tahun demi tahun berlalu. Anak itu, dia tetap berusaha membantu ibunya walaupun bantuan yang diberikannya tidak ada apa-apanya. Dia sungguh sayang Ibunya.
Tiba-tiba terdengar kabar bahwa Ibunya sakit keras.
Semua keluarga memberinya saran A, B, C dan sebagainya. Dia bingung, sedih, di sisi lain dia harus fokus untuk bekerja. Dia heran, apakah aku kepala keluarganya? Bukankah kepala keluarga adalah laki-laki yang harus mengambil keputusan,serta  melindungi?
Ibunya semakin hari semakin lemah walaupun sudah diobati semaksimal mungkin yang bisa keluarga itu lakukan.
Sudah jatuh, tertimpa tangga. Masalah yang dulu bermunculan kembali. Di saat seperti itu, keluarga lainnya lagi-lagi mengambil kesempatan dalam kesempitan. Mengambil yang bukan haknya, menjatuhkan nama baik si anak, memburukkan si Anak di depan Ibunya yang sedang lemah.
Padahal anak itu luar biasa khawatirnya terhadap Ibunya.
Anak itu takut kehilangan Ibunya.
Anak itu rindu terhadap Ibunya.
Anak itu pun menanyakan kabar si Ibu hampir setiap hari.
di saat seperti ini, anak itu tak punya daya untuk mengenyahkan masalah yang terus menderanya.
tapi dia tahu, Allah selalu ada untuk menjaganya.