Mohon tunggu...
Farhah HafifahSeptiani
Farhah HafifahSeptiani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Unpam

NIM 191011500102

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Karakter untuk Membangun Peradaban Bangsa

12 Mei 2021   12:56 Diperbarui: 12 Mei 2021   13:07 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Porsi pembentukan karakter dalam perjalanan hidup setiap manusia sangat penting sekali. Membentuk karakter sejak dini akan sangat berpengaruh serta menentukan bagaimana kehidupan seseorang. Siapapun orangnya, apapun jenis pekerjaannya, jika punya karakter positif, pasti akan lebih baik dibanding mereka yang tidak punya karakter positif. Maka dari itu, membentuk karakter positif harus dimulai sejak usia dini agar bisa menjadi bekal ketika mengarungi perjalanan hidup yang sangat dinamis dan bersaing

Karakter yang kuat, berani dan tidak mudah menyerah akan sangat membantu siapapun dalam menjalani hidup. Karakter positif selalu bisa diterapkan dalam berbagai profesi, baik seorang pebisnis, pendidik, atau profesi lainnya. Seperti kita ketahui bersama bahwa yang sering menjadi masalah bangsa Indonesia ini adalah banyaknya manusia Indonesia yang tidak memiliki karakter positif sehingga dimanapun mereka berada akan selalu menimbulkan masalah dan bukan menjadi solusi dari sebuah masalah.

Pendidikan merupakan hal memang dianggap penting di dunia, karena di dunia membutuhkan dengan orang orang yang memiliki pendidikan supaya bisa membangun negara yang lebih  maju. Tetapi tak hanya itu karakter itu juga begitu diutamakan karena orang orang di Zaman sekarang ini tidak hanya melihat  betapa tinggi pendidikan atau gelar yang sudah dia raih, tapi untuk karakter dari peribadi dari setiap orang.

Proses pendidikan di sekolah bisa dibilang masih banyak yang mementingkan aspek kognitifnya ketimbang dari pada psikomotoriknya, tak sedikit guru guru di setiap sekolah yang hanya sekedar mengejar saja supay a terlihat formalitasnya, tanpa menajarkan gimana etika etika yang baik yang harus dilakkan.

Di dalam buku mengenai Kecerdasan Ganda / Multiple Intelligences, Daniel Goleman telah menjelaskan bahwa kecerdasan emosional dan sosial di dalam kehidupan dibutuhkan 80 %, sedangkan kecerdasan intelektual hanya 20 % saja. Di dalam hal ini sehingga pendidikan karakter dibutuhkan untuk membangun kehidupan yang lebih baik dan beradab, bukan kehidupan yang malah dipenuhi dengan perilaku biadab. Jadi tepikirlah oleh para ahli  apa yang dikenal dengan pendidikan karakter.

Tak sedikit pilarkarakter yang harus ditanamkan kepada anak anak penerus bangsa, yaitu seperti kejujuran, memang kejujuran merupakan hal yang sangat utama dan harus ditanamkan ke diri sendiri mau pun ke anak anak penerus bangsa karena kejujuran merupakan banteng dari semua hal, tak hanya itu saja tapi jug ada pilarkarkater mengenai keadilan, karan seperti yang bisa dilihat begitu banyak ketidakadilan terutama di negara Indonesia ini. Tak hanya itu juga harus ditanamkan juga pilarkarakter seperti rasa hormat ke kakak kelasnya, dan kakak kelas juga akan menyayangi adik adik kelasnya, dan juga dengan teman seangkatan rasa saling menghargai harus ada di dalam diri setiap para murid murid supaya tercipta dunia pendidikan yang tidak rama dengan tawuran.

Saat ini sudah banyak sekolah sekolah di Indonesia yang telah mengajarakan pendidikan karakter yang juga menjadi mata pelajaran khusu di sekolah yang bersangkutan. Mereka telah diajarkan bagaiman cara yang sifatnya untuk ke orang tua, para guru, dan juga lingkungan ditempat hidupnya.

Semoga dengan menerapkan pendidikan karakter di sekolah semua potensi kecerdasan anak anak akan berdasarkan oleh karakter karakter yang bisa membawa mereka menjadi orang orang yang telah diharapkan untuk menjadi penerus bangsa. Seperti negara yang bebas akan korupsi, ketidak adilan, dan masalah masalah yang lainnya.

Tak hanya itu tapi juga menjadi bangsa yang berpeng teguh kepada karakter yang kuat dan beradab. Meskipun mendidik karakter tidak semudah itu seperti membalikan telapak tangan, maka dari itu ajarkan kepada anak bangsa pendidikan karakter sejak sedini mungkin.

Pendidikan karakter identik dilaksanakan di sekolah

Selama ini kita mengenal pendidikan karakter ada di sekolah. Ya sekolah mengenalkan pendidikan karakter dalam upaya untuk mencapai tujuan nasional pendidikan. Seperti yang sudah tertuang dalam UU No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang pada intinya menyebutkan bahwa pendidikan di indonesia berupaya untuk menciptakan manusia indonesia yang berkahlak mulia, beriman, bertaqwa, terampil, kreatif, dll.

Dalam upayanya tersebut maka pendidik di sekolah dalam hal ini guru membuat pembelajaran berbasis karakter. Tujuannya agar dalam pembelajaran (materi) yang diberikan juga terdapat muatan implementasi penumbuhan karakter. Ini sering tertuang dalam rencanaan pelaksanaan pembelajaran (RPP).

