Sedangkan pendapat dari Morris Low (2009: 130), kemajuan teknologi Jepang dan kebudayaan Jepang memiliki perpaduan unik dimana kedua aspek tersebut saling menguatkan satu sama lain. Bahkan pada akhir abad ke-19, beredar sebuah slogan "Wakon yosai" atau artinya "Semangat Jepang, teknologi barat".Â
Dengan kemajuan teknologi Jepang yang sangat berbeda dengan negara-negara tetangganya di kawasan Asia, tidak mengherankan apabila Jepang memiliki teknologi yang mumpuni dalam pembuatan pesawat ulang-alik ataupun satelit.
Dalam 25 tahun, pada tahun 1969 ke 1994, dari negara yang belum bisa secara sukses mengirim satelit, hingga Jepang bisa menjadi negara dengan kekuatan baru di bidang antariksa. Lembaga antariksa Jepang, National Space Development Agency (NASDA), telah meluncurkan 30 roket tanpa gagal.Â
NASDA sendiri telah menjadi pemain yang signfikan dalam aktivitas antariksa internasional karena telah berkontribusi dalam pengembangan International Space Station.
1955 - 1969
Program antariksa Jepang dimulai pada tahun 1955 di Universitas Tokyo, dimana Institute of Industrial Science memulai riset dalam bidang roket. Pada tahun 1964, dibentuk sebuah organisasi dengan nama Institute of Space and Aeronautical Science (ISAS) di Universitas Tokyo. ISAS lalu yang akan menjadi tombak program antariksa yang ada di Jepang.Â
Bekerja dengan Universitas Tokyo, beroperasi dalam lingkungan akademis yang sangat kompeten. Pada jenjang waktu antara 1966 hingga 1969, terdapat empat kali kegagalan ISAS dalam meluncurkan satelit pertama Jepang.
Pada tanggal 1 Oktober 1969, NASDA dibentuk. NASDA berhasil mengambil alih tombak program antariksa yang didahului oleh ISAS. Hal tersebut dibuktikan dengan pengembangan penginderaan jauh, komunikasi, dan observasi meteorologis dan klimatologis menggunakan satelit.Â
Lalu dikembangkan pula kendaraan-kendaraan (roket) yang digunakan untuk mengirim satelit ke luar angkasa dan juga sarana untuk mengirim roket tersebut. Bahkan pada saat itu, Jepang sudah dapat melacak satelitnya sendiri, sebuah pencapaian luar biasa bagi suatu negara.
Pada tahun 1969 juga Jepang dan Amerika Serikat menandatangani sebuah perjanjian yang mengizinkan pertukaran teknologi dari Amerika Serikat ke Jepang hingga akhirnya Jepang bisa mendapatkan teknologi-teknologi yang tersedia dari Amerika Serikat.
1970-an
Pada periode ini, Jepang dengan semakin gencar mendapatkan teknologi-teknologi berupa media peluncuruan dari Amerika Serikat. Jepang juga bekerja sama dengan Amerika Serikat untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi antar satelit.
Bulan Februari 1970, ISAS berhasil mengirim satelit Jepang untuk pertama kalinya, OSHUMI. Pada tahun ini juga NASDA mengembangkan sebuah media peluncuran yang diberi nama N-1. N-1 ini sendiri adalah hasil modifikasi media peluncuran yang berasal dari Amerika Serikat.Â