Barang publik dan privat merupakan dua klasifikasi esensial dalam ekonomi yang sangat berpengaruh dalam pengaturan kegiatan ekonomi dan sosial. Konsep ini memisahkan antara barang yang dapat diakses oleh seluruh anggota masyarakat, tanpa membedakan posisi sosial atau kemampuan finansial, dari barang yang hanya bisa digunakan oleh satu konsumen secara eksklusif pada setiap kesempatan. Adapun perbedaan antara barang publik dan barang privat adalah sebagai berikut.
Barang publik umumnya dianggap sebagai sesuatu yang dapat dinikmati atau dibutuhkan oleh setiap orang tanpa batasan. Barang ini karakteristiknya tidak membatasi siapa saja yang dapat menggunakannya dan idealnya tidak memerlukan biaya untuk diakses. Barang publik tidak berkurang penggunaannya ketika dikonsumsi oleh satu individu, sehingga tidak mempengaruhi kemampuan orang lain untuk menikmatinya.Â
Dengan sifat non-rival dan non-eksklusifnya, konsumsi barang oleh satu orang tidak mengurangi ketersediaan barang tersebut bagi orang lain, dan semua orang memiliki hak untuk memperoleh manfaat dari barang ini. Beberapa contoh barang publik termasuk udara, cahaya matahari, rambu-rambu jalan, lampu lalu lintas, pertahanan nasional, dan layanan pemerintahan.Â
Barang publik adalah barang yang apabila dikonsumsi oleh individu tertentu tidak akan mengurangi konsumsi orang lain akan barang tersebut. Suatu barang publik merupakan barang-barang yang tidak dapat dibatasi siapa penggunanya dan sebisa mungkin bahkan seseorang tidak perlu mengeluarkan biaya untuk medapatkannya.Barang publik adalah untuk masyarakat secara umum (keseluruhan) sehingga dari semua kalangan dapat menikmatinya (Guritno Mangkoesoebroto, Edisi ke 3:57).Â
Barang publik biasanya disediakan oleh pemerintah karena pasar swasta sering tidak mampu menyediakan barang-barang tersebut secara efektif dan optimal. Ini disebabkan oleh kurangnya insentif bagi perusahaan swasta untuk menyediakan barang yang tidak dapat mereka jual atau kontrol secara eksklusif. Barang publik memiliki beberapa ciri ciri yaitu :
- Non-Eksklusivitas
Jika sebuah barang publik tersedia, tidak ada yang bisa mencegah siapa pun dari memperoleh manfaat dari barang tersebut, artinya, setiap orang memiliki akses ke barang itu. Dengan demikian, semua orang, apakah mereka membayar atau tidak, tetap mendapatkan manfaat dari konsumsi barang atau jasa tersebut.
- Non-Rivalitas
Dalam konteks barang publik, konsumsi barang oleh satu orang tidak mengurangi kemungkinan orang lain untuk mengkonsumsi barang yang sama. Setiap orang dapat memanfaatkan barang tersebut tanpa mempengaruhi manfaat yang diterima oleh orang lain.
- Konsumsi Bersama
Barang atau jasa bisa digunakan atau dikonsumsi secara bersamaan oleh banyak orang. Sebuah barang atau jasa dikatakan memiliki tingkat konsumsi bersama yang tinggi jika dapat dikonsumsi bersama-sama pada waktu yang sama (konsumsi bersama) tanpa mengurangi manfaat bagi pengguna lain. Sebaliknya, barang atau jasa dengan tingkat konsumsi bersama yang rendah berarti hanya dapat dinikmati oleh satu orang, dan kehadiran orang lain bisa menghilangkan kesempatan untuk menikmatinya.
- Eksternalitas
Eksternalitas adalah efek samping dari tindakan seseorang atau sekelompok orang terhadap orang lain, baik itu berupa dampak menguntungkan maupun merugikan. Eksternalitas terjadi ketika ada dampak atau efek yang dirasakan masyarakat yang tidak langsung terkait dengan transaksi barang atau jasa melalui mekanisme pasar.
- Barang PrivatÂ
Barang privat pada dasarnya merupakan barang yang memiliki karakteristik berlawanan dengan barang publik. Barang-barang ini biasanya diperdagangkan di pasar melalui mekanisme harga, di mana terjadi interaksi antara produsen dan konsumen. Kepemilikan barang privat dapat dengan jelas diidentifikasi.Â
Mayoritas barang yang kita gunakan sehari-hari adalah barang privat, yang berarti hanya bisa digunakan oleh satu orang pada suatu waktu. Faktor eksklusivitas kepemilikan ini adalah ciri khas yang membedakan barang privat dari barang publik. Barang privat memiliki dua sifat yaitu :
- Eksklusivitas
Barang privat memiliki karakter eksklusif, yang artinya pemiliknya berhak untuk melarang orang lain dari menggunakan barang tersebut. Ini memberi pemilik kemampuan untuk menentukan siapa yang bisa menggunakan barang dan dalam kondisi apa. Sifat eksklusif ini juga dikaitkan dengan hak milik yang secara hukum dilindungi, yang memastikan bahwa hanya individu atau entitas yang memiliki hak tersebut yang berhak untuk menggunakan atau memanfaatkan barang tersebut.
- Rivalitas
Barang privat juga bersifat rival, di mana penggunaannya oleh satu orang mengurangi kesempatan orang lain untuk menggunakan barang yang sama. Sebagai contoh, sepotong pizza yang telah dimakan oleh seseorang tidak bisa lagi dimakan oleh orang lain; begitu pula dengan kursi yang sedang diduduki tidak dapat digunakan bersamaan oleh orang lain. Hal ini berbeda dengan barang publik, yang penggunaannya oleh seseorang tidak menghalangi orang lain untuk memanfaatkannya secara simultan.
Barang privat umumnya dibeli dan dijual melalui pasar. Para produsen barang privat memproduksi dan menjual barang kepada konsumen yang mau membayar harga yang telah ditetapkan. Harga tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk biaya produksi, serta tingkat permintaan dan penawaran di pasar. Pasar bebas berperan dalam memediasi pertukaran barang-barang privat ini, menggunakan harga sebagai alat untuk mendistribusikan sumber daya dengan cara yang efisien.
Di Kabupaten Jember, peran pemerintah sangat penting dalam menyediakan barang dan jasa publik kepada masyarakat. Pemerintah bertanggung jawab mengalokasikan sumber daya untuk memastikan bahwa barang publik tersedia bagi semua orang, terlepas dari kemampuan mereka untuk membayar. Hal ini sejalan dengan prinsip desentralisasi fiskal yang menekankan pentingnya peran pemerintah dalam menyediakan barang dan jasa publik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H