RPP berkarakter di susun guna memberikan kesempatan kepada guru dan siswa untuk belajar dan secara langsung mengimplementasikan pendidikan karakter. Dari situ maka diharapkan pendidikan karakter dapat di terima dan tercermin dalam perilaku individu/siswa sekolah.

Meskipun begitu nyatanya implementasi pendidikan karakter tidak semata mata hanya dilaksanakan di Sekolah.

Pendidikan karakter juga dapat dilaksanakan di kehidupan sehari-hari.

Bagaimana caranya?

Untuk menunjukan nya, perhatikan contoh-contoh implementasi pendidikan karakter dalam kehidupan sehari hari.

Contoh :

1. Mengajarkan Sholat 5 waktu bersama keluarga

Kenyataannya untuk menumbuhkan nilai karakter religius tidak selamanya harus dilaksanakan di sekolah. Di rumah pun bisa dilakukan. Dengan mengajak ayah, ibu dan anak anak untuk menjalankan sholat 5 waktu secara berjamaah juga dapat mengajarkan nilai nilai religius.

Orang tua yang bersedia untuk memberikan waktunya bersama sama menjalankan sholat bersama keluarga. Akan memberikan contoh yang bagus kepada anak. Mereka akan nyaman dan dengan sendirinya akan meniru setiap nilai nilai yang terkandung dalam kegiatan sholat berjamaah tersebut.

2. Berkomunikasi dengan Anak dan Meminta Selalu Mengatakan Sebenarnya.

Dalam kehidupan sehari hari, seseorang dapat melakukan tindakan bohong. Bohong biasanya terjadi untuk melindungi diri agar tidak kena marah, membuat diri sendiri senang, dan berbagai macam alasan lainnya.

Seorang anakpun begitu, mereka dapat berbohong. Biasanya terjadi jika mereka merasa takut. Mereka takut untuk berkata sebenarnya dengan alasan takut kena marah dan lain lain.

Kebiasaan tersebut tidaklah baik, sikap berbohong akan ada dalam diri anak jika tidak segera di selesaikan. Untuk itu orang tua dapat melakukan komunikasi yang menyenanglan dengan anak. Komunikasi yang menyenangkan adalah komunikasi yang tidak membuat anak tertekan dan takut.

Dengan komunikasi yang menyenangkan orang tua dapat membuat anak selalu berkata jujur. Walau mereka berbuat salah, mereka akan menyampaikan bahwa mereka salah. Selanjutnya adalah membentuk tanggung jawab. Yaitu kondisi setelah seorang anak mengetahui mereka melakukan kesalahan dan menjalankan konsekuensi dari kesalahan yang telah diperbuat atau tanggung jawab.

3. Bersosialisasi dengan banyak orang dari berbagai macam perbedaan latar belakang.

Indonesia adalah negara yang beragam dengan ragam aneka suku, agama, dan budaya. perbedaan tersebut tidak boleh menjadi kelemahan yang akan mencerai berai negara kita. sebaliknya dengan perbedaan akan menjadi satu negara utuh yang kuat dan saling melengkapi. Dalam kehidupan sehari hari, kesempatan bersosialisasi dengan berakenaragam individu dengan latar berbeda beda dapat menumbuhkan nilai toleransi. oleh sebab itu sosialisasi tidak baik untuk dibatasi khusunya pembatasan berdasarkan RAS.

4. Mengajarkan Anak untuk mengerjakan setiap tugasnya.

Dalam kehidupan sehari hari, anak memiliki tugas masing masing, entah tugas sekolah, tugas rumah seperti membersihkan tempat tidur, mencuci sepatu sendiri, makan sendiri, dll.

Mengajarkan anak untuk mengerjakan setiap tugas secara mandiri dapat menumbuhkan karakter disiplin seorang anak tersebut. Oleh sebab itu penting dalam kehidupan sehari hari seorang anak mengerjakan setiap tugasnya secara mandiri. Sehingga kedisiplinan dia akan terbentuk sejak dini.

5. Berdiskusi untuk menentukan warna baju keluarga.

Untuk menumbuhkan nilai nilai demokrasi dalam kehidupan sehari hari. Mengapa kita tidak mulai dengan hal sederhana. Seperti : selalu melakukan diskusi dengan anggota keluarga untuk memilih warna baju yang senada.

Hal kecil tersebut dapat.menjadi contoh untuk melatih demokrasi pada anak. Bahwa segala hal di kehidupan kita dapat di bicarakan untuk menemukan jalan keluar yang disepakati oleh semua pihak. Kita juga dapat melakukan berbagai macam hal lainnya. Seperti menentukan rumah makan secara bersama sama. Berdiskusi memilih lokasi liburan keluarga, dll.

6. Menonton TIMNAS bertanding

Untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air. Ternyata sangat mudah. Kita sering melihat sepak bola, atau bulu tangkis. Dimana timnasional kita bertanding dengan negara lain. Ternyata dengan menonton dan memberikan dukungan kepada atlet yang bertanding dapat juga menumbuhkan karakter kecintaaan kita terhadap tanah air.

Dalam kehidupan sehari hari kita sering menonton Timnas Sepak Bola, misalkan timnas kita mengalami kekalahan kita akan merasa sedih. jika Timnas kita menang kita bahagia itu adalah perasaan yang sudah mendalam bahwa kita mencintai negara Indonesia atau tanah air. Jika itu dilakukan terus menerus maka karakter kuta akan meningkat dari hari ke hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun