Keluanya Ariel dari rumah tahanan pada 2012 menandai kebangkitan musik Indonesia. Dengan nama baru, NOAH, melaunching sebuah album fenomenal berjudul “Seperti Seharusnya” dengan singel yang terkenal, “Separuh Aku”. Singel tersebut langsung menempati papan teratas tangga nada Indonesia. Album tersebut dirilis dalam sebuah konser “The Greatest Session of The History” dimana mereka menjadi band pertama yang melakukan tur konser 5 negara dan 2 benua dalam waktu 24 jam. Konser tersebut lagi-lagi tercatat dalam Rekor MURI.
2014 lalu, NOAH bahkan menggandeng Steve Lilywhite, produser musisi-musisi ternama dunia seperti U2, The Killers, hingga The Rolling Stones sebagai produser mereka. Pada album remake “Second Chance” ini. Kualitas musik mereka mengalami peningkatan dalam hal aransemen dan kualitas produksi audio.
Uki, mantan gitaris sekaligus Audio Engineer NOAH pada acara "Music Everywhere" oleh NET. pada 2015 lalu mengatakan bahwa proses mixing hingga mastering setiap lagu-lagu NOAH amatlah rumit karena terdiri dari banyak track yang tiap filenya bisa berukuran bergiga-giga. Proyek ini kemudian diteruskan pada 2022 lalu dengan mengaransemen ulang lagu-lagu era Peterpan.
Karakter lirik NOAH yang teramat puitis bahkan terkadang sulit dipahami menjadi daya tarik tersendiri bagi para penggemarnya. Ariel sendiri mengaku mendapat inspirasi lirik-liriknya dari penyair terkenal, Kahlil Gibran. Gaya bermusik mereka yang khas membuatnya unik dan dapat diterima segala kalangan. Misalnya saja pada lagu “Jika Engkau”. Paduan instrumen gamelan, dengan petikan gitar, gebukan drum yang lembut, hingga paduan suara backing vokal membuatnya terasa terasa lain daripada kebanyakan lagu yang beredar.
Konsistensi dan kreativitas adalah kunci utama untuk NOAH bisa berjaya hingga hari ini. Bahkan pada album studio paling baru mereka, “Keterkaitan Keterikatan” nuansa lirik yang sastrawi dan musik khas mereka tetap dipertahankan namun tidak lupa untuk menyesuaikan dengan apa yang sedang berkembang. Satu hal unik dari musik-musik NOAH adalah, sebuah lagu mereka bisa memiliki lebih dari 1 versi resmi. Bahkan lagu seperti “Di Atas Normal” memiliki setidaknya 3-4 versi yang berbeda. Kita akan terbiasa menemukan sebuah lagu memiliki aransemen yang berbeda jauh antara versi live (saat konser) dengan versi rekaman studio.
Pada akhirnya, NOAH adalah bukti tentang kualitas musik Indonesia yang tak kalah dengan musisi-musisi luar. NOAH adalah sekumpulan musisi yang selalu konsisten bahkan mampu bertahan ditengah disrupsi industri musik dunia. Personel mereka yang kini hanya tersisa 3 orang tak membatasi kreativitas mereka untuk terus berkarya. NOAH adalah sebuah legenda yang nyata bagi perjalanan musik kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H