Mohon tunggu...
Farah fauzia zahra 13
Farah fauzia zahra 13 Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Negeri Semarang

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Pentingnya Seni Teater di Sekolah Dasar guna Membangun Generasi Berkarakter

6 Oktober 2023   11:35 Diperbarui: 6 Oktober 2023   11:47 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk apa seni teater dalam dunia Pendidikan? Pentingkah seni teater diajarkan di jenjang sekolah dasar? pertanyaan ini kerapkali muncul baik dari mahasiswa calon guru maupun orang awam menanggapi adanya pembelajaran seni teater dalam ruang lingkup seni budaya di sekolah.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian seni teater mempunyai tiga arti, yakni gedung atau ruangan tempat pertunjukan film, sandiwara, dan sebagainya. Pengertian kedua ialah ruangan besar dengan deretan kursi-kursi ke samping dan ke belakang untuk mengikuti kuliah atau untuk peragaan ilmiah. Pengertian terakhir ialah pementasan drama sebagai suatu seni drama atau sandiwara.

Secara umum, seni teater dapat didefinisikan sebagai bentuk seni pertunjukan yang melibatkan penampilan aktor dalam cerita atau skenario untuk mengkomunikasikan ide, emosi, dan pesan kepada penonton. Perlu diketahui, seni teater mencakup keterampilan olah tubuh, olah pikir, dan olah suara yang pementasannya meliputi unsur seni musik, seni tari, dan seni peran.

Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) mengeluarkan buku Capaian Pembelajaran Seni Teater Kurikulum Merdeka. Buku khusus ini mengacu pada SK Kepala BSKAP No. 33 Tahun 2022 tentang Capaian Pembelajaran PAUD, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, dan Pendidikan Khusus. Dalam muatan Seni dan Budaya disediakan oleh sekolah minimal 1 jenis seni (seni musik, seni rupa, seni teater, dan/atau seni tari) dan siswa dapat memilih 1 jenis seni.

Pada realitanya, jarang ditemukan Sekolah Dasar yang memilih seni teater sebagai pembelajaran dalam muatan seni budaya. Padahal, seni teater hendaknya menjadi perhatian khusus dalam membantu pembentukan karakter peserta didik.

Berikut alasan mengapa seni teater dapat membentuk karakter anak serta layak diintegrasikan dalam kurikulum sekolah dasar.

1. Social and Emotional Learning (SEL)

Elias  dkk  (1997:2) mengungkapkan pembelajaran sosial dan emosional adalah "the process throughwhich  children  and  adults  develop  the  skills,attitudes, and values necessary to acquire social and  emotional  competence".  Proses  ketika anak-anak dan orang dewasa mengembangkan keterampilan-keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk memperoleh kompetensi sosial dan emosional. Kompetensi sosial dan emosional yang dimaksud di sini mencakup lima bidang, yaitu 1) self awareness (mengenal perasaan kesadaran); 2) managing emotions (mengatur emosi); 3) self motivation (motivasi diri); 4) empathy and perspective-taking (berempati dan memahami sudut pandang orang lain; 5) social skills (kemampuan menjaga lingkungan sosial).

Seni teater memiliki potensi besar dalam mengembangkan keterampilan sosial dan emosional anak. Hal ini karena teater melibatkan mereka dalam aktivitas yang berfokus pada interaksi sosial, ekspresi emosional, dan pemahaman karakter. Seni teater membantu anak-anak mengembangkan empati, pemahaman terhadap perasaan orang lain, dan keterampilan berkomunikasi yang efektif. Ini penting dalam membangun hubungan sosial yang baik dan kemampuan untuk bekerja sama dalam kelompok.

2. 4C dalam Keterampilan Abad 21

Partnership   for   21stCentury   Skills mengidentifikasi keterampilan 4C,  yaitu Critical  thinking, Communication  skills, Collaboration, dan Creativity sebagai keterampilan yang dibutuhkan pada pembelajaran di abad 21.

Bishop dalam Partnership   for   21stCentury   Skills menyatakan berpikir kritis dalam pembelajaran artinya melihat masalah dengan cara baru, serta menghubungkan pembelajaran lintas mata Pelajaran dan disiplin ilmu. Berpikir kreatif didefinisikan sebagai kegiatan mencoba pendekatan baru untuk mendapatkan sesuatu yang inovatif. Komunikasi berarti aktivitas berbagi pemikiran, pertanyaan, ide, dan solusi. Sementara kolaborasi berarti kegiatan bekerja bersama untuk mencapai tujuan dengan menempatkan talenta, keahlian, dan kecerdasan untuk bekerja.

Keselarasan dalam kebutuhan di masa depan yang terus berkembang menjadi salah satu poin penting dalam penerapan seni teater di sekolah dasar. Melalui seni teater, anak-anak belajar untuk mengungkapkan ide dan perasaan mereka dengan jelas, serta memahami makna komunikasi non-verbal seperti bahasa tubuh dan ekspresi wajah.

Seni teater melibatkan kerja sama dalam kelompok. Anak-anak belajar untuk berkontribusi dalam tim, menghormati peran masing-masing, dan berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Kemampuan bekerja dalam tim sangat penting dalam sebagian besar karir dan proyek di masa depan.

Lebih lanjut, seni teater juga mendorong pemikiran kritis dan kreatif. Anak-anak harus mencari solusi untuk tantangan yang muncul dalam pementasan, baik itu dalam hal karakterisasi, dialog, atau plot. Kemampuan berpikir kritis dan kreatif ini sangat berharga dalam menemukan solusi inovatif untuk masalah di dunia mendatang.

Membangun karakter sejak usia sekolah dasar bahkan usia dini sangatlah penting mengingat usia tersebut adalah golden age seorang anak. Melihat kompleksitasnya Pendidikan karakter dalam Pendidikan seni khususnya seni teater menjadikan seni teater layak mendapatkan perlakukan khusus dalam kurikulum di tingkat sekolah dasar..

Perlu diingat bahwa seni teater bukan hanya sekadar pertunjukan panggung, seni teater dapat menjadi wahana dalam memahami dunia dan diri anak sembari mengembangkan keterampilan sosial, emosional, dan hal -- hal lainnya. Seni teater mengajarkan nilai-nilai seperti empati, kerja tim, kepercayaan diri, dan kreativitas, yang merupakan fondasi karakter yang kuat.

Generasi muda adalah investasi masa depan bangsa. Dengan memberikan anak -- anak akses dan kesempatan untuk terlibat dalam seni teater, kita memberikan bekal yang tak ternilai bagi perkembangan mereka sebagai individu yang berpengaruh, berpengetahuan, dan mampu berkontribusi dalam masyarakat luas.

Penulis:
1. Farah Fauzia Zahra (Mahasiswa PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi Universitas Negeri Semarang)
2. Dr. Eka Titi Andaryani, S.Pd., M.Pd. (Dosen PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi Universitas Negeri Semarang)

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun