Mohon tunggu...
faradila alamri
faradila alamri Mohon Tunggu... -

ketika ku dengar adzan yang ku dengar hanyalah panggilan kiamat ketika kulihat salju yang kulihat hanyalah bulu beterbangan ketika kulihat belakang yang kulihat hanyalah hari perhitunganku -Sitti Rabi'ah Al-adawiyah-

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ketika Cintaku Membisu

23 September 2016   21:44 Diperbarui: 23 September 2016   22:00 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku : (mulai menunduk dan bekerja tugas dengan keheranan bahkan rasa gugup mulai menghampiriku)

Sejam tlah berlalu tugas-tugaspun telah selesai dikerjakan Denis mulai mengobrol dengan melontarkan poertanyaan-pertanyaan yang harus ku jawab.

Denis : Key kenapa kamu mengubah penampilanmu padahal kamu kemarin cakep looh ?

Keyla : aku baru tahu bahwa orang-orang hanya menilai penampilanku saja. Dan semua itu membuatku buta. Jadi aku mengubah kembali menjadi seperti yang dulu.

Denis : ia kamu benar. Kembali seperti yang dulu terdiam dalam misteri cintamu itu.

Keyla : maksudmu misteri cinta apa ?

Denis : bisa kah aku mengatakan sesuatu … ?

Tiba-tiba pacar Denis datang ia datang dengan manjanya dan mengeluhkan tugas-tugasnya yang banyak. Disitu aku terdiam dan karena tidak enak hati atau mungkin ada rasa cemburu aku pamit permisi dan meninggalkan mereka berdua.

2 minggu telah berlau aku hanya bisa melihat sahabatku bahagia bersama pacarnya. Aku kehilangan waktu untuk bersamanya lagi. aku sering mengerjakan tugas-tugasku di tempat yang sama dan biasanya dia sering datang dan menghampiriku. Tapi untuk kali ini tidak lagi. kini dia tlah berfokus kepada pilihan hatinya. Dan aku sadar bahwa sebaiknya kubiarkan saja cintaku membisu.

Aku memilih berfokus pada pendidikanku dan melihat senyum itu dari kejauhan ketika aku rindu. Aku mulai mencurahkan lagi semuanya dikertas putih harianku dan aku menulisnya dihalaman kampus ditempat biasa yang sering ku kerjakan tugas.

Ada selembaran kertas yang ditiup angin dan kertas itu terbang ke arah Romis dan Romis membacanya kertas itu bertuliskan tentang apa yang slama ini ku alami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun