein bin Ali, burak kemudian terbang membawa jenazah tersebut ke angkasa. Dalam prosesi tabuik, peristiwa ini disimbolkan dengan prosesi melarung tabuik ke lautan. Adapun peristiwa serbuan pasukan utusan Yazid bin Muawiyah yang menewaskan Hussein bin Ali disimbolkan lewat keriuhan tabuhan gendang tasa dan adu hoyak dua tabuik, yaitu Tabuik Pasa dan Tabuik Subarang.
Walikota Pariaman 2 Periode, Mukhlis Rahman juga pernah menyampaikan lansung kepada seluruh elemen terkait,"Orang Pariaman tak ada syiah, tabuik hanyalah even budaya yang sudah kita tetapkan jadi even Wisata di Kota Pariaman, Ambil makna positif, event yang dilakukan untuk meningkatkan kunjungan, kalau ada yang kurang baik perlu kita bicarakan. Karena Tabuik bukan ritual keagamaan tapi budaya yang sudah menjadi event wisata Kota Pariaman.
Festival Tabuik masuk kalender acara wisata Sumatra Barat dan kalender acara wisata nasional. Puluhan ribu orang dari pelosok Sumatra Barat dan perantau datang ke Pariaman hanya ingin melihat Festival Tabuik selama 14 hari. Upacara tabuik dapat dihadiri hingga sekitar 6.000 orang per hari dan 90.000 orang saat puncak acara. Tabuik sendiri digelar bertujuan sebagai daya tarrik ratusan ribu wisatawan baik dalam maupun luar negeri untuk datang ke Kota Pariaman yang meenjadikan hotel, wisma, homestay penuh pengunjung. Ditambah lagi alat transportasi Kereta Api meningkat perjalanannya menjadi 5 kali sehari, pedagang kuliner, cendera mata dan lain-lain meraih rezeki selama even tabuik. (Farhan Olivio)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H