Mohon tunggu...
Fareza Himawan
Fareza Himawan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

“Terima” Kasih Ibu

6 Januari 2016   19:10 Diperbarui: 6 Januari 2016   19:21 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada subheadline pendukung di bagian atas headline terdapat kalimat “bukan saatnya untuk sekedar” di makanakan sebagai kalimat yang bertujuan mengingatkan, dan dalam kalimat ini di tekankan pada kata “sekedar”dimana sekedar merupakan kata pengganti dari ala kadarnya atau seadanya, dimana di gambarkan sebagai keadaan yang terbatas dan secukupnya dan tidak kelebihan, kata ini juga benggambarkan suatu pekerjaan yang tidak di lakukan sepenuh hati dan di kerjakan hanya untuk forlmalitas dan tidak maksimal.

Sehingga dalam kalimat ini desainer membubuhkan kata “jangan” di dalamnya yang diartikan sebagai larangan. Dalam satu kalimat ini desainer menyampaikan bahwa kata terima kasih merupakan kata yang tidak cukup di ucapkan dan merupakan kata yang di ucapkan seadanya saja sehingga harus di hindari yang merupakan sebab di bubuhkan kata jangan di dalam potongan kalimat tersebut.

Pada headline kedua di tuliskan kata “berilah kasih” tanpa menggunakan penegasan ataupun tanda petik hal ini sangat berkebalikan dengan headline pertama yang menggunakan penegasan pada satu katanya ini diartikan sebagai penjabaran dari kalimat di atasnya yang merupakan tekateki di karenakan kata “terima”,  kalimat di bawah menjabarkan bahwa jangan selalu menerima tetapi lebih baik memberi, hal ini juga telah di ungkapkan oleh para orang tua terdahulu melalui peribahasa “tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah”yang memiliki arti yang sama yang ingin di sampaikan dalam desain ini.

Namun, dalam menggambarkan peribahasa ini biasanya di gambarkan dengan dua buah tangan yang saling berhadapan, dengan salahsatu tangan mengarah bawah menghadap kepada tangan lainnya yang menghadap tangan, dan dalam desain ini di gambarkan kedua tangan yang saling berhadapan dan keduanya menghadap langit, illustrasi dalam desain ini menggambarkan kesetaraan meskipun salah satu pihak lebih di tinggikan kesetaraan tersebut di tunjukan dengan tangan yang sama-sama menghadap ke langit, illustrasi tangan di sisi kanan menunjukan kerendahan dirinya sendiri secara sopan, illustrasi ini menggambarkan kasih sayang ibu yang tak mengharapkan balasan akan kasih sayangnya dan sebagai anak yang seharusnya membalas kasih sayang dan kebaikan tersebut tanpa harus di tuntut.

Pada illustrasi terdapat simbol hati dengan warna  merah, warna merah sendiri menurut Drs. Sadjiman Ebdi Sanoto merupakan simbol kehidupan dan aktif, sedangkan simbol hati tersendiri memiliki makna kasih sayang.

Hal ini menggambarkan kasih sayang seorang ibu yang telah rela merawat dan memberikan kehidupan kepada anaknya. Tangan si anak dalam karya desain ini di gambarkan dengan angan seorang wanita muda, dapat dilihat dari kuku yang panjang namun tetap terawat dan rapih. Tagan wanita muda yang di gambarkan sebagai anak mengartikan bahwa wanita yang nantinya juga akan menjadi ibu untuk anak-anaknya harus bisa menghargai ibunya sebagaimana dia akan mendidik anaknya untuk menghargainya.

Kesimpulan

Pengorbanan ibu dalam memberikan kasih sayang dan kehidupan bagi kita tanpa mengharapkan balas tercerminkan dari karya desain ini, pengorbanan dalam mengandung dan membesarkan anaknya tak akan bisa di balas, maka dari itu sebagai seorang anak sepatutnya menghargai dan menyayangi ibunya, dalam memperingati hari ibu tidak perlu harus memberikan hadiah bunga ataupun bentuk materinya,dengan menyayangi dan terus menghormatinya seorang anak telah memberikan hadiah terbaik yang diinginkan seorang ibu, tidak hanya terus menerima kasih sayang dari ibu tapi juga harus memberikan kasih sayang kita kepada seorang ibu.

Daftar pustaka

Sobur, Alex. 2013. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Sanyoto,Sadjiman Ebdi.2010. Nirmana (Elemen-elemn Seni dan Desain). Yogyakarta: Jalasutra.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun