Mohon tunggu...
Muhamad Fardhansyah
Muhamad Fardhansyah Mohon Tunggu... Freelancer - Masih Belajar

Masih belajar Antropologi. Pola pikir induksi yang diadaptasi dari socrates, menghasilkan pandangan yang lebih holistik dari berbagai macam perspektif.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Perubahan Iklim: Sebuah Ancaman Tak Kasat Mata dalam Pandangan Paradox of Sovereignity

17 November 2021   00:34 Diperbarui: 17 November 2021   00:37 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita ambil contoh pada masyarakat pertanian. Ketika populasi manusia tumbuh dan menyebar, mereka memiliki caranya sendiri dalam memenuhi kebutuhan pangannya. Kemampuan umat manusia untuk menyesuaikan pertanian dengan iklim yang berubah-ubah adalah bukti bagi banyak orang bahwa perubahan iklim tidak menimbulkan ancaman mendasar bagi pertanian.

Tentu, penyesuaian tersebut hanya dapat dilakukan oleh sebagian masyarakat dan tidak dapat dilakukan bagi masyarakat perkotaan. Oleh karena itu diperlukan strategi adaptasi yang sesuai.

Adaptasi pada dasarnya adalah respon terhadap perubahan untuk meningkatkan hasil (Reilly et al., 2000). Adaptasi didapat dari hasil pengamatan dan belajar yang panjang manusia mengenai lingkungannya.

Adaptasi juga dapat harus seimbang antara alam dan kebutuhan manusia, sebab adaptasi menekankan pada pola yang berkelanjutan. Berbeda dengan gaya hidup modern saat ini yang lebih cenderung mudah dan praktis. Misalnya saja penggunaan suhu ruangan sebagai solusi cuaca yang panas bahkan saat matahari terbenam, padahal arus listrik yang dibutuhkan bersumber dari bahan bakar fosil.

Atau mungkin penelitian baru ini mengungkapkan bahwa sapi sebagai salah satu penyebab laju pemanasan global akibat kotoran sapi yang mengandung metana 28 kali lebih berpotensi menyebabkan atmosfer memanas, menurut Mitloehner yang dilansir dalam UCDAVIS.

Dua contoh diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan, bahwa tingkat kemakmuran seseorang tanpa didasari pengetahuan mengenai perubahan iklim justru dapat mempercepat laju perubahan iklim khususnya sebagai penyumbang pemanasan global.

Mengenai hal tersebut, kalian dapat membaca tulisan Justin Fox dari Bloomberg yang mengaitkan antara pendingin ruangan dengan pemanasan global.

Jadi, adaptasi yang dilakukan harus benar-benar berkelanjutan dan ramah terhadap lingkungan. Misalnya saja, jika seseorang memutuskan untuk beralih dari kendaraan dengan bahan bakar bensin ke kendaraan dengan bahan bakar listrik dengan tujuan agar ramah terhadap lingkungan. Di satu sisi sungguh ironi, jika listrik untuk memasok mobil tersebut bersumber dari hasil pembakaran batu bara.

Hal ini disebut sebagai 'the adaptation problem' (Qizilbash, 2006) yaitu hasil akhir dari tujuan adaptasi justru malah semakin memperburuknya, akibat kurangnya pengetahuan dan memilih mengambil langkah praktis.

Atau bisa jadi apa yang selama ini digaungkan untuk mengurangi emisi karbon, justru sebaliknya. Ibarat paradox yang saling bertentangan antara perkataan dan perbuatan. Hal ini lumrah terjadi ketika seseorang masih mementingkan ego nya untuk melakukan perubahan.

Dalam artian, berusaha untuk tetap memaksimalkan keuntungan sebanyak-banyaknya meskipun sudah dihadapkan pada kenyataan untuk harus melakukan perubahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun