Mohon tunggu...
Fareza Himawan
Fareza Himawan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

“Terima” Kasih Ibu

6 Januari 2016   19:10 Diperbarui: 6 Januari 2016   19:21 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Judul karya : Kasih Untuk Ibu

Desainer: Wuffiqo Al Kistduem

Identifikasi

  • Sebuah Desain karya dari Wuffiqo Al Kistdeum yang berjudul Kasih Untuk Ibu
  • Merupakan karya Desain dengan susunan dengan bentuk portrait.
  • Pada karya terdapat headline bertuliskan “ “terima” kasih”.
  • Subheadline dari iklan ini bertuliskan “bukan saatnya untuk sekedar” dengan letaknya yang berada di atas headline.
  • Body copy pada karya ini terdapat dua buah yaitu yang bertuliskan “brilah kasih” dan “karena ibu sangat pantas untuk mendapatkannya”
  • Bodycopy bertuliskan “berilah kasih” memiliki ukuran font yang lebih besar dari bodycopy di bawahnya
  • Pada bagian paling bawah bodycopy terdapat tulisan pesan “selamat hari ibu
  • Pada sisi kiri dari karya desain terdapat illustrasi sebuah tangan kiri yang keriput dan putih yang menghadap ke arah atas depan dengan Stroke atau garis tepi berwarna putih pada sisi luarnya.
  • Pada sisi tengah terdapat illustrasi simbol hati/cinta berwana merah dengan Stroke atau garis tepi berwarna putih pada sisi luarnya.
  • Pada sisi bagian kanan terdapat illustrasi dua buah tangan yang sedang menengadah menghadap ke atas dengan kuku yang sedikit panjang dan rapih seperti tangan wanita dengan Stroke atau garis tepi berwarna putih pada sisi luarnya.
  • Warna pada background karya didominasi oleh warna biru muda dengan bidang garis horizontal berwarna agak gelap dan sedikit miring ke arah kanan bawah.
  • Terdapat elemen shade atau bayang pada sisi atas kanan dan sisi bawah kiri pada background.
  • Headline dan body copy berada di atas bidang berbentuk trapesium dengan warna merah.
  • Pada trapesium memiliki efek seperti distorsi dengan bayangan trapesium dengan turunan warna yang sama namun dengan ukuran dan arah yang berbeda.

Makna dan Pemaknaan

Sebuah desain digital karya Wuffiqo Al Kistdeum yang berjudul Kasih Untuk Ibu dengan gaya yang digunakan yaitu gaya modern minimalis dengan potongan illustrasi berbentuk sebuah tangan kanan yang putih dan keriput menengadah ke atas dan condong ke depanseperti tangan  orangtua yang sedang menuangkan sesuatu, illustrasi tangan ini berada di sisi paling kiri dari desain. Bagian tengah pada desain digital ini terdapat bentuk simbol hati/love yang memiliki warna merah dengan efek pencahayaan berasal dari sisi kiri atas simbol ni terlihat seperti sedang mekar dan menggembung besar.

Illustrasi pada sisi paling kanan berbentuk sepasang tangan yang menengadah terlihat seperti tangan yang akan menerima sesuatu, posisi tangan berada agak sedikit ke bawah dari dua objek sebelumnya ketiga objek illustrasi tadi seluruhnya di kelilingi oleh garis tepi berwarna putih yang memberi ketegasan pada objek trsebut. Elemen backgroun sebagian besar di dominasi dengan warna biru muda dengan aksen berbentuk horizontal dengan warna biru yang lebih tua di tengahnya memanjang hingga ujung kanan dan kiri dari desain ini.

Dalam desai  ini terdapat efek shade atau bayangan gelap di sisis atas kanan dan sisi bawah kiri dengan posisi searah dengan aksen diagonal pada background, efek bayangan memudar saat semakin ke arah tengah dari bidang desain ini seolah-olah terdapat sumber cahaya di tengah.

Font dari headline yang bertuliskan “terima kasih” dan “ berilah kasih” memiliki posisi yang terpisah mengapit simbol hati/love dengan jenis font san sherif berwarna putih, pada bagian atas terdapat subheadline bertuliskan “bukan saatnya untuk sekedar” berada tepat di atas headline paling atas, sedangkan pada bagian bawah headline terdapat tulisan “karena ibu sangat pantas untuk mendapatkannya” keduanya menggunakan ukuran font yang lebih kecil dan keselurhan tulisan di dibuat dengan menggunakan warna putih. pada bagian paling bawah font terdapat juga pesan yang bertuliskan “selamat hari ibu”, di buat dengan kuran font yang sedikit lebih besar dari sukuran subheadline dan di buat dengan warna hitam dengan bidang memanjang berwarna biru muda di belakangnya mengikuti panjang dari pesan tersebut.  

Penegasan kata “terima” pada headline, dengan memberikan tanda petik di antara kata terasebut menunjukan bahwa si desainer menunjukan perhatian utamanya pada kata “terima” dimana kata tersebut merupakan bagian dari suku kata “teria kasih” yang artinya ucapan rasa syukur yang di tujukan terhadap sesuatu pemberian, dimana jika di uraikan kata terima memiliki makna keterbukaan seseorang untuk mendapatkan sesuatu yang di berikan sehingga biasanya kata terima di simbolkan dengan gambar tangan terbuka mnghadap atas dengan satu atau dua tangan dan juga bisa di simbolkan dengan tangan kana dengan posisi ingin berjabatan seolah-olah menerima kehadiran seseorang.

