A. Tradisi dan Naluri Survive
Hari ini tepatnya hari Jumat tanggal 13 Desember 2024, sejak dini hari sekita Pkl: 06:00 Hujan mengguyur kota Ternate, hingga pada sekitar Pkl:11:00-13;00 hujan masih menguyur beberapa daerah Kota Ternate, sampai sekarang Pkl:15:00 awan hitam masih mengendap diatas atmosfer Kota Ternate.
Akibat dari curah hujan yang cukup tinggi hari ini beberapa daerah di Kota Ternate mengalami banjir, sejauh yang penulis ketahui benjir telah melanda Kelurahan Gambesi, kelurahan Jambula dan Kelurahan Rua.
Keluarah Rua beberapa bulan yang lalu dilanda Banjir Bandang yang memakan puluhan korban jiwa dan korban materil, duka dan tangisan yang tidak pernah terlupakan dalam memori kolektif, hari ini seakan mengingatkan kita akan memori kelam itu terutama masyarakat setempat yang masih traumatis dengan kejadian itu, dan kita semua, akibat fenomena alam yang akhir akhir ini kurang bersahabat.Â
Beberapa warga telah di evakuasi oleh BASARNAS sebagai langkah ikhtiar menghadapi banjir susulan.Â
Banjir hari ini seakan membuka lembaran ingatan dan mengundang waspada. Naluri manusia yang senantiasa Survive, harapan dan doa supaya di jauhkan dari musibah terus dilangitkan dalam ruang spiritual keyakinan, tidak terlepas juga beriringan dengan ikhtiar
Harapan Buldan Ternate dan Jaziratulmulk senantiasa di lindungi oleh Jou Alam Madihutu (Allah swt) adalah harapan manusia berbudaya dan beragama, sejak dahulu masyarakat telah meyakini relasi antara manusia-alam dan Tuhan, dalam keyakinan dan iman yang mengakar dari tradisi dan ajaran islam senantiasa menjadi sandaran yang paling hangat setiap membaca dan merespon fenomena alam, artinya relasi pengatahuan akan mitigasi telah ada sejak dahulu sebelum berkembangnya dunia modern seperti sekarang ini terkristal dalam naluri yang disebut Survive.
B. Memahami Bencana Hidrometeorlogi
Hidrometeorologi adalah cabang ilmu geografi yang cabang ilmu yang mempelajari tentang interaksi antara proses hidrologi dan meteorologi. Fokus utamanya adalah pada siklus air di atmosfer dan permukaan bumi, termasuk hujan, penguapan, kondensasi, dan aliran air, serta dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat. Sehingga dapat dipahami bencana hidrometereologi adalah bencana yang berkaitan dengan banjir, longsor akibat hujan deras, banjir bandang dll.
Bencana ini terjadi karena intensitas curah hujan yang tinggi. Penyimpangan suhu muka laut di samudra pasifik samudra hindia dan perairan Indonesia adalah penyebab utama meningkatnya intensitas hujan di Indoensia, Australia Utara dan sebagian daerah terutama di Maluku Utara. Peristiwa ini terintegrasi dengan  La Nina, dimana pengaruh suhu muka laut dan perputaran angin dari arah timur sebab utama terbentuknya awan hitam diatas atmosfer Indonesia. Akibatnya intensitas hujan semakin tinggi. Oleh karena itu daerah yang kualitas tanah yang peresapan airnya rendah atapun air telah melebihi kapasitas daya resapan tanah faktor lainnya seperti daerah kemiringan yang curam  tentu sangat berpotensi terjadi banjir, sementara daerah pegunungan yang curam dan daerah dibawah kaki gunung sangat rentan terjadi longsong dan banjir bandang.
C. Siaga Bencana Hidrometereologi