Nama: Faradillah Nur Chairun Nisa'
NIM: 202010230311554
Overthinking. Pasti kata ini sering sekali muncul di mana-mana bukan? Dan pernahkah kalian memikirkan hal seperti skenario buatan sendiri di otak dan memunculkan asumsi negatif di pikiran kalian sendiri? Yap, hal ini sering terjadi di kalangan kita, bahkan kamu sendiri mungkin pernah merasakan overthinking ini.
Tapi apasih maksud dari overthinking ini sendiri?
Overthinking ini bisa diartikan sebagai salah satu distorsi kognitif mengenai perilaku atau kebiasaan yang bermasalah. Distorsi kognitif tersebut umumnya karena reaksi emosional seseorang sebagai tanda bahwa pemikirannya kurang rasional (Helmond 2014). Atau secara sederhananya, overthinking ini adalah dimana seseorang terlalu memikirkan suatu hal secara berlebihan, baik hal itu sudah terjadi, belum terjadi, ataupun hal yang akan terjadi.
Masyarakat Indonesia pun masih menggaanggap hal "overthinking" ini sepele, walau hanya sekedar terlalu banyak pikiran negatif tetapi hal ini mempunyai dampak yang sangat serius hingga bisa berakibat fatal pada diri kita.Â
Karena overthinking ini bisa menimbulkan rasa kekhawatiran dan kecemasan akibat skenario atau asumsi negatif yang diproduksi di otak dan bisa menyebabkan gejala psikologis yang lumayan serius seperti berubahnya mood yang tiba-tiba, kecemasan yang terlalu berlebihan hingga depresi. Dan beberapa scientist juga menambahkan jika overthinking dapat membuat bagian-bagian otak memproduksi rasa takut dan cemas (Petric, Domina. 2018).
Terdapat beberapa gejala utama karena terlalu sering overthinking yakni:
1.Suka tidak fokus
Contohnya, saat kita menghadapi suatu permasalahan. Kita tidak fokus untuk menghadapi masalah tersebut, dan juga tidak bisa fokus untuk mencari solusi. Kita malah hanya terfokus pada masalahnya saja dan semakin membuat asumsi negatif atau memikirkan hal yang tidak-tidak, sehingga  masalah tersebut tidak terselesaikan dan membuat masalahnya semakin rumit.
2.Sering merasa kelelahan
Saat kita overthinking, kita akan menguras pikiran dan tenaga dikarenakan berpikiran secara berlebih dan mengakibatkan stress. Tubuh akan menghasilkan suatu hormon kortisol yang bisa disebut juga hormon penghasil stress. Dan jika hormon kortisol ini diproduksi terus, akan membuat tubuh semakin kelelahan, seperti ketika Anda menjalankan mobil pada gigi yang salah, mungkin mobil Anda akan tetap bergerak tapi tidak terlalu jauh (Ries, Julia. 2020).
3.Suka menyalahkan diri sendiri
Sebagai contoh saat ingin mengambil keputusan, terutama pikiran dan otak pasti akan terus terbayang akan langkah putusan yang ingin diambil. Apalagi jika keputusan yang diambil salah dan tidak tepat, dampaknya suka menyalahkan diri sendiri dan membuat kepikiran terus menerus. Seharusnya saat kita salah mengambil keputusan, kita harus belajar dari kesalahan tersebut, tetapi jika kebanyakan overthinking pasti akan selalu merutuki diri akan bayangan jika berhasil dalam mengambil keputusan tersebut. Orang dengan sikap seperti ini, pasti akan terus menyalahkan dirinya dan selalu terbayang akan kesalahannya.
Overthinking memang susah untuk dilalui, tetapi hal seperti ini juga sangat bisa diatasi. Yuk kita kurangi overthinking dan mulai selalu berpikir positif kedepannya.
Terdapat beberapa cara untuk mengurangi overthinking yakni:
1.Sering mengucapkan kata positif pada diri sendiri
Kalian dapat mengatakan kata-kata semangat atau positif seperti "aku hebat" "aku harus percaya dengan hasil pencapaian ku" "aku tidak buruk dimata orang lain" "aku pasti akan baik-baik saja" "aku tidak boleh terlalu khawatir dengan banyak hal" "aku pasti bisa melakukan hal baik" dan banyak lagi kata-kata positif yang bisa dikatakan, dan afirmasi tersebut dapat membantu overthinking agar tidak semakin buruk. Seringnya selalu mengucapkan kata positif atau afirmasi ini juga dapat memaksimalkan energi positif yang ada di dalam diri (Hurst, Ketherine. 2019).
2.Istirahat
Ini adalah hal yang paling penting karena dapat mengurangi kegelisahan dalam diri. Seperti yang sudah dijelaskan diatas jika overthinking ini sendiri dapat menguras pikiran dan terlebih lagi menguras tenaga, maka dari itu tidurlah sebentar dan istirahatkan pikiran. Suatu studi menemukan bahwa waktu tidur berpengaruh pada peningkatan stress emosional hingga 30 persen. (Eti Ben Simon, Aubrey Rossi, Allison G. Harvey, Matthew P. Walker, 2019).
3.Jujur terhadap diri sendiri
Jujurlah pada diri sendiri jika ada yang membuatmu berpikir terlalu berlebihan, jujurlah mengapa kamu terlalu mengkhawatirkan hal tersebut. Jujur pada diri sendiri ini akan membantumu agar tidak overthinking, jika kamu sudah jujur terhadap diri sendiri kamu akan tersadar dan berpikir bahwa sebenernya overthinking tidak berguna dan hanya membuang-buang waktu dan energi saja. Setelah kamu melakukan jujur dalam dirimu, lalu evaluasilah dan mencoba untuk mengutarakan pikiran dan mulai berpikir lebih cermat untuk melakukan langkah selanjutnya yang ingin dituju.
Jika kamu sudah melakukan cara untuk tidak overthinking secara perlahan dan bertahap, kamu akan merasakan perbedaan dalam hidup kamu. Yang awalnya selalu membuang waktu dan sering membuat asumsi negatif, kamu akan jadi berubah untuk tidak membuang waktu dan energi mu itu dan menulai untuk selalu berpikir positif. Selalu semangat teman-teman semua!
Daftar Pustaka:
Domina, Petric.2018.Emotional knots and overthinking.
Ries, Julia.2020.Here's What Happens To Your Body When You Overthink.
Hurst, Ketherine.2019.How To Stop Overthinking And Overcome Anxiety Now.
Eti Ben Simon, Aubrey Rossi, Allison G. Harvey, Matthew P. Walker.2019.Overanxious and underslept. Nature Human Behaviour.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H