Mohon tunggu...
Farah Aliyah Syahidah
Farah Aliyah Syahidah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Long life learner

Pembelajar yang berkecimpung di dunia psikologi pendidikan, literasi, bisnis dan kerelawanan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Galang Donasi Korban Gunung Semeru: Indonesia Negeri Para Relawan

5 Desember 2021   20:55 Diperbarui: 5 Desember 2021   21:30 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Assalamu’alaikum readers! Apa kabar? Semoga dalam lindungan Allah. Wah, ngga kerasa weekend sudah berakhir, besok saatnya kita kembali beraktivitas ya. 

Baru aja kemarin Indonesia berduka karena Gunung Semeru meletus dan memakan beberapa korban luka berat, banyak sekali foto korban tersebar di sosial media membuat hati nurani kita terpanggil. 

Banyak relawan dari beberapa penjuru Indonesia berbondong-bondong aksi menggalang dana atau langsung datang ke lokasi kejadian memberi bantuan medis, kesehatan mental, sandang, papan dan pangan serta air bersih.

Sebelum kita berbicara banyak mengenai relawan, kita bincang-bincang dulu sebenarnya apa sih definisi relawan? Oke, relawan sebenarnya berasal dari kata “rela” yang kemudian mendapat imbuhan “wan”, dimana beberapa kata kerja yang diberi imbuhan “wan” artinya menjadi orang yang sedang melakukan pekerjaan tertentu, misal pustakawan, orang yang bekerja dibidang perpustakaan, ilmuwan, orang yang bekerja mengembangkan ilmu pengetahuan dan lain sebagainya. 

Yang mana dari situ, kita dapat menyimpulan  bahwa relawan adalah orang yang rela, tidak berharap imbalan apapun untuk melakukan suatu hal.

Nah, di sini kemudian ada istilah alturistic, dimana dulu saat penulis masih kuliah pernah membaca di buku psikologi umum mengenai orang-orang yang berbuat suatu hal atau berkorban tanpa berharap imbalan apapun, tanpa motif apapun, orang seperti ini disebut alturistic, dan saat buku itu diterbitkan masih menjadi misteri mengapa manusia mau berbuat demikian.

Ketertarikan penulis pada dunia sosial membuat penulis merasakan sebuah keajaiban, di awal 2017, penulis mencoba dunia kerelawanan bersama salah satu lembaga zakat, setelah bergabung dalam aksi bagi takjil berbuka puasa, turun ke jalan menyebarkan pamflet jadwal adzan, penulis merasa mendapatkan daya tambahan, entah mengapa, penulis merasa kehidupan penulis menjadi lebih bermakna. 

Setelah itu penulis ketagihan ikut kegiatan sosial, ketika penulis merantau ke Malang pada tahun 2019, penulis juga ikut mendaftar salah satu lembaga infaq dan ikut beberapa aksi sosial, di antaranya bakti sosial di salah satu pegunungan di Malang.

Di sana penulis sempat memberikan beberapa psikoedukasi pentingnya menjaga kesehatan mental pada orang-orang desa,  teman-teman relawan penulis juga ikut memberikan cek kesehatan gratis serta sumbangan pakaian dan uang. Kami menginap di rumah perangkat desa dua hari satu malam. Pengalaman yang berkesan. 

Kepulangan penulis ke kampung halaman di tahun 2021 tidak menyurutkan semangat untuk ikut beberapa kegiatan sosial, penulis kembali ikut kegiatan salah satu lembaga zakat seperti membagikan makan untuk buka bersama dan pengalaman terpanjang penulis di dunia kerelawanan, penulis pernah mengikuti aksi syi’ar Al-Qur’an ke pelosok-pelosok desa dari kota ke kota satu hari penuh. Benar-benar asyik. 

Tim relawan yang jauh lebih lama berkecimpung di dunia relawan jauh sebelum penulis bergabung, juga sempat ikut dalam siaga kebencanaan banjir bandang, sehingga kami juga sempat mengantar pakan ternak untuk membantu ternak korban banjir karena mayoritas warga di desa tersebut adalah peternak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun