"apakah kalian paham tentang yang didiskusikan?"
"kami tidak paham pak, 29 atau 30 keduanya bagus bagi kami" ujar jamaah bagian sudut kiri
"kami lebih senang jika ramadan berakhir lebih cepat", ujar jamaah sudut sebelah kanan
"kami akan lebih afdol kalau berpuasa 30 hari", ujar jamaah bagian tengah
"kami akan bahagia kalau idul fitri tiba ada opor ayamnya", ujar jamaah barisan depan
"ada-ada saja", dalam hati pak ustadz. Pak ustadz pun mengambil kesimpulan, bahwasanya sebenarnya yang berbeda hanya dua orang, antara Noval dan Adanan.
Sementara Noval masih terlihat asik dengan gadgetnya, dia bersama dengan rekan-rekannya yang sepaham menunjukkan berbagai bukti kuat terkait dalil sebagai hari ramadan akhir malam itu.
Sedangkan Adanan terlihat bersama dua orang rekannya yang masih kokoh dengan pendapatnya, dia akan tetap berpuasa hingga tiga puluh hari lamanya.
Kesepakatan akhirnya diputuskan bahwa jumlah hari ramadan diserahkan kepada masing-masing jamaah. Karena masing-masing penentuan tersebut memiliki dasar yang kuat.
"Dalam rangka mengambil jalan tengah, pelaksanaan shalat idul fitri akan dilaksanakan setelah jamaah yang menjalankan puasa 30 hari selesai", tutup pidato penanggungjawab ramadan
Permasalahan penentuan akhir ramadan di luar negeri tidaklah mudah, jika di kita masih berbeda tentang hilal dan rukyat, maka di negara minorotas muslim justru kebijakan diambil berdasarkan pada kondisi negara terdekat.
Noval, Adanan, Agung, pak Ustadz dan jama'ah yang lain masih asik berdikusi sambil menuju ke tempat tinggal masing-masing.
***
Hari ketiga puluh pun tiba, kali ini kami bertakbiran bersama, baik yang menjalankan puasa 29 ataupun 30. Noval mengawal jalannya takbiran di malam itu, sementara Adanan bertugas sebagai penanggungjawab pelaksanaan shalat ied yang akan dihadiri oleh seluruh WNI yang beragama islam di Beijing.
Cahaya hilal terbelah di tirai bambu, merupakan pengalaman yang berharga bagi jamaah saat itu. Peristiwa yang biasanya terjadi di Indonesia juga telah nyata ada di negara lain yang minoritas muslim.
Seusai shalat ied, satu sama lain saling bermaafan. Noval, Adanan, Agung, Pak Ustadz, dan penanggungjawab ramadan berjabat erat, seolah melupakan perbedaan kemarin malam.