Mohon tunggu...
Adinda Faradina
Adinda Faradina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Semester 5 UIN Malang

Hobi membaca buku dan menulis jurnal

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bullying di Sekolah: Dinamika dan Dampaknya terhadap Siswa

11 Desember 2023   21:24 Diperbarui: 11 Desember 2023   21:56 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kasus Bullying 

Ada seorang anak yang bernama Andin (samaran) dia terlahir dari orang tua yang bekerja sebagai guru. Keluarganya terbilang cukup berada, akan tetapi dari semasa kecil dia selalu merasakan perundungan. Entah itu fisik ataupun perkataan. Singkat cerita pada saat dia lahir banyak orang yang mengatakan bahwa dia tidak secantik kakaknya dan jauh berbeda. Memasuki usia taman kanak-kanak, dia menjadi sangat pendiam. Perundungan pun dimulai. 

Dia selalu mendapatkan perlakuan yang tidak mengenakkan dari teman-temannya seperti rambut yang ditempeli permen karet, diejek, dibilang jelek, tugas menggambar yang ditukar dan disobek, dan masih banyak lainnya. Namun demikian, guru Andin tidak pernah percaya dengan yang dia katakan. Andin sempat mogok sekolah saat mendekati waktu perpisahan selama 1 bulan lamanya, lalu dia kembali melanjutkan sekolahnya karena dibujuk oleh ibunya.

Semasa Andin SD, dia menjadi sangat nakal tetapi hal tersebut tidak bisa dipungkiri karena perundungan masih terus terjadi. Dia masih saja diolok-olok dengan kata-kata jelek dan sebagainya. Andin mulai mencoba terbiasa dengan situasi seperti itu. Pada akhirnya dia lulus dan melanjutkan SMP dan SMA di pesantren.

Perundungan tidak berhenti sampai disitu saja. Andin selalu ditindas dan dimanfaatkan oleh temannya. Dia selalu saja dikatain jelek ataupun punya wajah yang lebih tua dari kakaknya. Selain itu dia diolok-olok dengan kata-kata bodoh, tidak bisa apa-apa. Andin selalu di remehka. Perundungan demi perundungan itu membuat Andin merasa takut dan selalu menangis. Andin mencoba bertahan karena masih ada beberapa teman yang menyayanginga. Pada akhirnya dia berhasil lulus setelah melewati rintangan tersebut.

Andin memutuskan untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi yaitu kuliah. Dia mengira bahwa dalam dunia perkuliahan dia akan lebih layak diterima karena Andin menganggap bahwa perkuliahan adalah lingkungan yang lebih dewasa. Namun prasangka tersebut salah, Andin tetap diremehkan oleh semua orang, masih saja dianggap tidak memiliki bakat, bodoh, maupun beban di kelas. Andin selalu menangis dan takut untuk melawannya. Andin memilih mengurung diri dan jarang bersosialisasi dengan siapapun karena dia merasa bahwa dirinya tidak layak diterima disana.


Kisah percintaannya pun tak jauh dari hal yg menyakitkan. Alasan utamanya masih saja fisik yang tidak cukup cantik. Dengan demikian Andin menghabiskan waktunya untuk bermain game dan melakukan hobinya yang lain. Andin tidak pantang menyerah untuk menjalani hidupnya. Andin percaya masih banyak orang di luar sana yang akan menerima dan menyayangi dirinya apa adanya.

Apa itu Bullying?

Bullying lebih dikenal sebagai perundungan atau penindasan. Bullying sendiri merupakan segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh satu atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain. Bullying bertujuan untuk menyakiti orang lain dan dilakukan secara terus menerus. Bullying tidak hanya menyakiti fisik seseorang tetapi juga psikolog dan mental seseorang yang bisa berakibat trauma berkepanjangan.

Mungkin sebagian orang sudah mengenal apa itu bullying dan sering melihat kasusnya di internet atau di lingkungan sekitar. Contoh bullying yang paling banyak ditemui adalah bullying sesama siswa di sekolah. Mungkin beberapa dari kalian juga pernah melihat langsung di tempat kejadian atau bisa jadi kalian termasuk salah satu pelaku atau korban bullying.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun