Meskipun kritik mengenai revitalisasi pasar tak berhenti menyuara, akan tetapi suara-suara tersebut lenyap karena tidak mendapat perhatian besar dari masyarakat. Pertimbangan itulah, gagasan Hari Pasar Rakyat Nasional yang diprakarsai Yayasan Danamon Peduli menjadi hal yang urgent untuk segera direalisasikan. Sebab melalui peringatan inilah, berbagai permasalahan yang melingkupi pasar rakyat menjadi fokus utama dan bahan pertimbangan negara, organisasi maupun lembaga nasional. Berbagai sumber baik instansi pemerintah maupun swasta akan mengajukan data statistik terbaru mengenai keadaan pasar rakyat berikut ragam permasalahan yang melingkupinya. Dari sanalah ide-ide segar muncul untuk perbaikan pasar rakyat di masa-masa selanjutnya.
Media-media massa baik lokal maupun nasional juga akan menjadikan pasar rakyat sebagai tema utama sehingga semua orang akan sibuk membicarakannya.
Penetapan Hari Batik Nasional menjadi contoh keberhasilan penetapan hari besar dalam menumbuhkan perasaan cinta dan ‘memiliki’ masyarakat terhadap batik nasional. Perasaan cinta dan memiliki itulah yang menggerakan masyarakat membeli produk batik Nusantara. Apalagi hal ini didukung oleh kebijakan pemerintah mewajibkan PNS menggunakan baju batik di hari Jumat.
Harapan yang sama tentang cinta dan rasa memiliki yang mendorong masyarakat membeli di pasar rakyat juga disematkan melalui penetapan Hari Pasar Rakyat Nasional.
Pada intinya, Hari Pasar Rakyat Nasional menjadi agenda untuk membangun kesadaran bersama mengenai pentingnya menjaga dan melestarikan pasar rakyat. Bahwa ia (pasar rakyat) bukan sekadar ruang transaksional barang dan jasa, melainkan ruang sosial yang mempertemukan orang-orang dari berbagai daerah. Sehingga orang dari desa A mengenal budaya serta adat kebiasaan orang dari desa B. Begitupun sebaliknya.
Dengan demikian, pasar rakyat sebagai potret mini kehidupan berbangsa yang beragam dan dinamis akan menjadi sarana untuk mempelajari makna sebuah keharmonisan. Semoga saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H