Mohon tunggu...
Farel Andrean
Farel Andrean Mohon Tunggu... Mahasiswa - International Relations Undergraduate Student in UPN Veteran Yogyakarta

Mahasiswa Hubungan Internasional UPN Veteran Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Wabah SARS di Tiongkok: Titik Balik dan Dinamika Tiongkok dalam Menghadapi Wabah Penyakit

1 Desember 2023   00:39 Diperbarui: 1 Desember 2023   01:00 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
South China Morning Post - Sars Epidemic in Hongkong 2003

Sekuritisasi SARS yang dilakukan pemerintah Tiongkok tampaknya berhasil menunjukkan kemajuan yang signifikan. Pada akhir bulan Mei, epidemi ini mulai kehilangan intensitasnya, dan pada tanggal 24 Juni, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencabut peringatan perjalanannya untuk tidak mengunjungi Beijing. Akhirnya, pada tanggal 16 Agustus, dua pasien SARS terakhir dipulangkan dari rumah sakit di Beijing, menandai periode ketika Tiongkok bebas dari SARS, setidaknya untuk sementara.

Wabah ini menyebabkan kerusakan ekonomi yang signifikan di Tiongkok, mendorong para pemimpin untuk menyadari pentingnya pembangunan yang merata. Belajar dari kasus ini, Perdana Menteri Wen Jiabao menekankan bahwa kesenjangan antara wilayah perkotaan dan pedesaan, serta ketidakseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan kemajuan sosial, perlu diatasi untuk menghindari masalah di masa depan.

Setelah SARS, pemerintah memberikan perhatian lebih terhadap kesehatan masyarakat, mengalokasikan dana yang besar untuk pencegahan dan pengendalian penyakit. Inisiatif ini termasuk mengembangkan sistem pelaporan penyakit dan berinvestasi pada infrastruktur layanan kesehatan, terutama di daerah pedesaan. 

Krisis SARS juga membuat pemerintah Tiongkok memberikan perhatian lebih terhadap AIDS, yang saat itu juga sedang menjadi masalah yang dihadapi Tiongkok. Pemerintah menawarkan pengobatan gratis bagi pasien HIV/AIDS yang kurang mampu dan memperkuat bantuan medis untuk pencegahan dan pengobatan AIDS. 

Menyadari kemampuan pemerintah untuk melakukan mobilisasi selama wabah penyakit, peraturan baru diperkenalkan untuk menetapkan mekanisme tanggap darurat terhadap krisis kesehatan masyarakat. Rencana dibuat untuk membentuk Biro Tanggap Darurat, yang terinspirasi oleh model dari negara lain seperti Amerika Serikat, untuk menangani krisis kesehatan dan bencana alam di masa depan dengan lebih efektif.

Selama wabah SARS, Tiongkok awalnya mengalami beberapa masalah dalam menghadapinya. Namun akhirnya, Tiongkok mampu menurunkan jumlah kasus SARS secara signifikan. Hal tersebut kemudian mengubah cara mereka menangani penyakit. Tiongkok mengalami perubahan yang lebih terbuka, sehingga meningkatkan cara mereka dalam menangani keadaan darurat serta bekerja sama. Wabah ini merupakan momen transformasi besar bagi Tiongkok dalam menangani penyakit, mulai dari pembenahan dan pemerataan infrastruktur kesehatan hingga alokasi dana kesehatan. Hal ini membuat mereka menjadi lebih siap untuk menghadapi wabah penyakit di masa depan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun