Diskusipun hening, saya malas untuk melanjutkan, daripada debat panjang mending saya diam, karena saya akui dia lebih menguasai materi, sementara saya memakai sarung hanya berdasarkan kebiasaan orangtua dan lingkungan tanpa tahu maknanya. Bahkan sarung sudah diklaim dari Indonesia, hingga kini saya pun penasaran siapa yang mengklaim itu.
Selanjutnya, saya coba mengamati kebiasannya, apakah Masudul seperti orang Indonesia yang mengidolakan sarung untuk aktifitas sehari-hari. Ternyata benar, dia menggunakan sarung untuk semua kegiatan seperti untuk selimut tidur, beraktifitas di dalam ruangan, shalat, ke kamar mandi, hingga hal penting lainnya.
Saya katakan pada Masudul, untuk musim panas kamu dapat menggunakan "Lungi", namun kalau musim dingin, kamu pasti tidak menggunakannya karena tidak ada Lungi yang tahan hawa dingin, kecuali dengan desain khusus. Diapun tersenyum sambil terdiam, tiada kata dari bibirnya.
Namun dia membukatikan bahwa rupanya dia tipe orang yang tidak mau kalah, disaat musim dingin tiba, dia juga tetap menggunakan sarung dibagian luar, meskipun di bagian dalam menggunakan long john, sayapun tertawa dengan tingkah Masudul yang lucu itu.
Suatu di pagi hari, ketika shalat subuh saya membangunkan Masudul untuk shalat pada pukul 05.00 CST. Karena terkaget dia langsung bangun dan "Gubrakkk"! dia terjatuh dan terdengar bunyi "Lungi" sobek dari ketinggian 2 meter, "Lungi" yang melekat dibadannya tersangkut dikerangka Kasur, tidak hanya terjatuh, dia juga terpelintir dan terhempas ke bawah, sarung kebanggaanya robek. Dia kesakitan, namun justru kami tertawa bersama-sama.
Sayapun menyindirnya, "ternyata kekuatan sarung ciptaan negeri Bangladesh yang terkenal hebat dengan segala ekspornya itu tidaklah sekuat yang dibicarakan, buktinya tidak dapat menopang tubuhnya yang gembul". kata saya
Dia pun tertawa terbahak-bahak sambil menahan rasa sakit mendengar perkataan saya, kemudian bergegas mengambil wudhu dan melaksanakan shalat subuh berjamaah. Masudul tidak lagi memakai "Lungi" andalannya itu, namun menggunakan celana training yang dia gunakan untuk tidur. Iya, training pelapis dalam sarung.
Kini Masudul sudah selesai kuliahnya, perjuangannya yang luar biasa hanya tidur 2 jam setiap hari membuahkan hasil, Masudul menjadi lulusan terbaik di jurusannya dalam waktu tepat 2 tahun. Dia pernah berjanji untuk liburan ke Indonesia bersama dengan keluarganya.
Ketika kami akan berpisah, saya mengantarkannya hingga ke pemberhentian bus menuju akses arah bandara internasional Beijing.
Tiba-tiba, dia memberikan hadiah sarung kepada saya. Dia mengatakan bahwa sarung itu khas dari Bangladesh, "kali ini sarung yang diberikan sangatlah kuat, tidak seperti yang dia gunakan kala itu". Ujarnya
Robeknya "Lungi" Masudul menjadi segenggam cerita sesama penggemar sarung. Sarung yang mendunia, hingga saat ini belum tahu dari mana dia berasal merujuk pada diskusi saya dengan Masudul. Meskipun dalam laman Wikipedia semua sudah terlihat jelas.
Terimakasih Lungi nya, Masudul.
Semoga bermanfaat
Copyright @fqm2020
References