Mohon tunggu...
Fardi Kallang
Fardi Kallang Mohon Tunggu... Nelayan - Tulisan adalah Bukti Sejarah

Pemula yang selalu mencari jalan untuk setitik asa

Selanjutnya

Tutup

Nature

Pengendalian Penyakit Parasit Pada Ikan

16 September 2019   19:58 Diperbarui: 16 September 2019   20:04 3062
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Gejala Klinis :

  • Nafsu makan menurun, kurus, warna tubuh gelap, gelisah, lesu dan lemas
  • Menggosok-gosokkan badan pada benda di sekitarnya
  • Frekwensi pernapasan meningkat (megap-megap), mendekat ke air masuk
  • Bintik-bintik putih atau kecoklatan di sirip, kulit atau insang, produksi mukus berlebih, dan sirip menguncup
  • Pada infeksi berat, bintik-bintik putih atau nampak seperti salju yang disertai pendarahan, dan mata buram hingga menyebabkan kebutaan
  • Infeksi sekunder oleh bakteri akan memperparah kondisi kesehatan hingga mempercepat proses kematian.

Diagnosa :

  • Pengamatan secara visual terhadap adanya bintik putih (parasit) pada kulit, sirip dan insang ikan
  • Pengamatan secara mikroskopis untuk melihat morfologi parasit melalui pembuatan preparat ulas dari organ kulit/mukus, sirip dan/atau insang.

Pengendalian :

  • Mempertahankan suhu agar selalu > 29 C
  • Pemindahan populasi ikan yang terinfeksi parasit ke air yang bebas parasit sebanyak 2-3 kali dengan interval 2-3 hari.
  • Pengobatan dan/atau pemberantasan parasit dapat dilakukan melalui perendaman dengan menggunakan:
  • Air bersalinitas rendah (0-8 promil) selama beberapa jam (tergantung spesies dan ukuran), dipindahkan ke air yang bebas parasit dan diulang setiap 2-3 hari
  • Larutan hydrogen peroxide (H2O2) pada dosis 150 ppm selama 30 menit, dipindahkan ke air yang bebas parasit dan diulang setiap 2 hari  Larutan kupri sulfat (CuSO4) pada dosis 0,5 ppm selama 5-7 hari dengan aerasi yang kuat, dan air harus diganti setiap hari.
  • Larutan formalin 25-50 ppm selama 12-24 jam, dilakukan pengulangan setiap 2 hari

3. Oodiniasis

Penyebab : Piscinoodinium sp. (Synonim: Oodinium sp.)

  • Merupakan ekto-parasit berbentuk bulat
  • Fase parasitik berbentuk seperti buah pir, diselaputi membran dan apendik menyerupai rizoid sebagai alat penempel pada ikan. Lamanya fase ini tergantung pada suhu air, pada suhu 25 C selama
  • 6 hari akan mencapai dewasa.
  • Infeksi yang berat dapat mematikan hingga 100% dalam tempo beberapa hari.
  • Organ yang menjadi target infeksi meliputi kulit, sirip dan insang.
  • Setelah dewasa, parasit melepaskan diri dari inang, berubah menjadi tomont dan membelah diri menjadi ngymnospore. Gymnospore adalah stadia infektif yang berenang seperti spiral untuk mencari inang, apabila dalam tempo 15--24 jam tidak menemukan inang, stadia tersebut akan mati.

Gejala Klinis :

  • Ikan terlihat gelisah, tutup insang mengembang, sirip-sirip terlipat, dan cepat kurus. Populasi parasit di kulit mengakibatkan warna keemasan, berkarat atau putih kecoklatan (dekil) sehingga sering disebut "velvet disease".
  • Ikan sering melakukan gerakan mendadak, cepat dan tak seimbang "flashing" dan akan terlihat jelas pada saat pagi atau sore hari.
  • Menggosok-gosokkan tubuhnya di benda keras yang ada di sekitarnya, dan warna tubuh pucat.

Diagnosa :

  • Pengamatan secara visual terhadap adanya parasit pada kulit, sirip dan insang ikan
  • Pengamatan secara mikroskopis untuk melihat morfologi parasit melalui pembuatan preparat ulas dari organ kulit/mukus, sirip dan/atau insang.

Pengendalian :

  • Mempertahankan suhu agar selalu > 29o C
  • Pemindahan populasi ikan yang terinfeksi parasit ke air yang bebas parasit sebanyak 2-3 kali dengan interval 2-3 hari.
  • Pengobatan dan/atau pemberantasan parasit, antara lain dapat dilakukan melalui perendaman dengan:
  • Air garam (1-10 promil, tergantung spesies dan ukuran ikan) selama beberapa jam, dipindahkan ke air yang bebas parasit dan diulang setiap 2-3 hari.
  • Larutan hydrogen peroxide (H2O2) pada dosis 150 ppm selama 30 menit, dipindahkan ke air yang bebas parasit dan diulang setiap 2 hari.
  • Larutan kupri sulfat (CuSO4) pada dosis 0,5-1,0 ppm selama 5-7 hari dengan aerasi yang kuat, dan air harus diganti setiap hari.
  • Larutan formalin 25-50 ppm selama 12-24 jam, dilakukan pengulangan setiap 2 hari. Methylene blue pada dosis 2 - 6 ppm selama 3 -- 5 hari.
  • Larutan Acriflavin pada dosis 0,6 ppm selama 24 jam, dan diulang setiap dua hari sekali.

4. Trichodiniasis atau Penyakit Gatal

Penyebab : Trichodina spp., Trichodinella spp., dan Tripartiella spp.

Bio-Ekologi Patogen :

  • Protozoa dari golongan ciliata, berbentuk bundar, simetris dan terdapat di ekosistem air tawar, payau dan laut. Trichodina spp. berukuran 45-78 m, Trichodinella (24-37 m) dan Tripartiella (lebih dari 40 m)
  • Memiliki cincin dentikel berupa cakram yang berfungsi sebagai alat penempel
  • Inang parasit adalah semua benih ikan air tawar, payau dan laut. Menginfeksi organ kulit, sirip dan insang ikan yang baru menetas hingga umur 1 bulan
  • Kelompok parasit ini umumnya lebih bersifat komensalis dari pada parasitik sejati, karena hanya memakan sel-sel kulit ikan yang mati/hancur.
  • Kematian ikan yang diakibatkannya bisa mencapai 50% dari total populasi, terutama akibat infeksi sekunder oleh bakteri dan/atau cendawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun