Mohon tunggu...
Fardha Thania
Fardha Thania Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pancasila dan Ketuhanan yang Maha Esa

10 November 2016   22:00 Diperbarui: 10 November 2016   22:23 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Agar lebih jelas, makna dari sila pertama dalam pancasila adalah sebagai berikut :

  • Mengandung arti pengakuan adanya kuasa prima (sebab pertama) yaitu Tuhan yang Maha Esa.
  • Menjamin penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agamanya.
  • Tidak memaksa warga negara untuk beragama yang sama.
  • Menjamin berkembang dan tumbuh suburnya kehidupan beragama.
  • Bertoleransi dalam beragama, dalam hal ini toleransi ditekankan dalam beribadah menurut agamanya masing-masing.
  • Negara memberi fasilitator bagi tumbuh kembangnya agama dan iman warga negara dan mediator ketika terjadi konflik agama.

Pengamalan dan konflik sila Ketuhanan Yang Maha Esa

            Melihat beberapa kejadian yang berhubungan dengan agama akhir – akhir ini mengindikasikan bahwa toleransi beragama di Indonesia sendiri masih sangat rendah. Masih banyak konflik kepentingan yang tidak terlepas dari konflik agama yang terjadi di berbagai penjuru negri. Tidak hanya konflik – konflik besar, namun juga konflik kecil / gesekan – gesekan kecil yang ada dalam kehidupan sehari hari.

            Salah satu bukti rendahnya toleransi beragama di Indonesia adalah adanya beberapa golongan yang belum dapat menerima perbedaan dalam kelompok lainnya. Masih ada rasa tindasan terhadap minoritas dalam kehidupan sehari – hari. Banyak pula konflik – konflik besar yang hingga menghasilkan korban – korban yang juga saudara kita.

            Memang, bicara tentang agama maka tidak akan ada habisnya. Setiap manusia pasti akan menganggap agama yang kita peluk adalah agama yang terbaik. Namun, meskipun demikian kita tetap diwajibkan untuk menghargai pendapat mereka yang menganggap agamanya lah yang terbaik. Kita tidak boleh memaksakan mereka agar berpendapat sama atau beragama yang sama. Kita dapat tetap hidup berdampingan tanpa harus memunculkan konflik kepentingan.

Adapun hal – hal yang harusnya dilakukan dalam kehidupan beragama yang berbeda – beda harus berdasarkan toleransi. Salah satunya adalah selalu membina kerukunan sesame umat beragama. Tidak memandang agama apapun mereka. Kita juga tidak dapat menentukan standar sebuah agama untuk menentukan tolak ukur terhadap golongan – golongan lainnya. Selalu menghargai dan menanamkan bahwa kita pada dasarnya adalah satu. Kita tidak terpecah – pecah kedalam golongan – golongan yang menganggap orang di luar golongan kita adalah lebih buruk daripada kita.

Mungkin, kita memang terlahir sebagai bangsa multikulturalis dengan banyaknya manusia dan ribuan golongan yang berupa suku, agama, budaya, dan masih banyak hal lainnya. Tidaklah mudah untuk membuatnya hidup berdampingan. Perbedaan itu janganlah dijadikan sebuah alasan untuk memecahkan kita demi kepentingan masing – masing, jadikanlah perbedaan ini sebagai sebuah kekayaan dan alat untuk saling mengenal hingga kita tersadar akan artinya menghargai.

referensi :

http://bakhrul-25-rizky.blogspot.co.id/2012/03/analisis-pancasila-sila-pertama.html

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun