Mohon tunggu...
Anisa Farah
Anisa Farah Mohon Tunggu... Lainnya - selalu percaya sebuah usaha untuk meraih kesuksesan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

berusahalah dengan sungguh - sungguh untuk mencapai apa yang kau inginkan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kenali Bangsamu, Kenali Bahasamu

23 Februari 2021   21:40 Diperbarui: 23 Februari 2021   21:47 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanpa mempelajari bahasa sendiri pun, orang takkan mengenal bangsanya.

~Pramoedya Ananta Toer

Apakah kalian sering mendengar quotes diatas?

Yap, quotes tersebut sudahlah tidak asing bagi kita. Quotes tersebut seringkali digunakan atau muncul di website website yang beredar. Dari quotes tersebut kita tahu bahwa sangatlah penting bagi kita untuk mempelajari bahasa yang ada dalam bangsa kita.

Mengapa?

Seperti yang kita tahu bahwa manusia merupakan makhluk sosial, oleh karena itu manusia saling bergantungan antara satu dengan yang lain. Bahasa dapat dijadikan manusia sebagai sarana untuk berkomunikasi atau berinteraksi dengan yang lain. Tetapi, realitanya masih banyak anak yang meremehkan untuk belajar bahasa bangsanya sendiri dan memilih untuk belajar bahasa asing.

Belajar bahasa asing memang perlu untuk kita ketahui, tetapi jangan lupa untuk belajar bahasa bangsamu sendiri.

Dibawah ini saya akan membahas tentang struktur dasar dari bahasa

Fonem

Fonem merupakan unit dasar / terkecil bahasa lisan yang jika digunakan sendirian tidak memiliki makna. Fonem ini berbentuk bunyi.

Setiap bahasa pasti memiliki fonem yang berbeda beda. Contohnya dalam bahasa Indonesia fonem [g] dan fonem [k] merupakan dua fonem yang berbeda (misalkan dalam kata "cagar dan cakar"), tetapi dalam bahasa Arab fonem tersebut tidaklah berbeda, karena Bahasa Arab hanya memiliki fonem [k]. Contoh lain adalah fonem [i] dalam bahasa Indonesia tidaklah memiliki makna, akan tetapi dalam bahasa Inggris memiliki makna yaitu "saya".

Ilmu yang mempelajari tentang fonem ini disebut dengan ilmu fonologi.

Fonologi barasal dari Yunani yaitu, "phone" yang berarti "suara -- suara", dan -logi yang berasal dari bahasa Yunani yaitu "logos" yang memiliki arti "kata, ucapan, pokok pembicaraan".

Morphem/ Morfem

Morfem merupakan unit terkecil yang memiliki makna. Morfem bisa berupa kata, bisa juga berupa prefix (awalan) atau sufiks (akhiran) atau kombinasinya.

Nah, ilmu yang memepelajari tentang morfem ini disebut dengan Morfologi. Morfologi diambil dari bahasa Yunani yaitu morp- yang berarti 'bentuk-bentuk' dan -ologi yang berarti 'studi tentang sesuatu'.

Adapun jenis Morfem ini ada 2 yaitu

1. Morfem Bebas (free morphemes)

Morfem bebas merupakan morfem yang dapat berdiri sendiri menjadi kata tanpa harus terikat morfem yang lain. Seperti : makan, duduk, tidur, kuning.

Nah morfem ini juga dibagi menjadi 2. Yang pertama ada Lexical Morpheme ( morfem yang dapat berdirisendiri dan dapat menerima imbuhan baik awalan ataupun akhiran). Dan yang kedua ada Functional Morpheme ( morfem yang dapat berdiri sendiri, tetapi tidak dapat menerima imbuhan baik awalan maupun akhiran).

2. Morfem Terikat (Bounden Morphemes)

Morfem terikat merupakan morfem yang tidak dapat berdirisendiri, karena harus terikat dengan morfem yang lain untuk menjadi kata. Seperti : henti, juang, geletak.

Morfem ini juga dibagi menjadi 2 yaitu :

(a) Derivational Morpheme : morfem yang mengubah kelas kata atau makna kata. Morfem ini berwujud imbuhan, baik awalan maupun akhiran.

(b) Inflectional Morpheme : morfem yang tidak menyebabkan perubahan kata dan makna. Morfem ini hanya mempengaruhi jumlah dan bentu waktu. Seperti 'Saya juang' dengan 'Saya berjuang'  kata 'juang' apabila ditambahi imbuhan ber- maka makna yang dikandung tetaplah sama.

Syntax / Sintaksis

Sintaksis merupakan peraturan  yang mengendalikan kombinasi kata dalam frase dan kalimat. Sintakis ini terdiri dari Subjek, Predikat, Objek, dan Keterangan. Contoh sintaksis adalah saya memasak nasi didapur. Saya dalam kalimat tersebut menjadi subjek, memasak = predikat, nasi = objek, didapur = keterangan.

Sintaksis ini berasal dari bahasa Yunani, yaitu sun yang berarti 'dengan' dan kata tattein yang berarti 'menempatkan'. Etimologisnya berarti menempatkan Bersama-sama kata-kata menjadi kelompok atau kalimat.

Peraturan bahasa ini biasa disebut dengan structure atau tata bahasa. Tata bahasa yang paling susah dari sekian banyak bahasa yang ada di dunia adalah bahasa arab. Sedangkan pengucapan bahasa yang paling susah menurut kids.gird.id adalah bahasa Suomi (Finlandia).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun