Tak hanya itu terbitan buku Indonesiapun masih kalah jauh dibanding negara-negara Asia lainnya seperti India dan Jepang. Data IKAPI menyebutkan, jumlah buku yang terbit di Indonesia dalam satu tahun hanya 30 ribu buku, Jumlah tersebut tergolongs sedikit, mengingat populasi Indonesia mencapai sekitar 250 juta jiwa. Sementara jumlah penerbit buku pun yang aktif tidak sampai 1000.
Pun begitu, terpilihnya Indonesia sebagai tamu kehormatan pameran buku internasional Frankfurt Book Fair, memberikan semangat baru akan pntingnya pengembangan dunia literasi. Sejauh ini baru sekitar 200-an judul buku yang diterjemahkan ke bahasa asing. Dengan semakin seringnya Indonesia berpartisipasi di pameran-pameran buku internasional diharapkan buku Indonesia bisa mulai mendunia dan semangat literasi Indonesia juga bergelora.
Tantangan Individu
Penulis tidak menafikan jika menumbuhkan kecintaan terhadap membaca buku menjadi tantangan bagi setiap individu. Kendati demikian, penyadaran pentingnya literasi diharapkan mampu memberikan dampak positif dalam menyadarkan masyarakat tentang pentingnya buku.Â
Bahkan, untuk menggeliatkan kembali kegiatan itu, beberapa instansi seperti Perpusnas  dan Unit Kegiatan Mahasiswa dalam bidang Jurnalistik juga bisa mengadakan acara dan kegiatan yang bertujuan mengajak masyarakat umum peduli literasi. Sebut saja Forum Indonesia Membaca (FIM), sebuah organisasi sosial kemasyarakatan yang berkonsentrasi di aktivitas literasi yang terus berupaya membuka ruang partisipasi seluas–luasnya kepada masyarakat dalam penguatan budaya baca.Â
Walakin, tidak sedikit juga masyarakat yang masih menganggap bahwa buku juga seringkali dianggab sesuatu yang kurang bermakna. Buku adalah sesuatu yang kurang mendapat tempat dalam hidup dan kehidupan manusia. Ia hanya dipandang sebagai pelengkap dari sekian peralatan hidup lainya.Â
Tidak sedikit orang akan lebih tertarik membeli Gawai, Komputer Jinjing, ketimbang membeli buku. Tidak sedikit orangtua  lebih suka membawa anaknya ke supermarket, Mall dan tempat rekreasi, ketimbang ke toko buku. Tidak sedikit orangtua yang lebih memilih memberikan mainan kepada anak dari pada hadiah dalam bentuk buku. Â
Penulis pernah membaca survey terhadap penggunaan dana kesejahteraan guru yang diberikan pemerintah kepada para guru di Kabupaten Natuna. Dalam survey itu, buku merupakan urutan terakhir, daftar barang atau hal yang akan dibeli saat pengamggaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H