Susah--lelah boleh, pasrah jangan. Di dalam cerita, setiap kesempatan yang datang akan keluarga Fatimah optimalkan. Ketika ayahnya memilih pekerjaan baru yang tak seberapa penghasilannya, namun demi mengutamakan kedekatannya dengan keluarga, telah menginspirasiku.Â
Tuhan menakdirkan pandemi ini juga bukan tanpa manfaat, salah satunya perbaikan interaksi dengan keluarga. Saat semua harus dikerjakan dari rumah, dis itulah kita dilatih berbagi peran. Saling mengisi kekosongan dan memperkuat keutuhan.
Ketika orangtua harus jadi guru dadakan, di situlah kesempatan mereka untuk menunaikan hak anak mendapat pendidikan. Karena sejatinya pendidikan pertama dan utama anak adalah keluarga.Â
Ketika anak-anak harus melihat orang tuanya bekerja dari rumah, di situlah kesempatan mereka menyaksikan langsung gigihnya pengorbanan orangtua untuk masa depan mereka.Â
Ketika suami turut membantu istri menyelesaikan pekerjaan rumah tangga, di situlah kesempatan mereka untuk menjalankan sunnah Nabi.Â
Ketika istri putar otak membantu suami mencari penghasilan tambahan, di situlah kesempatannya untuk mencari ridho dan pahala. Â Ketika yang sehat mengutamakan yang sakit (juga diceritakan dalam buku ini), tentunya membuat kita terpancing untuk turut mengaplikasikannya saat ini.
Kisah dalam buku ini yang cukup relevan dengan keadaan sekarang, tentu bukanlah sebuah kebetulan. Sebab dalam keyakinanku semua yang terjadi sudah direncanakan Tuhan.Â
Kesempatan membaca buku ini kembali tentu dihadirkan, agar aku dapat menyelami hikmah dari kehidupan si tokoh utama cerita dan berbagi inspirasi, di masa pandemi ini.Â
Sungguh buku sederhana dengan bacaan ringan namun penuh makna. Banyak yang dapat dipelajari untuk bisa survive menuju kehidupan yang lebih baik lagi ke depannya. Terima kasih GPU telah menghadirkan karya ini di tengah-tengah kami. #BersamaBeradaptasi #GPU47
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H