Mohon tunggu...
Muhamad Fardhansyah
Muhamad Fardhansyah Mohon Tunggu... Freelancer - Masih Belajar

Masih belajar Antropologi. Pola pikir induksi yang diadaptasi dari socrates, menghasilkan pandangan yang lebih holistik dari berbagai macam perspektif.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Perubahan Iklim: Sebuah Ancaman Tak Kasat Mata dalam Pandangan Paradox of Sovereignity

17 November 2021   00:34 Diperbarui: 17 November 2021   00:37 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut FAO (2015) bahwa kekeringan, banjir, badai dan bencana lain dipicu oleh perubahan iklim terus meningkat dengan frekuensi yang tinggi selama tiga dekade terakhir. Salah satu yang paling terasa adalah karena perubahan arah angin serta fenomena El Nino yang berakibat pada kerentanan di sektor yang bergantung pada alam seperti petani dan nelayan.

Bencana diatas mungkin hanya sebagian dari dampak perubahan iklim saat ini, di berbagai belahan dunia tentu dampaknya akan berbeda-beda. Bagi masyarakat pesisir misalnya, akan menyebabkan terkikisnya garis pantai dan meningkatnya suhu air laut tetapi masyarakat di negara bagian Timur yang terdampak mengalami kekeringan berkepanjangan.

Dampak yang berbeda-beda tersebut disebut sebagai 'threat multiplier' yang berarti dapat memperburuk ancaman lain (DOD, 2014), Misalnya akibat perubahan iklim semakin buruk, kekeringan musiman yang terjadi di Barat justru semakin buruk, dengan adanya bencana-bencana yang tidak terprediksi sebelumnya

Contoh lain, Petani di Oregon, yakni wilayah bagian Barat Amerika Serikat mengeluhkan banyaknya belalang yang tiba-tiba muncul karena kekeringan yang tidak pernah terjadi sebelumnya.

Tidak ada perhitungan pasti mengenai kerugian dari dampak perubahan iklim, mungkin saat ini dampaknya baru dapat dirasakan oleh masyarakat yang bergantung dari alam tetapi cepat atau lambat dampak tersebut akan menimpa seluruh umat manusia. Dan mereka yang telah terdampak sebelumnya, akan semakin rentan.

Hal tersebut dapat dianalogikan dengan air yang dipanaskan diatas kompor, ketika suhu semakin panas, muncul hanya beberapa gelembung kecil dan ketika gelembung kecil lainnya mulai muncul, pada akhirnya gelembung kecil sebelumnya semakin lama akan membesar.

Perubahan iklim sebetulnya merupakan sesuatu yang terjadi secara alamiah, seperti siklus matahari setiap 11 tahun sekali atau meletusnya gunung berapi yang seketika membuat atmosfer panas, tetapi saat ini perubahan iklim justru disebabkan oleh ulah manusia dan semakin memperburuknya.

Jika tidak dilakukan perubahan, apa yang kita lakukan sekarang, kebijakan yang diambil oleh pemerintah, perusahaan ekstraksi yang kotor pada akhirnya akan menambah kerentanan terhadap beberapa generasi yang akan datang.

Adaptasi terhadap Perubahan Iklim, Siapa yang Memperburuknya?

Menghadapi perubahan iklim tentu sudah seharusnya dilakukan sedini mungkin, bahkan sudah terjadi sejak tahun 1997 dalam pertemuan Kyoto Protocol, sebab perubahan iklim tak terhindarkan. Jika perubahan iklim secara alamiah terjadi, berarti cepat atau lambat perubahan ini akan menimpa kita semua, hanya saja manusia itu sendiri yang mempercepatnya.

Apakah saat ini kita dapat dikatakan sudah siap menghadapi perubahan iklim? Jika melihat kondisi saat ini, yakni ketidakseriusan setiap negara dalam menahan laju perubahan iklim. Contohnya masih banyak negara yang bergantung pada bahan bakar fosil dan maraknya deforestasi. Tentu sangat meragukan jika kita mengatakan siap menghadapi perubahan iklim.

Mari kita melihat lebih jauh. Perubahan Iklim tidak terjadi pada peradaban yang statis. Sebab, manusia selalu merespon perubahan dengan caranya tersendiri, dan sering sekali manusia sangat baik dalam melakukannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun