Sore itu hujan gerimis menyambut kedatangan kami (Tim BKIPM Palu) di sebuah danau di desa betengon kecamatan dondo kabupaten tolitoli, masyarakat sekitar lebih akrab dengan sebutan danau toga, konon danau tersebut telah ada ratusan tahun lalu dan merupakan warisan atau peninggalan dari leluhur suku dondo.Â
Danau toga berjarak sekitar 80 km dari ibukota tolitoli, danau dengan luasan 10 hektar  ini hanya berjarak sekitar 1 km dari perkampungan warga desa betengon. Sampai saat ini selain untuk mengairi persawahan danau ini menjadi salah satu tempat untuk menambah mata pencaharian warga sekitar dari kegiatan menangkap ikan.
Kedatangan kami (BKIPM Palu) di danau ini bukan pertama kalinya sebelumnya kami pernah melakukan pengambilan sampel terhadap kematian ikan yang terjadi secara massal di danau ini sekitar dua tahun silam.Â
Kedatangan tim bkipm palu kali ini adalah untuk melakukan pemetaan jenis agen hayati/ikan bersifat invasif (JABI) di danau toga. Pemetaan JABI dilakukan sebagai upaya pemerintah (KKP) dalam mencegah kerusakan keanekaragaman ikan dan lingkungannya.
Suasana gelap, sunyi, sesekali terdengar suara hewan-hewan kecil  di sekitar danau menjadi teman malam ini, ranting ranting kayu yang kami kumpulkan tidak empuk dimakan api karena basah tersiram hujan.Â
Sempat mengusap dahi melihat kondisi danau yang tidak memunkinkan untuk menebar jaring (pukat), sembari menghangatkan badan datang beberapa orang menghampiri tenda ternyata tamu itu adalah pak sekdes dan beberapa warga yang menawarkan bantuan katanya atas perintah pak kades yg sudah kami hubungi sebelumnya terkait kedatangan tim bkipm palu.
Meski tahu dengan kondisi medan (danau)  warga yang ikut membantu menebar jaring saya perhatikan sangat berhati-hati dan tetap bersiaga mengigat bahwa di danau tersebut selain ikan terdapat hewan aquatik  lain seperti ular dan beberapa ekor buaya yang  juga tinggal di danau toga yang biasanya muncul dan dilihat warga, apalagi akhir akhir ini memang marak diberitakan terjadi konflik antara buaya dan manusia.
Lanjut pak sekdes, rencananya kalau ada dana pemerintah desa mau bangun cottage disini pak sekitar 4 unit  karna disini rencananya mau dijadikan sebagai salah satu tempat wisata kecamatan dondo.Â
Pada kesempatan itu ketua tim JABI Irmawan Syafitrianto yang juga selaku kepala seksi pengawasan data dan informasi bkipm palu menjelaskan tentang apa itu ikan invasif dan bagaimana kondisi danau kedepannya kalau ada ikan invasif.Â
Ikan invasif adalah ikan atau organisme lain yang dapat merusak ekosistem, lingkungan danau dan menyebabkan kerugian ekonomi bahkan berdampak negatif terhadap keanekaragaman hayati dengan jalan menjadi pesain (kompetitor) bagi spesies ikan asli yang ada di danau bahkan beberapa jenis ikan invasif dapat menjadi predator bagi ikan lainnya sehingga ikan asli danau toga lama kelamaan menjadi habis, tutur pak Irmawan dengan sesekali tersenyum.