Mohon tunggu...
Fardi Kallang
Fardi Kallang Mohon Tunggu... Nelayan - Tulisan adalah Bukti Sejarah

Pemula yang selalu mencari jalan untuk setitik asa

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Problematika Budidaya Perikanan Payau di Sulteng

5 Agustus 2019   06:53 Diperbarui: 5 Agustus 2019   07:00 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Persiapan lahan yang dapat dilakukan untuk mengembalikan kesuburan tambak yakni  pengeringan, perbaikan pematang, pengolahan tanah dasar, perbaikan kemalir, pengapuran, pemupukan, serta pengairan. Beberapa manfaat yang dapat diperoleh ketika persiapan lahan pada usaha budidaya yakni tambak  bersih dan bebas berbagai bibit penyakit,menguraikan amoniak, h2s, serta  bahan bahan organik lainya yang terdapat pada sisa sisa kotoran dan lumpur, meningkatkan produktivitas tanah, terutama pH dan alkalinitasnya serta menumbuhkan pakan alami agar kolam menjadi subur.

Pengadaan Benih Ikan

Salah satu faktor penting dalam keberhasilan usaha budidaya perikanan adalah pemenuhan kebutuhan akan benih ikan baik dari kualitas maupun kuantitas secara berkelanjutan. 

Permasalah pertama yang dihadapi adalah di daerah sulawesi tengah sendiri belum memiliki panti benih (hatchery)yang produktif untuk komoditas payau seperti Bandeng dan Udang. lalu kemudian bagaimana cara bagi pembudidaya ikan untuk mendapatkan akses benih tersebut? 

Selama ini Kebutuhan akan benih ikan bandeng (nener) dan Udang (benur) dipasok dari daerah lain seperti Sulawesi Selatan ,Pulau Jawa Dan denpasar Bali. 

Kedua, Jarak dan Transportasi yang belum memadai dibeberapa daerah di sulteng menambah daftar permasalahan bagi pembudidaya dalam mendapatkan benih. 

Tingginya biaya oprasional dan mortalitas benih adalah konsekuensi yang harus ditanggung oleh para petambak ikan. Data yang tercatat pada kantor karantina ikan dalam kurung waktu 5 tahun terakhir jumlah nener yang di masukkan melalui bandara mutiara sisaljufri sebanyak 14.196.000 s.d 16.996.000 ekor/tahun sedangkan untuk komoditas benur sebanyak 129.781.000 s.d 181.255.000 ekor/ tahun benih tersebut kemudian tersebar dan dipelihara dibeberapa kabupaten di sulteng.

Serangan Penyakit

Selain ketersedian benih hal yang paling patut diwaspadai dalam usaha budidaya udang adalah serangan penyakit. Serangan penyakit pada usaha budidaya menjadi salah satu penyebab kegagalan bagi para petambak sehingga hal tersebut perlu mendapatkan perhatian secara khusus. 

Penurunan kualitas lingkungan merupakan pemicu munculnya sejumlah penyakit. beberapa tahun terakhir pemerintah dan pembudidaya udang utamanya harus di buat was was dengan adanya penyakit baru yang disebut Early Mortality Syndrome (EMS) penyakit acute hepatopancreatic necrosis disease (AHPND). 

EMS dan AHPND merupakan jenis penyakit baru yang berasal dari bakteri vibrio spp, (isw.co.id)  EMS dan AHPND merupakan penyakit mematikan dan paling di takuti para pembudidaya udang Karena penyakit ini dapat mematikan budidaya udang secara massal 40%-100% pada umur 10-30 hari setelah penebaran. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun