Dinding luar candi dipahat relief Khresnayana, Parthayana, Arjunawiwaha, Kunjarakharna, Anglingdharma, dan dongeng. Untuk mengikuti urutan cerita relief tersebut, pengunjung hendaknya berjalan mengelilingi candi searah jarum jam (pradaksana).Â
Relief Parthayajna dan Arjunawiwaha mengajarkan kita tentang keikhlasan dalam berbuat sesuatu untuk mencapai suatu tujuan, sedangkan relief Krisnayana menggambarkan raksasa Kalayawana mengejar Krisna.
Sejak tahun 2016, Candi Jago ditetapkan sebagai Bangunan Cagar Budaya Nasional berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 203/M/2016, bersama dengan Candi Badut.Â
Candi Jago buka setiap hari mulai pukul 07.30 hingga 16.00 waktu setempat. Candi ini terjaga kebersihannya serta dirawat secara berkala untuk menjaga kondisi fisik dan makna sejarahnya.
"Bangsa yang besar adalah bangsa yang tak melupakan sejarahnya." Ir. Soekarno. Marilah kita menjaga situs bersejarah untuk generasi yang akan datang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H