Sebuah daratan pesisir laut diujung timur Tanah Bima, sejak awalnya didiami oleh komunitas  masyarakat yang dikenal sebutan Kampong Bugi (Perkampungan orang Bugis). Kampong yang pada masa itu dipimpin oleh seorang yg disebut Matoa. Sekarang kampong tesebut dikenal dengan Desa Bugis. Desa yang berada di wilayah administrasi Kecamatan Sape Kabupaten Bima. Desa Bugis di kenal memiliki sejuta potensi dan keunikan tersendiri, antara lain yaitu :
1. Dikenal sebagai pintu gerbangnya provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dari arah timur berdasarkan letak geografisnya dan adanya Pelabuhan ASDP penunjang penyeberangan lintas Sape-Labuan/Sape-Sumba
2. Dikenal sebagai tempat pertama kali masuknya Islam di Tanah Bima, Berdasarkan catatan kitab Bo Sangaji Kai disinilah bersandarnya Kapal para mubalig melayu Datuk ri Bandang dan Datuk ri Tiro, kedua utusan dari Kesultanan Gowa Tallo untuk mengislamkan Sultan Bima dan orang Bima di sekitar tahun 1028 H/1618 M
3. Dikenal sebagai tempat yang kaya akan hasil lautnya, dengan memproduksi Ikan hampir 50 ton per tahun serta perputaran uang penjualan Ikan Tembus Miliaran pertahunnya sehingga menjadikan Desa Bugis penyumbang terbesar PAD Kabupaten Bima di Bidang perikanan berdasarkan data DKP tahun 2019
4. Dikenal sebagai Desa wisata kuliner yang memiliki beragam pusat olahan hasil laut seperti ikan basah dan ikan kering disepanjang jalan utama Desa BugisÂ
5. Dikenal sebagai Desa sentral pembuatan berbagai jenis perahu dan kapal seperti kapal Phinisi, sebuah kapal leluhur masyarakat Bugis yang baru saja ditetapkan sebagai warisan  budaya tak benda oleh UNESCO tahun 2017
Oleh: Uba Farhan
Ref.
Kitab "BO Sangaji Kai"
Dinas Kelautan dan perikanan Kab. Bima
Kompas.Com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H