Kata “kasih” memiliki arti perasaan sayang atau cinta sehingga sering juga di simbolkan dengan simbol kasih sayang atau bentuk hati yang sering di lihat pada hari valentine atau hari kasih sayang akan banyak terlihat bentuk hati berwarna merah muda ataupun bunga mawar yang dimana melambangkan rasa cinta dan kasih sayang.

Pada kebiasaan sehari-hari seorang anak biasanya akan di didik oleh orangtua nya untuk mengucapkan kata terima kasih, sebagai salah satu norma kesopanan juga merupakan kata yang akan meyenangkan di dengar oleh orang yang menerimanya, kata ini juga merupakan sebuah penghargaan kepada si pemberi dan bukan merupakan kata yang tidak pantas.

Pada subheadline pendukung di bagian atas headline terdapat kalimat “bukan saatnya untuk sekedar” di makanakan sebagai kalimat yang bertujuan mengingatkan, dan dalam kalimat ini di tekankan pada kata “sekedar”dimana sekedar merupakan kata pengganti dari ala kadarnya atau seadanya, dimana di gambarkan sebagai keadaan yang terbatas dan secukupnya dan tidak kelebihan, kata ini juga benggambarkan suatu pekerjaan yang tidak di lakukan sepenuh hati dan di kerjakan hanya untuk forlmalitas dan tidak maksimal.

Sehingga dalam kalimat ini desainer membubuhkan kata “jangan” di dalamnya yang diartikan sebagai larangan. Dalam satu kalimat ini desainer menyampaikan bahwa kata terima kasih merupakan kata yang tidak cukup di ucapkan dan merupakan kata yang di ucapkan seadanya saja sehingga harus di hindari yang merupakan sebab di bubuhkan kata jangan di dalam potongan kalimat tersebut.

Pada headline kedua di tuliskan kata “berilah kasih” tanpa menggunakan penegasan ataupun tanda petik hal ini sangat berkebalikan dengan headline pertama yang menggunakan penegasan pada satu katanya ini diartikan sebagai penjabaran dari kalimat di atasnya yang merupakan tekateki di karenakan kata “terima”,  kalimat di bawah menjabarkan bahwa jangan selalu menerima tetapi lebih baik memberi, hal ini juga telah di ungkapkan oleh para orang tua terdahulu melalui peribahasa “tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah”yang memiliki arti yang sama yang ingin di sampaikan dalam desain ini.

Namun, dalam menggambarkan peribahasa ini biasanya di gambarkan dengan dua buah tangan yang saling berhadapan, dengan salahsatu tangan mengarah bawah menghadap kepada tangan lainnya yang menghadap tangan, dan dalam desain ini di gambarkan kedua tangan yang saling berhadapan dan keduanya menghadap langit, illustrasi dalam desain ini menggambarkan kesetaraan meskipun salah satu pihak lebih di tinggikan kesetaraan tersebut di tunjukan dengan tangan yang sama-sama menghadap ke langit, illustrasi tangan di sisi kanan menunjukan kerendahan dirinya sendiri secara sopan, illustrasi ini menggambarkan kasih sayang ibu yang tak mengharapkan balasan akan kasih sayangnya dan sebagai anak yang seharusnya membalas kasih sayang dan kebaikan tersebut tanpa harus di tuntut.

Pada illustrasi terdapat simbol hati dengan warna  merah, warna merah sendiri menurut Drs. Sadjiman Ebdi Sanoto merupakan simbol kehidupan dan aktif, sedangkan simbol hati tersendiri memiliki makna kasih sayang.

Hal ini menggambarkan kasih sayang seorang ibu yang telah rela merawat dan memberikan kehidupan kepada anaknya. Tangan si anak dalam karya desain ini di gambarkan dengan angan seorang wanita muda, dapat dilihat dari kuku yang panjang namun tetap terawat dan rapih. Tagan wanita muda yang di gambarkan sebagai anak mengartikan bahwa wanita yang nantinya juga akan menjadi ibu untuk anak-anaknya harus bisa menghargai ibunya sebagaimana dia akan mendidik anaknya untuk menghargainya.

Kesimpulan

Pengorbanan ibu dalam memberikan kasih sayang dan kehidupan bagi kita tanpa mengharapkan balas tercerminkan dari karya desain ini, pengorbanan dalam mengandung dan membesarkan anaknya tak akan bisa di balas, maka dari itu sebagai seorang anak sepatutnya menghargai dan menyayangi ibunya, dalam memperingati hari ibu tidak perlu harus memberikan hadiah bunga ataupun bentuk materinya,dengan menyayangi dan terus menghormatinya seorang anak telah memberikan hadiah terbaik yang diinginkan seorang ibu, tidak hanya terus menerima kasih sayang dari ibu tapi juga harus memberikan kasih sayang kita kepada seorang ibu.

Daftar pustaka

Sobur, Alex. 2013. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Sanyoto,Sadjiman Ebdi.2010. Nirmana (Elemen-elemn Seni dan Desain). Yogyakarta: Jalasutra.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun