Mohon tunggu...
Anisa Farah
Anisa Farah Mohon Tunggu... Lainnya - selalu percaya sebuah usaha untuk meraih kesuksesan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

berusahalah dengan sungguh - sungguh untuk mencapai apa yang kau inginkan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Hubungan Antara Language dan Brain

2 Maret 2021   22:52 Diperbarui: 2 Maret 2021   23:05 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Think before Speak

Berfikirlah sebelum berbicara 

Kata kata yang sering kita dengar bukan?, bahkan kata kata ini sering muncul di berbagai media bahkan saya pernah melihat kata kata ini di pamflet atau banner banner yang beredar. 

Sangat penting bagi kita, untuk berfikir terlebih dahulu sebelum berbicara, apalagi ketika kita berbicara di depan orang banyak. Kita harus mengontrol bahasa kita. Seperti menggunakan bahasa yang baik ( agar tidak menyinggung seseorang), atau bahkan menggunakan bahasa yang mudah orang lain pahami. 

Nahh....  Ketika kita mengontrol bahasa kita, pasti kita membutuhkan otak untuk mengontrolnya. Walaupun kita sudah mengusahakan untuk mengontrol bahasa kita tetapi tidak jarang kita masih menemukan bahasa yang kita ucapkan masih menyakiti orang lain, atau kurang diapahami oleh orang lain. 

Mengapa bisaa?

Perkataan yang kita ucapakan semua sudah dikontrol oleh otak. Maka dari itu ketika kita melakuakan kesalahan dalam berbicara padahal kita sudah berhati hati, bisa saja pada saat itu otak kita sedang terkena gangguan. Gangguanlah yang terjadi pada otak inilah yang dapat mengakibatkan kita tidak bisa mengontrol semua ucapan kita. 

Gamgguan apa saja itu? 

Ketika kita membahas gangguan yang terjadi pada saat kita berbicara maka kita akan membahas tentang area area dalam otak yang dapat mempengaruhi bahasa. 

Apa saja itu?

 Area Wernicke 

Area Wernicke adalah area di otak yang berperan penting dalam perkembangan bahada. Area ini terletak di lobus temporal dan divisualisasikan di sebelah kiri bagian otak.

Area ini ditemukan oleh Carl Wernicke seorang dokter Jerman, pada tahun 1874. Yang pada saat itu dokter Carl Wernicke menemuakn kerusakan pada lobus temporal kiri (yang sekarang disebut "Wernicke's Area = Medan Wernicke") yang mengakibatkan gangguan dalam memahami ucapan yang disampaikan orang lain. 

Area ini memiliki kaitan dengan Area Broca. Apabila area broca dikaitkan dengan kata kata, maka area ini berperan dalam pemahaman terhadap sesuatu perkataan. 

Sama seperti bagian bagian yang lain area ini juga bisa mengalami kerusakan. Kerusakan yang terjadi dalam area ini dapat menimbulkan masalah medis yaitu Afasia Wernicke. 

Afasia Wernicke adalah gangguan pada area Wernicke yang memicu gangguan komunikasi pada seseorang. Adapun yang dapat memicu penyakit ini adalah trauma kepala, tumor, infeksi, dan gangguan neurologis. 

Penyakit Afasia Wernicke dapat menimbulkan beberapa gejala, antara lain: 

1. Mengucapkan kalimat yang tidak masuk akal.

2. Mengucapkan kata-kata yang tidak memiliki arti

3. Tidak menyadari kesalahan dalam ucapan mereka

4. Menambahkan kata kata sendiri saat mereka mencoba mengulangi ucapan seseorang

5. Menyela orang lain dan berbicara cepat.

Area Broca 

Area Broca adalah bagian yang terletak di gyrus frontalis superior, area ini berperan pada proses bahasa, serta kemampuan dan pemahaman berbicara.

Nama Area Broca berasal dari nama Paul Broca seorang ahli bedah prancis yang pertama kali memaparkan ini pada tahun 1861, setelah melakukan pengamatan pada pasien tunawicara. Broca merupakan seseorang yang pertama kali membuktikan bahwa Afasia berhubungan dengan keretakan otak yang spesifik dan juga menujukkan bahwa keretakan-keretakan yang terjadi di hemsifer kiri otak untuk memproduksi bahasa. 

Ada 2 bagian utama dalam area ini dan setiap area memiliki fungsi masing-masing dalam kemampuan pembentukan dan pembahasan bahasa.  

1. Pras Triangularis (anterior) 

Berfungsi untuk menginterprestasikan berbagai satu jenis rangsang dan pengolahan konduksi verbal.

2. Pars Opercularis (posterior)

Berfungsi untuk menyokong manajemen satu jenis rangsang saja dan mengkoordinasikan organ wicara dan organ motorik dalam bahasa.

Area Broca ini juga dapat mengalami kerusakan, kerusakan ini disebut dengan Afasia Broca atau Afasia Ekspresif. Afasia adalah suatu keadaan yang menjadikan orang tersebut tidak mampu berbicara. Afasia Broca menjadikan penderitanya tidak mampu membentuk kalimat kompleks dengan tata bahasa yang benar, tetapi ada beberapa kasus yang mengakibatkan turunnya pemahaman bahasa seseorang. 

2 Area diatas adalah area dimana otak mengontrol segala bahasa yang keluar dari mulut kita. Ketika salah satu area tersebut rusak maka kita akan kesusahan untuk berbicara dengan membentuk bahasa yang baik. 

Terimakasih telah membaca artikel ini, 

Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun